Itulah awal mulanya aku jadi ketagihan untuk menulis di berbagai platform. Aku mau sedikit cerita meskipun kalian enggak nanya. Enggak apa-apa kan kalo aku cerita? Bagi yang nyimak aku ucapin terimakasih, bagi yang tinggalin jejak aku ucapin berlipat terimakasih. Bagi yang bilang, cerita apaan sih nih? Enggak jelas. Aku cuma mau bilang. Aku emang enggak ada niat buat jelasin. Aku disini cuma mau cerita. wkwkwk.
Sebelum ceritanya melenceng kemana-mana, aku cuma mau jelasin sedikit tentang apa yang sering aku tulis. Awalnya... Aku menulis genre romance idealis. Dan itu sepi di pasaran. Akhirnya aku memutuskan untuk riset dan pingin tahu, cerita apa sih yang di minati di pasaran? Oh... ternyata tentang ala-ala drama Korea, yang alur ceritanya lebih mirip ke kisah klasik Cinderela. Dimana seorang gadis biasa bisa menikah dengan seorang pria tampan dan kaya raya.
Sebenarnya enggak gitu guys. Cinderela itu bukanlah gadis biasa, dia itu cantik, dan sebenarnya masih keturunan bangsawan gitu. Makanya pangeran mau sama dia. Coba kalo Cinderela itu anak petani atau buruh biasa. Terus badannya dekil dan enggak terawat. Kira-kira pangeran mau sama dia enggak ya? Coba pikir.
Makanya pas aku lihat ada judul novel yang kisahnya bos menikahi pembantunya sendiri, terus pembacanya langsung membludak. Aku cuma mikir satu hal saja. Ternyata pembaca suka dengan hal yang halu dan enggak realistis. Ya... walaupun di dunia nyata, ada beberapa cerita gadis yang begitu beruntung, bisa mencicipi kisah manis itu.
Akhirnya pelan-pelan aku menulis juga tentang genre semacam itu. Yang biasanya pemeran prianya adalah seorang CEO. Dan wow... enggak nyangka saja gitu banyak yang suka. Lumayanlah. Akhirnya dari situ mulai ketagihan. Tiap nulis temanya pasti masih seputar CEO. Sampai pada akhirnya aku bertemu dia. Seorang CEO di dunia nyataku.
Semakin hari pemilik nama Keynan Jehan itu semakin menarik perhatianku. Siapa sebenarnya cowok ini? Kenapa setiap status yang ia buat di timeline selalu ramai komentar? Sepertinya dia bukan orang biasa. Aku mulai mencari tahu sana sini. Aku cari profilnya di internet. Dan wow... Kalian tahu siapa? Ternyata dia adalah CEO platform tersebut.
Oke... iseng akhirnya aku mencoba menghubunginya lewat pesan pribadi. Masih pertanyaan yang wajar sekitar kepenulisan. Ternyata di respon. Orangnya sangat suple dan menyenangkan. Yach... tapi hanya sekedar pertanyaan basa basi saja sih. Jadi aku berpikir ia memang tipe orang yang baik pada semua orang.
Karena masih penasaran, bisa enggak sih aku menarik perhatian dia? Akhirnya aku iseng bikin status di timeline. Dan entah aku yang ke-GR an atau enggak. Aku merasa dia merespon status yang ku buat dengan cara membuat status yang hampir sama. Aku jadi mikir, lah... kenapa nih orang?
Aku pingin iseng hubungin Japri(Jalur pribadi) Tapi enggak ada bahan pertanyaan. Dan akhirnya aku sedikit melupakan akan hal itu. Aku sibukkan diri untuk menulis di platfoarm lain.
Hampir sebulan berselang. Aku mencoba untuk kembali berkunjung kesana dan iseng nekat japri dia setelah aku dapat ide apa yang harus ku tanya kan padanya.
To : Keynan Jehan
"Maaf kak ganggu. Mau tanya dong, itu naskah yang di kirim harus langsung tamat atau bagaimana?"
Tak berselang lama ada notice balasan.
From : Keinan Jehan
"Itu naskahnya bisa sambil on Going kak :)"
Yang menjadi ciri khas Keynan adalah, selalu ada emoticon senyum di akhir kalimat. Mungkin agar terlihat ramah dan humble.
To : Keynan Jehan
"Oh... makasih kak infonya, tapi kayaknya aku ketinggalan banyak, enggak tahu keburu atau enggak, udah mau deadline aja soalnya hehe"
Itulah aku kalo bicara suka apa adanya. Apa yang ada di kepalaku, aku selalu tuangkan secara spontan.
From :Keynan Jehan
"Ayo...Semangat kak, pasti bisa :)"
Entah kenapa aku merasa senang saat dia memberiku semangat. Atau emang aku yang terlalu terbawa perasan alias baper. Padahal mungkin saja ia begitu juga ke member lain. Entahlah. Tapi bukan aku namanya kalo kehilangan akal. Aku sebenarnya enggak ada niat sih untuk mancing-mancing agar percakapan ini terus berlanjut. Semua mengalir begitu saja. Dengan diriku yang selalu bertanya apa adanya. Percakapan itu akhirnya malah benar-benar berlanjut.
Iseng aku bertanya....
To : Keynan Jehan
"Kak... kapan-kapan unggah tentang gimana cara bikin komik dong, hehe."
SKSD banget Yach aku? Hehe... Tapi siapa sangka, di ladenin juga sama dia.
From : Keynan Jehan
"Hehe... Tapi aku kan enggak bisa gambar kak."
To : Keynan Jehan
"Ya... enggak apa-apa, temen kakak mungkin ada yang bisa gambar, terus share deh, hehe."
From : Keynan Jehan
"Emang kamu mau belajar gambar?"
What...? Aku sedikit tercengang dengan balasannya kali ini. Sekarang ia pake kata 'kamu'. Apakah ini pertanda, batinku.
To : Keynan Jehan
"Iya... kak, ajarin dong, wkwk."
Astaga... dengan PD-nya aku ngomong gitu. Tapi ternyata tetap di respon.
From : Keynan Jehan
"Tapi aku enggak bisa gambar dek :)"
Sepertinya percakapan ini berkembang terlalu cepat. Yang tadinya pake kata 'Kamu'. Sekarang naik level jadi 'Dek'.
Dalam hati aku pingin ketawa, kenapa nih orang? Aku enggak nyangka saja langsung bisa akrab.
Percakapan pun berlanjut dengan sedikit lebih intens tapi masih dalam batas kewajaran. Kami mengobrol di chat layaknya orang yang sudah kenal lama dan sangat dekat. Seperti tidak ada kecanggungan lagi di antara kami berdua.
Hari-hari berikutnya kami chatingan seperti biasa. Kami semakin akrab. Hingga lama kelamaan chatingan kami berubah menjadi suatu hal yang saling menggoda. Tapi bukan tentang gombalan biasa. Namun lebih menjurus kepada hal yang bisa membangkitkan gairah dalam jiwa. Gairah yang tidak biasa. Entah siapa yang memulai duluan. Tapi saat itu kami memang selalu chating di atas jam 12 malam.
From : Keynan Jehan
"Lagi apa kamu dek?"
Entah kenapa setiap ada notice pesan masuk dari cowok ini perasaan ku seneng banget (Halah lebay). Buru-buru saja aku balas.
To : Keynan Jehan
"Lagi nulis aja kak. Kalo kakak?"
From : Keynan Jehan
"Yaudah semangat, aku temani chat ya? :)"
Membaca pesan balasannya aku jadi senyum-senyum sendiri. Seneng pake banget karena di perhatiin gitu.
To : Keynan Jehan
"Yee... asik di temenin, KK lagi apa?"
Beberapa menit berselang, tapi tak ada notice balasan. Seketika aku merasa bad mood, katanya mau temenin, sekarang malah ngilang. Gerutuku dalam hati. Tanganku pun kembali bergerak menuliskan pesan baru.
To : Keinan Jehan
"Yee... kakak gimana sih, katanya mau temenin, aku malah di diemin."
Tak lupa aku tambahkan emoticon wajah cemberut di belakangnya.
Thing....
Suara notice pesan masuk. Buru-buru saja ku buka.
From : Keynan Jehan
"Maaf dek, hehe... aku abis baca beritanya artis yang lagi kena skandal video asusila dek. Kamu udah baca belum?"
Dengan segera mungkin ku ketikkan pesan balasan.
To : Keynan Jehan
"Oh... iya itu emang beritanya lagi tranding di head line, aku belum sempat baca, aku lewatin aja beritanya. Palingan tentang ilmu cocok logi lagi. Hehe."
Aku menanggapinya dengan santai. Aku tidak suka baca berita meskipun berita itu sedang heboh. Dan aku orangnya juga enggak suka percayaan begitu saja sebelum melihat buktinya, seperti yang sudah-sudah, itu bisa-bisanya netizen saja kan, main cocok-cocokin kalo itu beneran artis yang bersangkutan. Padahal belum ada bukti kongkritnya. Intinya, aku enggak peduli dengan hal-hal semacam itu.
From : Keynan Jehan
"Tapi ini beneran dek, aku baru lihat videonya, aku juga malah nemu video dia yang lain."
To : Keynan Jehan
"Hah... kakak nonton videonya? Bukannya udah di hapus ya? Kakak cari dimana? Dapet dari pesan WA?"
From : Keynan Jehan
"Aku cari videonya di internet, masih ada."
Oh... iya, sejenak aku melupakan sesuatu. Di internet memang sudah di hapus dan tidak bisa tayang. Tapi aku baru ingat, Keynan Jehan adalah seorang programmer, mudah baginya membuka akses sebuah video yang sudah di blok sekalipun.
To : Keynan Jehan
"Oh... iya, aku lupa. Kakak kan programmer ya?"
Sepertinya kami mengirim pesan di waktu yang bersamaan, dia juga sedang mengirim pesan tapi yang sedikit enggak nyambung.
From : Keynan Jehan.
"Ya... tapi gitu dek, adegannya cuma gitu-gitu aja."
To : Keinan Jehan
"Hah... gitu gimana? Pasti cowoknya yang Fak tuh."
From : Keynan Jehan
"Eh... enak aja, salah ceweknya lah, mau."
Dia tidak terima aku menjelekkan kaumnya. Hehe. Aku juga enggak terima kalo ada yang jelekin kaumku. Walaupun aku enggak tahu, siapa yang bener, dan siapa yang salah.
Obrolan itu masih terus berlanjut sampai terlontarlah pertanyaan itu darinya.
From : Keynan Jehan
"Kamu pernah nonton Video gitu-gitu dek?"
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments