dalam kamar minimalis bercat putih itu, selfie sedang melakukan kegiatan rutinnya. yaitu membaca. gadis ini selalu membaca hampir tiap harinya. semua buku. dari ilmu pengetahuan, komik, novel dan buku lainnya pasti akan ia baca. jadi siapa sangka gadis ini menjadi terlalu pintar. Ia mengenakan baju kaos hitam dengan celana selutut dan rambut yang di biarkan terurai menambah kecantikannya.
Saat ini keluarganya sedang makan malam di ruang makan. jangan tanya mengapa selfie masih berada di dalam kamar saat jam makan malam. ia tidak bergabung, lantaran ayahnya tidak suka jika satu meja bersamanya. jadi gadis itu harus menunggu mereka selesai.
memang tidak adil. dunia saja sudah tidak adil, jadi yang harus ia lakukan adalah terbiasa.
"mereka sudah makan belum ya? dah laper nih." gadis itu memegang perutnya yang berbunyi sejak tadi. ini sudah lewat dari satu jam lebih dari waktu makan malam.
"atau gue kesana aja ya, siapa tau mereka sudah selesai dari tadi."
Ia menutup buku dan menaruhnya di rak buku yang tersedia di kamarnya. gadis itu melangkah keluar dari kamar.
sunyi. hanya itu yang menemaninya sepanjang jalan menuju ruang makan. namun, setelah sampai ia bisa mendengar canda tawa dari dalam ruangan itu. ia mencoba mengintip sedikit, penasaran dengan gelak tawa dari dalam.
namun, Lagi-lagi ia harus menghela nafas dan menelan kekecewaan saat melihat ayahnya mengelus kepala karina dengan sayang. tangan selfie terangkat, mencoba melakukan hal yang sama pada dirinya. ia benar-benar haus akan kasih sayang kedua orang tuanya.
cemburu?. Itu sudah pasti, akan tetapi ia tetap menormalkan perasaan dan meyakinkan dirinya bahwa suatu hari nanti pasti keluarganya akan menerimanya dengan tulus.
Suasana di ruangan itu pun berubah ketika ia masuk. awalnya yang tadi terdengar canda tawa sekarang berubah menjadi hening. ya, benar-benar hening sehingga selfie merasa sedang berada di perpustakaan.
tidak ingin berlama-lama di sini, selfie memutuskan mengambil piring dan sendok. namun, saat ingin mengambil lauk di meja makan, betapa kagetnya ia saat tidak mendapatkan satu pun makanan yang tersisa.
" ma, makanannya habis? Mama ada menyisakan untukku sedikit kan?."
" haha....upss, maaf aku kesenangan sampai menghabiskan semua lauknya." selfie reflek menoleh ke arah karina yang sedang tertawa mengejek.
" kenapa? Aku hanya minta sedikit, kamu seharusnya tidak memakan semuanya." sebisa mungkin selfie mengontrol emosinya. bahkan nada suaranya tadi tidak terdengar seperti orang yang sedang kesal.
tapi, sepertinya orang-orang memiliki sudut pandang yang berbeda.
"jaga bicara kamu!....karina anakku! terserah dia mau menghabiskannya atau tidak, kamu tidak berhak mengaturnya!"
selfie menutup matanya. sudah ia duga kalau sang ayah akan tersinggung.
"aku juga anakmu."
suasana yang mengubah atmosfer membuat sarah tidak tau harus kudu ngapain. apalagi saat ini ia lihat dengan sangat jelas kalau selfie sedang di sudutkan.
"selfie, maaf mama hanya masak sedikit kamu bisa makan di luar untuk malam ini." selfie sudah menduga kalau malam ini ia akan makan di luar lagi. mungkin, hanya bisa di hitung dengan jari ketika selfie makan malam bersama mereka.
sarah selalu beralasan memasak sedikit, padahal selfie tau kalau mereka sengaja agar dirinya tidak ikut makan bersama.
"aku tidak punya cukup uang, ma." suaranya sedikit bergetar ketika mengatakan itu.
"saya tidak peduli itu urusan kamu! masih baik saya mengizinkanmu tinggal di rumah saya. kalau urusan makan kamu, itu bukan urusan saya." suara yang lantang itu membuat selfie tidak mampu menatap mata ayahnya.
selfie memaksakan senyuman. ya, seharusnya dia tidak berada di sini. mungkin sejak awal. "iya, aku masih punya uang sedikit, kalau begitu aku akan makan di luar, aku permisi."
" jijik, memang mau makan apa? aku tau uangnya tidak lebih dari 10 ribu." karina meneguk air kemudian beralih memandang orang tuanya.
" ma, pa lebih baik kita nonton TV aku juga ingin menceritakan hari ku di sekolah dengan kalian." ajaknya dengan suara manja dan di sambut dengan senyuman hangat oleh kedua orang tuanya.
" tentu , papa dan mama akan selalu mendengarkan cerita kamu, sayang." Imbuh sang ayah mengelus rambut dan pipi karina dengan penuh cinta .
"mendengarkan? Adakah dari kalian yang mau mendengarkan ceritaku?." ia berkata dengan suara yang kecil sambil tersenyum kecut. melangkah keluar dari ruangan yang penuh dengan jarum penusuk dada.
udara malam begitu dingin dan untungnya selfie sempat mengambil jaket. Sepanjang perjalanan, orang - orang menatapnya dengan tatapan tidak suka karna memakai alat bantu dengar.
selfie tersenyum pada orang-orang yang menatapnya sinis, walau ia tau tidak akan mendapatkan senyuman balik.
tempat yang menjadi tujuannya hanya warung. tidak mungkin ia pergi ke tempat lain dengan uang yang hanya 10 ribu kan?
"apa gue kembali aja ya ke rumah kakek?" gumamnya dan terus berjalan pelan.
"gak jadi deh, nanti nancy marah lagi." ia terkekeh ketika mengingat nancy. pasti gadis itu sedang makan enak bersama keluarganya.
...🌿...
"mie rebus lagi ya? sepertinya emang hanya bisa itu. uang ku hanya tersisa 10 ribu saja." ia menghela nafas berat ,sangat membosankan makan mie instan terus menerus. tapi, apa lagi yang harus ia makan dengan harga yang murah?
" buk mie rebus satu ya." setelah memesan, ia duduk di bangku belakang warung itu. tak lama, terdengar seseorang yang juga ikut memesan. suara yang sangat familiar.
"buk, nasi goreng satu ya." orang itu hendak duduk, tetapi terkejut ketika melihat selfie di sana.
"gak makan di rumah lagi?." tanyanya yang tak lain adalah nancy. gadis itu langsung mendaratkan bokongnya tepat di samping selfie.
"begitulah..... Lo ngapain makan di sini?"
"ortu gue gak pulang, katanya besok baru pulang makanya gue ke sini dan malah ketemu lo."
" btw lo pengen banget ya ketemu sama gue, padahal baru tadi sore ketika berpisah." selfie memicingkan matanya.
"ehh carrot, lo jangan lupa kita sering ketemu ya. pagi sampe siang sekolah, sore olahraga, malam sering keluar bareng." balas nancy sambil melipat tangan di dada.
" heheh... bercanda kok."
sepertinya itu adalah obrolan terakhir mereka sebelum mie rebus selfie datang. mie yang masih mengeluarkan asap itu menjadi perhatian keduanya. nancy menghela nafas kasar, rasanya ia tidak ingin melihat selfie terus-terusan memakan makanan instan itu
"kenapa mie rebus? pesan yang lain aja, nasi kek."
"sesuai dompet gue nanc, lo tau kan gue miskin." balasnya sambil meniup mie dan langsung memakannya .
"padahal bokap lo kaya." nancy mengepalkan tangannya. dia tau betul tentang kehidupan selfie. dan karna itulah membuatnya membenci orang tua dan juga saudara selfie .
"udah hentikan! gue beliin lo nasi kuning aja, gue tau lo belum makan nasi." selfie yang mendengar itu serentak menoleh ke nancy. jika di tanya senang, tentu saja dia sangat senang .
"buk ambil aja mie rebus nya, dan bawakan nasi kuning ya."
"eh jangan nanggung banget loh." tolak selfie yang masih ingin memakan mienya
"terima atau gue gak jadi beliin!"
selfie tersenyum kaku." iya , iya."
"makasih nancy gue mau nangis gara - gara lo." ucapnya sambil membuat wajah sesedih mungkin.
" lebay lo."
setelah selesai dengan makan dan obrolan singkat, mereka memutuskan untuk berjalan dan singgah di taman sebentar sebelum pulang.
sebenarnya nancy tidak mengiyakan permintaan selfie karna cuaca yang sedikit tidak bersahabat. tapi, selfie membujuknya dan berkata kalau dia lebih menyukai cuaca ini dari pada di dalam rumah yang terasa lebih hangat.
"gue cari kerja aja kali, ya? gak mungkin gue dapat duit tiap hari dari ortu." selfie memang jarang sekali dapat uang dari orang tuanya . kalaupun dapat, pasti itu hanya sebulan sekali. paling banyak 100 ribu dan sebagian dia tabung. beda dengan karina yang hampir tiap hari mendapatkan uang yang banyak.
"kenapa seperti ini sih sel, harusnya lo gak usah balik kesini dan tetap bersama kakek dan nenek lo." sahut nancy memandang ke arah selfie yang menatap jalanan lurus kedepan.
"gue rindu sama mereka , lagi pula gue juga rindu sama lo." selfie menoleh ke arah nancy seraya tersenyum. senyum yang begitu tulus seperti tidak ada beban masalah.
"uhhh...gue lebih rindu sama lo dulu." balas nancy menghela nafas
nancy menatap lurus kedepan, "tidak semua janji di tepati."
selfie menatapnya sekilas kemudian mendongak ke atas melihat deretan bintang yang tersusun dengan indah.
" lo benar... Gue juga gak yakin bisa menepati janji ini."
hening. selfie sibuk dengan pikirannya begitu juga nancy. " janji itu sangat sulit sel, tidak papa jika lo mengingkarinya."
selfie mengangguk." selagi gue bisa gue akan berusaha nanc."
nancy tersenyum, keputusan selfie adalah sesuatu yang akan ia dukung. ia hampir melupakan sesuatu, nancy merogoh saku celananya dan mengeluarkan dua batang coklat. sesuatu yang pastinya akan membuat selfie berbinar.
"wihh...coklat buat gue nih?"
"makan aja gue ada bawa dua."
selfie tertawa." lo kayak tau aja akan ketemu sama gue." ujarnya sambil membuka bungkus coklat
"hmm....gue tau kapan lo ada." sahutnya dengan nada bercanda
"oh ya, gimana nasib violet ketika ketahuan berbohong?" tanya selfie, sejujurnya ia ingin menanyakan ini tadi di telpon, tapi nancy lebih dulu mematikannya.
nancy tertawa," gue bantuin dia dan lo tau dia sangat senang kayak bocah yang mendapatkan permen."
selfie tertawa, dalam hatinya ia ingin sekali bisa berteman dengan violet, tapi violet selalu saja mencari masalah dengannya.
pandangan selfie beralih pada penjual permen kapas, ia kemudian menatap nancy dengan tatapan memohon. nancy yang tau dengan maksud gadis di depannya ini, langsung mengajaknya menghampiri penjual itu.
"udah berapa banyak uang gue yang lo rampok?" ujar nancy dengan nada yang ketus
" hehe..nanti gue ganti beb."
setelah mendapatkan permen kapas itu, mereka berjalan kembali ke bangku. tetapi nancy menghentikan langkahnya di ikuti selfie yang menatapnya heran.
" kenapa lo?"
" lo gak cium bau gitu?" jelasnya sambil mencium baju dan sekitarnya
selfie menggeleng."kagak tuh."
nancy mendekat kemudian mengendus-endus pakaian selfie. layaknya anjing yang mengendus sesuatu.
"ngapain lo anjir?"
"kirain ketek lo yang bau."
selfie melebarkan matanya,"enak aja, cantik gini di bilang bau"
"cantik pun gak di jamin gak bisa bau."
selfie berdecak mendengar ucapan nancy, lalu ia juga mulai mencium bau tak sedap, "ehh iya bau apa ini ya?."
merasa sesuatu yang di ciumnya berasal dari bawah, selfie pun menarik pandangannya ke bawah. ia terdiam sepersekian detik, kemudian tertawa terbahak-bahak.
"kerasukan lo?" tanya nancy takut
"coba deh lihat kebawah." tunjuk selfie dengan jarinya seraya menahan tawa.
nancy menunduk. awalannya tidak ada apa-apa. tapi setelah melihat ke bawah sandalnya, gadis yang jarang berekspresi itu terkejut.
"iuhhhh jijik." ia celingukan mencari sumber air terdekat yang bisa ia gunakan untuk membersihkan sendalnya. taman yang luas itu hampir tidak memiliki pancuran air. nancy berdecak, ia mengumpat sepanjang jalan kepada pembuat taman. mengucapkan sumpah serapah yang membuat selfie tidak dapat menghentikan tawanya.
dan untungnya di taman itu ada genangan air yang cukup banyak. tanpa banyak berbicara, nancy membuang sendalnya dan mencelupkan kakinya yang mulus ke dalam air.
"hahaha...bersihin lagi, nanc." dengan tawanya, selfie tidak memiliki niatan untuk membantu.
"fix pulang gue mau mau mandi lulur."
selfie memutar bola mata. merasa hal itu adalah suatu yang berlebihan. "yaelah bro yang kena sendal lo doang bukan kaki lo."
"tetap aja gue jijik."
setelah membersihkan kaki. dengan langkah cepat ia melangkah ke warung terdekat membeli sandal jepit. tentu saja dengan selfie yang mengekor.
"btw banyak banget duit lo, nanc ". ujar selfie yang heran berapa banyak duit yang di bawa nancy karna gadis itu dari tadi terus mengeluarkan uang.
"banyak, karna tadi pas keluar rumah gue punya firasat akan ketemu lo yang kelaparan dan hampir mati." Jawabnya asal
"bangsat lo."
keduanya memutuskan berdiri di jembatan kecil taman sambil melihat langit yang di penuhi bintang. sungguh malam ini di buat khusus untuk kedua gadis yang berstatus sahabat itu.
perasaan selfie yang tadinya mendung, kini telah di hiasi oleh pelangi yang melengkung indah.
"oh ya tinggal aja bersama tantemu, dia kan sangat sayang padamu, lagi pula kita sering menginap di rumahnya". saran nancy yang tau bahwa tantenya selfie sangat sayang padanya. beda dengan ayahnya.
ngomong - ngomong jesh adalah adik dari ayahnya sekaligus guru club petualangan di sekolah selfie. satu satunya keluarga dari ayahnya yang tidak membencinya.
"gue gak mau merepotkan kak jesh, kalau tinggal di sana, kapan gue dapat kasih sayang dari ortu kan?"
selfie haus akan kasih sayang. selama 11 tahun tinggal bersama kakek dan neneknya, ia belum pernah menemui orang tuanya. hanya sekali, itu pun sarah yang datang menemuinya seorang diri. sedangkan josh? Josh bahkan tidak tau siapa orang tua dari sarah. karna orang tua sarah tidak pernah menunjukkan dirinya lantaran tidak merestui pernikahan anaknya.
"hahaha...gue paham, kita masih bisa tetap ke sana menginap sesekali dan bersenang-senang dengan kak jesh." ucap nancy mencairkan suasana setelah melihat wajah selfie yang mulai sendu. selfie tersenyum lembut sembari menganggukan kepala.
"btw, besok lo udah milih mau ikut ekskul apa?" tanya selfie. sekolah mereka akan mengadakan kelas ekskul tambahan besok.
"udah, gue milih ekskul seni."
selfie memutar bola mata. " merepotkan lah. tapi karna gue udah ahli dalam hal itu, gue ogah." kata selfie membanggakan diri sementara nancy tidak dapat mengelak karna itu fakta .
dengan wajah cemberut nancy bertanya balik." kalau lo gimana? ".
"lo akan tau besok" selfie tersenyum misterius.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments