Bab 5

Sang suami yang mengetahui hal ini, terlihat sangat bersalah karena ulahnya sang istri menangis.

Padahal sejatinya, yang membuat menangis adalah sang gadis terharu karena kisahnya begitu pahit dan kini mendapatkan kasih sayang yang luar biasa dari sang suami.

"Baby, apa aku menyakitimu?" tanya Sam cemas.

"Tidak, aku hanya terharu ketika kau berada dalam kehidupanku dan berjanji selalu bersamaku tanpa adanya hal lain, kau menjadikan dirimu berbeda dan aku sangat sayang padamu."

Sang istri memeluk tubuh sang suami. Sang suami yang sedang menyetir, terlihat menghentikan mobilnya dan menenangkan sang istri.

"Aku tidak tahu apa yang ada di dalam hatimu, tetapi rasanya pasti sakit, aku akan bersamamu."

Sang suami memeluk tubuh sang istri dan memberikan dukungan penuh padanya.

Dia tidak akan membiarkan sang istri jatuh ke dalam lembah keterpurukan yang makin dalam.

"Hiks, sayang aku tahu kau pasti ingin mengejekku."

"Eh, mana ada seperti itu, pasti aku hanya akan menc u bi t pipi."

"Hm, sayang. Kau sangat baik."

"Iya, kita lanjutkan perjalanan ke tempat yang kau suka. Akan tetapi kau harus berjanji tidak nakal lagi," ungkap sang pria.

"Iya, aku berjanji tidak akan nakal."

Akhirnya sang istri mau menjadi orang yang penurut, sang suami meminta izin kepada sang istri agar bisa langsung tancap gas.

Sang istri mengangguk dan akhirnya mobil itu melaju santai menuju tempat yang dimaksud.

...

Di sampainya di tempat yang dimaksud ..

Sang istri tersenyum saat mendapati tempat kesukaannya.

Dia sangat mencintai sang istri hingga mampu memberikan segalanya, dia membuat suami istri tercengang dengan memberikan kejutan berupa saran selama datang dari salah satu karyawan tempat itu.

Sang istri mendapatkan pelayanan bak putri raja, dia disambut dengan beberapa karyawan yang harus memberikan bunga dan menawarkan diri untuk membuka pintu.

Cha-cha dengan senang hati mengikuti apa yang direncanakan oleh sang suami, dia turun dari mobil yang sudah berjalan melalui karpet merah menuju tempat yang diinginkan oleh seorang istri.

Sang wanita yang telah menjadi istrinya itu, di bawa kesebuah tempat yang sangat indah yaitu danau dengan dekorasi memukau.

"Kau suka?"

"Iya, sangat suka. Ini danau yang sangat aku ingin lihat, begitu jernih dan ada beberapa orang yang menjadi pengendara kuda, aku suka sayang."

"Mau naik kuda?"

"Tidak, aku hanya merasa jika itu berbahaya."

"Aman sayang, tenang saja."

"Oh oke, aku akan coba."

Sang istri setuju naik kuda, dan dia bersama sang suami mencobanya, naik kuda dengan keberanian yang minim.

"Terima kasih Sam, kau tahu apa yang aku mau."

"Sama-sama, aku merasa tidak bisa melakukan apapun jadi saat kau berterima kasih, rasanya sangat sakit karena aku belum membahagiakan kau."

"Menjadi istri yang penurut adalah salah satu kunci aku mau menikah, karena kau sudah baik padaku, apalagi setelah mengetahui masa laluku, kau tidak kabur."

"Tidak akan, kita akan bersama sampai akhir hayat kau tahu? aku juga merasakan semuanya, aku tidak suka kau bersedih. Jadilah kuat!"

"Maaf sayang, aku tidak bisa menjadi istri yang baik."

"Tidak seperti itu, kau juga luar biasa."

Keduanya sedang dalam pekerjaan dan lupa jika ada kamera pengawas

"Oh ini, tempat pria itu berada," ucap seorang wanita yang masih cantik.

Dia berada di tempat itu, seorang wanita yang sangat mencintainya.

.

.

.

Terlihat sangat jelas kebencian dimatanya, dia hampir saja tidak bisa melakukan apapun karena kecemburuannya yang berlebihan.

Mantan istri Samuel yang selama ini sangat menyiksa batin si duda.

"Aku memang tidak suka dia menikah lagi, hanya saja gadis itu sepertinya baik. Hm, apa aku tes saja ya?"

Sang gadis ingin merencanakan sesuatu yang akan menjadikan segalanya menjadi lebih baik lagi.

Dia datang kepada sang gadis yang baru saja turun dari kuda.

Sang mantan istri, terlihat pura-pura menabrak Cha-cha.

"Aduh! Apa yang kau lakukan?" tanya mantan istri yang merasa jika menjadi seorang yang pura-pura menabrak Cha-cha.

Cha-cha terlihat kebingungan dengan apa yang menimpanya karena tiba-tiba saja ada seorang wanita yang tidak dikenal berada di sekitarnya.

Samuel menoleh ke arah sang wanita yang menabrak sang istri, dia tahu sosok itu dan meminta sang istri menjauh.

Dia tidak berkata sedikitpun.

"Ada apa?" tanya sang istri merasa aneh dengan semua ini.

"Aku hanya tidak suka dengan wanita tadi."

"Kau kenal dengannya?"

"Tidak."

"Lalu? Bagaimana kau bisa tidak suka?"

"Ada hal yang aneh dari wanita itu yang membuatku kesal."

"Apa dia mantan istrimu?"

"Kurang lebihnya iya, aku tak suka kau bahas dia. Lebih baik kita pergi ke tempat lain yang lebih bagus. Daripada di sini sangat tidak romantis."

"Kau masih menyukainya?"

"No baby, dia sudah sangat membebani hidupku, aku tidak suka ataupun masih menaruh hati padanya, hanya saja terlalu menyebalkan menjadi seorang wanita yang selalu muncul di hadapanku."

Samuel mengajak sang istri menuju resto yang ada di sekitar danau itu.

"Sam, ada apa? kau murung?"

"Dia membuatku badmood."

"Hm, apa aku harus melabraknya?"

"Tidak perlu, dia itu memang suka membuat masalah, jangan sampai mantan istriku mendekatimu, pasti dia akan membuat keributan."

"Iya, aku tidak akan dekat dengannya."

Sang suami meminta istrinya duduk di tempat yang dekat dengan pemandangan danau..

"Sayang, aku duduk di sini, ada kejutan untukmu."

"Oh, apa itu sayang?"

"Ada nanti."

"Oke."

Sang suami terlihat berjalan menuju arah dapur restoran itu, entah apa yang akan dia lakukan, hanya saja dia merasa sangat senang kala sang suami memberikan kejutan padanya.

Beberapa menit berlalu, Cha-cha terkejut akan kehadiran mantan istri sang suami.

"Halo? boleh aku duduk di sampingmu?"

"Hm."

Cha-cha terlihat sangat malas, dia tidak suka menjadi orang yang munafik.

Dia memang tidak suka dengan kehadiran wanita Lucknut itu.

"Dimana suamiku, eh suamimu?"

"Ada di sana."

"Oh, kau bilang di sana, tapi memalingkan wajah, apakah kau takut suamimu aku rebut lagi?" Sang mantan istri yang sangat tidak tahu diri, tapi kan kapasitas tertentu soal yang lain.

Untung saja, Cha-cha tidak terlalu menanggapinya dengan serius.

Dia akan terlihat beranjak dari tempat duduknya namun dihalangi oleh sang wanita.

"Aku tahu telah membuatmu terganggu bukan kehadiranmu tapi jangan hanya kau harus terima kasih terhadap karena tanpa aku, suami pasti akan hilang arah. Coba tanya kepada suamimu, bagaimana cara dia mencintaiku dan memberikan segalanya tanpa rasa pamrih!"

Istri sah angkat bicara," Kisah mu, bagaimanapun indahnya hanyalah sebagai masa lalu dari suamiku, apa bagusnya jika diceritakan kembali? yang harus kau tahu adalah aku dan suamiku sangat bahagia, jika kau merusak kebahagiaan yang silakan saja jika kau bisa! aku memberikan peringatan kepadamu jangan pernah lagi muncul di hadapan kami!"

*****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!