Bismillah....🤲🥰
Happy Reading.....
*
*
*
Matahari sudah tenggelam, hari pun berganti malam . Suasana di Rumah Sakit cukup ramai, Bik Rumi masih setia menunggu kabar sambil melihat sekeliling nya mecari sosok yang tak kunjung datang.
Namun saat itu Dokter pun keluar sambil membawa peralatannya..
"Dok bagaimana keadaan Nona Nara?" tanya Bik rumi.
"Syukurlah anda cepat membawa nya kesini, kalau tidak pasti akan sangat berbahaya bagi pasien karena urat nadi yang hampir putus oleh sayatannya, pasien baik - baik saja tapi belum sadarkan diri kami tidak dapat memastikan kapan pasien akan sadar, " jawab Dokter tersebut dengan ramah.
"Apakah saya boleh masuk?" tanya Bik Rumi sekali lagi.
"Silahkan, tapi jangan mengganggu pasien kalok pasien sudah sadar panggil saya untuk memeriksa lebih lanjut kami permisi dulu!" ucap Dokter tersebut lalu meninggalkan Bik Rumi.
Bik Rumi segera memasuki ruangan tersebut, dan melihat tubuh Nara yang terbaring lemah dengan tangan yang di perban.
"Kamu kasihan sekali Non, orang tuamu memang tidak punya hati nurani, " guman Bik Rumi memegang tangan Nara
✈️✈️✈️
Di sisi lain, Seseorang yang di nantikan kini sudah lebih dari satu jam di dalam pesawat membuat nya merasa semakin cemas.
"Za tenangkan dirimu , jangan seperti ini... sabar dulu kita hampir sampai di bandara selanjutnya, " ucap Temannya.
"Aku tidak bisa tenang Al,, Adik aku dalam keadaan kritis , belum ada kabar apapun dari bik rumi, " jawab nya.
Jam selanjutnya , pesawat berhasil mendarat dengan selamat. Para penumpang turun dengan tertib dan di bantu oleh para pramugari yang ada di sana.
Pria tersebut langsung menaiki mobil yang sudah di siapkan bersama teman - temannya , dengan kecepatan tinggi ia menancap gas menuju rumah sakit yang sebelumnya sudah di kirimkan lokasi oleh Bik Rumi, tak ada sepatah kata pun keluar dari mulutnya suasana menjadi hening.
Mobil yang di kendarai ia bagaikan seorang pembalap yang tidak memakan waktu lama untuk sampai di halaman rumah sakit, dengan tergesa - gesa ia masuk kedalam dan bertanya kepada salah satu Suster yang menjaga.
"Sus dimana ruangan pasien yang bernama Gadis Adonara?" tanya nya.
"Ruangan Nona Gadis Adonara ada di ruangan melati nomer 34, " jawab Suster tersebut.
Tanpa pikir panjang, ia berlari kesana dengan di ikuti oleh semua temannya, setelah menemukan ruangan adik nya ia langsung menerobos masuk ke dalam.
"Adek!!" Ia langsung menghambur ke arah Adik nya yang terbaring.
Bik rumi yang sedari tadi terus memandang Nara yang sedang tertidur, kini pandangannya teralihkan oleh suara yang tak asing baginya.
"Tuan Muda Reza. " ucap Bik Rumi.
Ya! Dialah Reza William saudara kandung dari Gadis Adonara atau singkat nya Nara. Nara memiliki empat saudara tiga laki - laki dan satu perempuan yang bermarga William. Ayah nya atau biasa di panggil Dady berumur 50 tahunan memiliki nama Jonathan William, sedang kan Momy nya memiliki usia yang hampir sama dengan Dady nya, namanya Johanna William, sedangkan Kakak pertama berumur 25 tahun yang bernama Arzan Ravindra William, sekarang menjadi CEO perusahaan dan merajut S2.
Sedangkan Kakak kedua juga laki - laki yang berumur 22 tahun bernama Galen Pratama William ia juga masih kuliah dan terkadang mengikuti kakak pertama nya untuk mengurus perusahaan.
Kakak ketiga yang berumur 21 tahun tentu adalah Reza William, hanya Reza yang memiliki pekerjaan berbeda dengan saudara nya yang lain, karena sedari kecil ia mengikuti mendiang nenek nya yang dulu memilik sebuah Cafe kecil namun dengan hasil kerja keras nya Reza pula Cafe tersebut masih ia kelola sampai sekarang dan dengan penghasilan nya, itulah yang di pakai untuk kuliah selanjutnya , sedangkan Kakak yang keempat bernama Jennifer Merrie William , umur nya tak jauh berbeda dengan Nara dan ia juga masih kuliah dan satu kampus dengan Nara.
Sedangkan yang terakhir adalah Gadis Adonara, dia tidak memakai marga Ayah dan Ibunya , hanya dia sendiri karena keluarganya terlalu malu untuk menganggap nya.
Kenapa harus malu???
"Bik Rumi apa yang terjadi dengan Nara?" tanya Reza , tanpa di sadari air matanya jatuh tanpa izin.
Teman - temannya yang ada di sana heran melihat Reza menangis karena selama ini ia tidak pernah menangis di depan mereka, ia selalu bersifat dingin , datar dan juga cuek.
Ternyata benar apa yang di katakan oleh orang, sekuat - kuatnya diri kita sedingin dan Sedatar apapun kita pasti akan menangis dan lemah bila satu - satunya orang yang kita sayangi lemah tak berdaya . Oleh karena itu hargailah orang yang benar - benar tulus dan sayangilah orang yang selalu bersama kita ,yang selalu merangkak bersama kita dari Nol hingga sekarang , karena orang yang benar - benar tulus hanya datang satu kali dalam hidup kita.
"Non Nara hampir bunuh diri tuan, hiks .. " jawab Bik Rumi ikut menangis.
Sontak saja Reza kaget mendengar nya. "Bunuh diri karena apa bik? Apakah selama saya tidak ada Nara selalu seperti ini?" tanya nya.
Dengan berusaha menahan tangis nya, Bik Rumi menganggukkan kepalanya tak kuat untuk menjawab lagi.
"Ceritakan semuanya bik, dan siapa pelakunya?" tanya Reza.
"Tenangkan dirimu Tuan, nanti kalok sudah tenang akan saya ceritakan semuanya , cerita yang sangat panjang!" ucap Bik Rumi.
"Baiklah. "
"Tuan muda istirahat saja! Mungkin capek baru pulang. Oh ya apakah Non Nara mau di pindah kan keruangan yang lebih nyaman? Supaya kita lebih leluasa?" tanya Bik Rumi.
"Saya akan mengurus nya sekarang." Reza keluar menuju resepsionis Rumah Sakit, ia meminta untuk memindahkan Nara keruangan VVIP , setelah mendapat persetujuan, Reza kembali keruangan umum yang di tempati oleh Nara.
"Setelah ini Nara langsung di pindahkan, siapkan semua barang yang bibik bawa!" ucap Reza.
"Baik tuan."
Reza duduk menunggu di luar bersama teman - temannya , ia menyenderkan kepalanya di sandaran kursi tersebut.
"Aku nggak nyangka,ternyata orang yang sangat bengis dalam bertarung bisa menangis, " ledek Bima temannya.
"Terserah kamu saja Bim, aku lelah..." balas Reza.
"Za, kita kembali ke Mansion dulu ya nanti kalok kamu butuh teman bisa panggil kita, " ujar Ethan.
"Iya Za, kita juga mau ganti pakaian sekaligus bersih - bersih, " ucap Aldo.
"Yasudah, kalian istirahat saja dan terimakasih buat hari ini kalian sudah menemani, " balas Reza.
"Tentu,, kita selalu bersama, " ujar Bima.
Setelah berpamitan ketiga temannya langsung pergi , sedangkan Reza menunggu Nara yang sedang di pindahkan, setelah di pindahkan Reza masuk ke dalam ruangan yang sudah aman dan nyaman untuk Nara.
"Bik katanya mau cerita semuanya? " ucap Reza.
Bik Rumi mendekat, dan duduk di sebuah sofa yang di siap kan di ruangan tersebut.
"Tuan, sebelum nya saya minta maaf bila belum bisa menjaga Non Nara ,karena Tuan Jonathan tidak mengizin kan saya untuk membantu Non Nara. Bukannya saya tidak mau tapi takutnya nanti saya di pecat, orang desa butuh gaji dari saya Tuan, " ungkap Bik Rumi menunduk.
Reza mengangguk. "Tak apa bik, bibik fokus saja bekerja biar Nara saya yang urus, tapi ceritakan semuanya!"
Bik rumi mengangguk, ia mulai menceritakan Reza kenapa Nara malu di akui sebagai anak nya?
#Flash Back On
Nara adalah bayi yang pernah cacat ketika di lahirkan, ia pernah terkena ROP stadium V ketika Jonathan mendapat penjelasan dari dokter ia merasa enggan untuk merawat Nara dan lebih mementing kan urusan bisnis bersama sang istri tercinta.
Pada saat itu, seorang nenek atau Ibu Anggie orang tua dari Jonathan merasa kecewa mendengar penuturan anak nya yang lebih memilih kerjaan di banding kesembuhan anak nya . Ia memilih untuk meninggalkan rumah mewah untuk sementara bersama dua cucunya yakni Si Bayi kecil Nara dan Reza , waktu itu Reza masih berumur 7 tahun dan baru memasuki sekolah dasar.
Ibu Anggie menyewa kontrakan kecil, dan berusaha membangun Cafe kecil - kecilan hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari. Empat minggu kemudian Si bayi kecil Nara di bawa oleh nenek nya kerumah sakit dan mulai menjalan kan pembedahan pada retina matanya , nenek nya merasa bahagia Nara bisa tumbuh dengan normal.
Beberapa tahun kemudian Nara beranjak dewasa bersama sang kakak, Reza sangat menyangi adik nya bahkan ketika bermain bersama Nara sempat bertanya.
"Kak Reza kenapa tidak ikut Dady sama momy dan lebih memilih tinggal di sini? " tanya Nara membuat Reza menghentikan permainannya
"Kakak lebih suka kebebasan dek, kalok kakak tinggal kakak selalu di tuntut untuk sempurna, " jawab Reza.
Nara terdiam , apa maksud nya di tuntut untuk sempurna ? ia tak faham dengan sifat asli keluarga nya.
Di tahun berikut nya,ketika Nara sedang berada di kampus Nara mendapat kabar bahwa sang nenek di masuk Rumah Sakit dan ternyata mempunyai sebuah penyakit yang tidak pernah di ketahui oleh semua keluarga nya, termasuk Nara dan juga Reza.
"Apa yang terjadi dengan nenek?" tanya Nara kepada dokter yang ada di sana.
"Ibu Anggie sering datang ke saya untuk meminta obat dari penyakit nya namun saya tidak begitu faham setelah di periksa ibu anggie salah mengonsumsi obat dan menyebabkan penyakit nya semakin parah,kemungkinan besar kami tidak bisa melakukan apa - apa intinya kalian tetap berdoa saja supaya ibu Anggie selamat, " ujar dokter tersebut.
Baru saja dokter itu berpesan kepada Reza dan Nara , Ibu Anggie berbicara perlahan ke arah Jonathan.
"Jonathan,, biarkan Reza dan Nara tinggal di rumah mu ,tolong ikuti keinginan ibu!" ucap nya yang membuat yang lain terkejut.
"Baiklah jika itu kemauan ibu, " jawab Jonathan langsung mengiyakan.
"Mas, maksud mu apa?" bisik Hanna.
"Udah kamu diam saja , turuti dulu keinginan nya setelah dia meninggal baru kita bisa melakukan semuanya, " jawab Jonathan tidak memperhatikan ucapan nya bahwa ia menantikan ibunya meninggal ? sungguh durhaka!!
Kemudian pada saat itu Jonathan dan yang lain telah kembali ke rumah masing - masing kecuali Reza dan Nara, mereka berdua selalu setia untuk merawat nenek tersayang mereka.
"Nak Reza..." panggil nya lemah , wajah nya begitu pucat karena penyakit nya.
"Iya nek, mau nenek apa akan Reza ambil kan atau nenek ingin sesuatu yang di beli?" tanya Reza tak bisa membendung air matanya.
"Tidak nak, nenek hanya ingin berpesan jaga Nara baik - baik jangan pernah buat dia terluka kamu adalah kakak yang yang paling nenek percaya, berjanjilah sama nenek!" ucap Ibu Anggie
"Iya nek aku berjanji, apapun itu reza siap berkorban demi Nara, " jawab Reza mantap.
Setelah menjawab nenek nya, tiba - tiba layar monitor berbunyi dan menunjukkan garis lurus berwarna hijau , dokter dan para suster lainnya mengambil alat kejut untuk mengembalikan detak jantungnya.
"TIDAK..!!NENEK..!!!" seketika Nara berteriak histeris.
Reza langsung merangkul sang adik kedalam pelukannya saling memberikan kekuatan.
"Nenek hiks..jangan tinggalin nara hiks.." tangis nya tak terbendung lagi, ia menangis sekeras - keras nya , ketika dokter berhenti tidak ada harapan lagi yang harus ia lakukan berikutnya.
"Kami sudah tentukan kapan waktu meninggal nya , mohon ikhlas kan untuk nenek anda tuan ia pasti akan tenang di sana, " ucap Dokter tersebut.
Setelah dinyatakan meninggal, Jonathan dan yang lainnya berdatangan menuju rumah sakit melihat Jenazah Ibu Anggie yang sudah siap untuk di makamkan.
Setelah dimakamkan, Jonathan mengajak semua untuk kembali kerumah. Nara pun ikut bersama Reza namun saat di rumah, Reza ada telpon mendadak dari seseorang dan terpaksa untuk pergi meninggalkan Nara seorang. Sungguh hati Nara sangat sedih baru saja di tinggal kan oleh nenek nya dan sekarang kakak nya yang harus pergi karena hal mendadak.
Waktu berjalan begitu cepat, baru dua hari Reza pergi , Nara sudah mendapatkan berbagai siksaan dari keluarga yang tidak menganggap nya.Bahkan karena kesalahan kecil pun Jonathan sampai mencambuk Nara dan di tuduh habis - habisan oleh ibunya Hanna , bahwa Nara lah yang menukar obat tersebut, bagaimana bisa? bahkan Nara saja tidak tau...
Siapakah kira - kira pelakunya???
#Flashback Off
Setelah mendengar cerita tersebut betapa hancur perasaan Reza, menyesal? Iya , dia menyesal meninggal kan adik nya karena urusan lain. Namun apa gunanya ia menyesal? Semua sudah terjadi.
Ia menangis di depan Bik Rumi, Bik Rumi yang melihat anak majikannya menangis ada rasa iba dalam dirinya , karena rasa sayang Reza kepada Adik nya terlalu besar sehingga membuat nya sangat lemah setelah ia tau kejadian sebenarnya.
"Dan tadi pagi Nona Nara menyayat tangan nya setelah di tampar dan di rendam paksa oleh Tuan Jonathan, " lanjut Bik Rumi, kenyataan itu membuat Reza semakin sedih ia tak mampu mengatakan apa - apa selain rasa marah yang bergejolak dan menyimpan rasa dendam terhadap Ayah nya , marah bercampur sedih itu terlalu menyakitkan bagi Reza William.
Seperti yang dikatakan oleh temannya Bima , Reza yang bengis dalam bertarung kini ia pun menangis lemah karena seorang adik dan malam lah yang menjadi saksi . Kenapa Reza bisa bengis? kerjaan yang sebenarnya apa?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
@💞Lophe💝💗💓🤵👰
Nara masih bisa di selamatkan karena tidak telat membawa Nara ke rumah sakit
2023-06-09
1
Aku dan kamu selamanya😍💏💑👪
Ternyata Nara masih selamat walau belum sadarkan diri
2023-06-09
1
𝐀⃝🥀Jinda🤎Team Ganjil❀∂я🧡
Yo jelas itu akal-akalan komplotan ne Jonathan sapa meneh mesti pengin cepet nenek Anggie mati terus hartanya dikuasai karena si Nara bagai benalu makanya disiksa begitu
2023-06-08
1