Tiga bulan yang lalu.
"Wah... lumyan nih, hadiah nya gede juga." Aku merasa exited sendiri ketika membaca sebuah artikel di internet tentang kompetisi menulis, dengan perasaan penuh semangat aku langsung mendownload aplikasi yang bersangkutan mengadakan lomba. Ya... iseng-iseng berhadiah, piikirku. Kali aja kan, menang. Kalo enggak menang, seenggaknya aku sudah berusaha. Itu lah prinsip hidup yang selalu ku tekankan pada diriku sendiri. Yang penting usaha dulu, berdo'a. Masalah hasil serahkan saja sama yang lebih tahu atas apapun diri kita. Yaitu Allah.
Menurutku, tampilan Platformnya cukup keren dan fleksible. Terdapat beberapa fitur utama dan beberapa fitur pendukung di dalamnya. Awalnya aku juga belum tahu tentang aplikasi ini dan belum berusaha untuk cari tahu. Dan jujur aku tertarik karena hadiah yang di tawarkan saja. Hehehe.
Seiring berjalannya waktu, aku coba-coba unggah naskah baruku disana. Mungkin karena seleksinya cukup ketat, aku merasa perlu bertanya, berapa lama naskah itu harus ngantri di meja editor? Paling enggak ya pertanyaan semacam itulah. Tapi aku bingung, mau tanya kemana?
Nomor telepon admind atau editornya saja aku enggak tahu, bertanya sesama member, jawaban mereka berbeda-beda. Oke... jadi aku putuskan untuk menunggu saja. Lagian cuma iseng ikut lomba, pikirku.
Dan aku sebenarnya lebih aktif di platform sebelah yang jelas ada bayaran nyatanya. Jadi di platform yang baru itu, aku bawa santai saja.
Seminggu sudah aku tak mengunjungi platform tersebut, karena penasaran akan perkembangan naskahku disana, jadilah aku tergelitik untuk mengintip kesana.
Tanda merah di pojok kanan halaman atas muncul begitu aku membuka aplikasinya, oh... rupanya itu adalah sebuah tanda notice masuk. Aku segera membukanya dan tertulis beberapa pemberitahuan.
*Selamat novel anda telah di setujui.
*Keynan Jehan menyukai chapter di novel anda.
Keynan? Batinku.
Awalnya biasa saja, tak ingin mencari tahu prihal nama tersebut. Jadi aku hanya menganggapnya sambil lalu.
Karena menurutku naskahku kurang menarik, akhirnya aku memutuskan untuk mengunggah naskah lain yang baru ku buat, masih di platform yang sama tentunya. Ya... seperti sebelumnya, butuh waktu lama menunggu naskah lolos hingga bisa muncul ke beranda. Jadi aku memutuskan untuk tidak perlu sering-sering muncul di sana. Penghuni platformnya pun belum terlalu banyak, masih terbilang sepi. Jadi ya... boring aja gitu. Nggak ada yang bisa di ajak diskusi.
Dua Minggu pun berlalu. Aku putuskan untuk kembali mengintip kesana. Sama seperti sebelumnya. Ada tanda merah bulat kecil di ujung halaman awal aplikasinya. Yang menandakan sebuah pesan pemberitahuan kembali masuk.
*Keynan Jehan menyukai chapter di novel anda.
Sekali lagi notice berasal dari nama cowok itu lagi. Tapi perasaanku masih abai dan tak terdorong untuk mencari tahu.
Sebelum meninggalkan halaman aplikasi, aku sempat menuliskan sesuatu di fitur timeline-nya.
'Hai salam kenal'
'Mau tanya dong, lolos naskah itu berapa lama sih?'
Setelah selesai menuliskan itu di halaman pengguna. Aku kembali keluar dan untuk beberapa hari kembali untuk tidak berkunjung. Balik sebentar, tutup, balik lagi, tutup lagi. Gitu aja terus. Sampai bosen.
Sampai pada akhirnya, sebuah komentar itu datang dari orang bernama Keynan Jehan itu lagi.
@RereMaria 'Di tunggu aja kak, naskahnya nanti pasti lolos, sambil nunggu, kakak bisa sambil nulis lagi.'
@KeynanJehan 'Oh... Makasih kak atas jawabannya.'
Balasku dalam komentar pada cowok itu.
Oh... iya, Rere Maria itu namaku, sudah cerita kemana-mana, malah kenalannya baru sekarang, hehe. Usiaku sekitar 21 tahun lebih dikit. Hobi aku kalo kalian mau tahu, kan sudah ku tulis di awal, sudah pada tahu kan? Ya bener... suka halu, hehe. Enggak... Aku tuh selain suka nulis, aku juga punya hobi lain. Kayak misalnya gambar gitu. Jadi aku juga punya rencana mau bikin komik kalo kesampaian. Eh... Emang ada yang nanya ya?
Oke balik lagi ke... Laptop. Eh... ralat. Ke cerita maksudnya.
Yach... Akhirnya, akhirnya nih ya. Aku sedikit penasaran dengan pemilik nama Keynan Jehan ini. Dan jadilah aku iseng-iseng buka profile-nya. Wah... Enggak nyangka aja gitu. Pengikut dia itu ternyata banyak banget, melebihi member yang lainnya. Dan foto yang di pakai di profilnya... Ya... Lumayanlah, masuk kireteria seleraku. Enggak tahu kenapa gitu. Aku suka aja cowok dengan muka inocent. Lucu juga, batinku.
Dan dari situ aku mulai ada kesan. Tapi belum terlalu menggebu, ceileh. Hehe. Hari demi hari pun berlanjut. Aku enggak hanya sibuk pada kegiatan menulis saja kan? Aku juga punya kegiatan lain di dunia real life-ku yang bisa di bilang, enggak menarik-narik amat.
Aku hanya terlahir dari keluarga sederhana dan hanya lulusan SMA pula. Pingin kuliah sih. Tapi nggak punya uang. Nggak pingin juga bebanin orang tua, jadi aku putusin untuk langsung cari kerja saja. Tadinya aku kerja sebagai SPG di mall. Tapi karena kalian tahu sendiri kan? Dimana COVID 19 saat ini lagi booming ngalahin ketenaran black pink. Jadi... yagitu deh. Banyak pekerja yang di rumahkan. Termasuk aku. Di rumahkan di sini maksudnya hanya kata-kata yang di perhalus saja, makna sebenarnya sih, di pecat.
Oke enggak apa-apa. Tapi sebagai anak muda yang berjiwa kesatria. Aku enggak mau nyerah begitu saja dong, sama keadaan. Karena virus Corona yang lagi naik daun, jadi anak sekolah banyak yang di liburkan juga. Loh... terus apa hubungannya? Kamu yang lagi baca pasti pada nanya gitu kan? Bentar... Makannya baca dulu, baru coment belakangan. Sabar. Ceritanya belum selesai. Masih panjang. Kalian bisa siapkan camilan untuk pembicaraan omong kosong ini. Eh... enggak. Ini serius kok.
Ya... karena sekolah banyak yang di liburkan, anak-anaknya sih pada seneng tapi justru orang tuanya pada pusing. Biasalah anak bocil. Pikirannya cuma pingin main doang. Enggak mikirin nanti ketinggalan pelajaran atau gimana. Enggak mereka mah. Yang penting adalah. Hidup main!
Aku tahu karena dulu aku juga sama kayak mereka, kalian juga pasti gitu. ya kan? Hayo ngaku?
Back again to story....
Ya... karena para orang tua yang sedang resah anaknya enggak bisa sekolah, dan aku yang resah karena tiba-tiba saja jadi pengangguran. Di sini aku baru benar-benar menyadari. Bahwa Allah tidak akan pernah meninggalkan hambanya. Tidak ada kesulitan yang tercipta tanpa ada jalan keluarnya. Akan selalu ada jalan bagi yang berusaha, berdo'a dan bertawakal kepadaNya. Kok... mendadak berasa jadi genre religi ya?
Ya... di saat-saat genting itupun ternyata selalu ada jalan. Nah akhirnya aku jadi guru les anak SD untuk anak-anak yang tinggal di sekitar rumahku. Tapi... namanya tinggal di perkampungan yang jauh dari kota. Bayarannyapun tak seberapa. Hitung-hitung ngamal. Pikirku. Hidupku sudah jauh dari.
kata sempurna. Ibadahku pun banyak cacat sana-sini. Jadi harus banyak-banyak di tambal dengan beramal. Siapa tahu jadi pemberat timbangan di akhirat kelak. Berasa berat Yach? Kalian mungkin saja bertanya. Cerita apa sih nih sebenarnya. Saran aku cuma satu. Baca aja dulu.
Lanjut. Karena gaji yang tak seberapa itulah, aku harus mencari tambahan lain. Dan entah ini kebetulan atau sebuah keberuntungan. Aku punya hobi menulis dan menggambar. Jadi... kenapa tak ku manfaatkan saja hobiku itu? Pertanyaan bagus bukan?
Nah... itulah awal mulanya aku menulis. Cerita selanjutnya ada di bab berikutnya.
Bersambung.
Maaf ya kalo ceritanya agak gaje. Emang pingin tampil sedikit beda. Ah... dasar penulisan amatiran ini. Emang banyak gaya. Wkwk
Find me IG : evayunita7458
Yg mau di follback bisa DM aku ya.
Happy reading. Jangan lupa, budayakan tinggalkan jejak agar authornya makin semangat update. Makasih :)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments