Ele masuk ke dalam kamar dengan wajah sendunya. Ia memang tipikal orang yang sulit menyembunyikan perasaan yang sedang ia rasakan. Alex yang mengetahui hal itu, langsung bertanya.
"Kenapa dengan wajahmu? Pagi-pagi sudah kusut seperti baju yang tidak disetrika?"
"Tidak apa-apa, hanya merasa sepi saja," jawab Ele berkilah.
"Jangan bohong," ujar Alex.
"Tidak usah pedulikan raut wajahku. Sini biar aku bantu merapihkan kemeja kakak," ucap Ele lalu berpindah ke hadapan Alex. Ia memasangkan jas ke tubuh Alex lalu mengancingkan 3 kancing yang berada di bawah.
"Sudah selesai, kak Alex ke bawah duluan ya. Aku mau mandi sebentar," ucap Ele. Alex pun mengangguk.
Alex keluar dari kamarnya dan berhenti ketika berada di depan kamarnya.
"Rupanya seperti ini rasanya diperhatikan. Tahu begitu, aku menikah dari dulu saja."
Kemudian melanjutkan langkahnya lagi menuju ke meja makan.
Makanan sudah tersaji di meja makan. Tentunya Alex tahu jika pelayannya lah yang menyiapkan sarapan. Sembari menunggu Ele, Alex melihat bibi pelayan ingin membuang makanan. Dengan sigap Alex pun menghampiri dan mulai bertanya.
"Apa yang akan bibi buang?"
"Roti bakar tuan, tadi Nona Ele menyuruh bibi untuk membuangnya," jawab bibi pelayan.
"Jangan dibuang, taruh saja di meja," perintah Alex.
Bibi pelayan pun tak jadi membuangnya dan menaruhnya di meja. Alex memperhatikan tampilan roti bakar yang gosong itu. Terlihat seperti tidak layak untuk dimakan. Namun, Alex ingin mencobanya. Pastinya, Ele tadi susah bersusah payah untuk membuat roti bakar itu ya meskipun hasilnya gagal.
Alex mengambil satu cubitan roti bakar gosong tersebut dan memasukannya ke dalam mulutnya. Ia terdiam.
"Meskipun gosong begini. Ternyata masih layak untuk dimakan. Untung saja, Ele memberikan cokelatnya agak banyak, jadi rasa pahitnya tertutupi dengan rasa cokelat."
Tiba-tiba Ele datang dan langsung mengambil roti bakar yang dimakan Alex.
"Jangan dilanjutkan! Lebih baik kita sarapan dengan masakan bibi saja," larang Ele.
"Tidak apa-apa. Aku bisa makan keduanya," jawab Alex.
"Ya sudah, terserah kakak aja," ucap Ele yang tak mau lagi memaksa Alex.
Alex menghabiskan roti bakar gosong itu, lalu memakan masakan bibi juga. Di meja makan obrolan pun terjadi.
"Lain kali, kakak tidak perlu memaksakan diri untuk makan dengan hidangan yang aku siapkan," ucap Ele.
"Jika masih bisa dimakan ya aku makan sayang. Apalagi itu buatan mu. Aku akan menghargai usahamu," balas Alex.
"Ya intinya jangan dipaksakan oke."
"Ya, baiklah."
Acara sarapan pagi pun selesai. Keduanya kini menikmati waktu dengan berjalan-jalan di halaman rumah Alex.
"Di rumah semegah ini, kau selalu sendirian kak? Memangnya tidak kesepian?" tanya Ele.
"Kesepian itu pasti. Tapi, ya mau gimana lagi. Kau tahu sendiri Ele, keluargaku tidak tinggal disini, mereka pindah ketika aku SMA dulu. Karena aku tidak mau ikut mereka, jadilah aku sendirian. Meski awalnya sangatlah sulit, tapi lama-kelamaan aku sudah terbiasa. Dan sekarang, aku tidak sendirian lagi, karena ada kau disini," ujar Alex.
Pipi Ele sedikit merona karena ucapan Alex. Namun, ia tidak ingin memperlihatkan itu. Jadinya, ia melihat ke arah lain.
"Kak kapan kau akan mulai bekerja kembali?" tanya Ele.
"Em, dua hari ke depan mungkin. Kita kan masih pengantin baru, jadi harus menikmati waktu yang ada, sebelum kita sibuk dengan urusan masing-masing."
Ele pun mengangguk-angguk. Apalagi dirinya yang sudah mulai menyusun tugas akhir kuliahnya. Itu akan menyita banyak waktunya di luar rumah.
****
Siangnya, Ele mendapatkan panggilan dari Mommy Anne, mama mertuanya.
"Halo sayang," sapa Mommy Anne.
"Halo juga Mommy," sapa Ele balik.
"Gimana hubunganmu dengan Alex sejauh ini, kalian tidak sering berdebat kan?" Ele menggeleng.
"Baguslah, oh iya. Bilangin ke anak Mommy yang satu itu, kalau mau berhubungan suruh pakai pengaman," ujar Mommy Anne.
Mendengar hal tersebut, membuat Ele terdiam karena mereka belum bercinta sama kali.
"Iya Mommy, tapi sebenarnya aku dan Kak Alex belum melakukan itu Mom, soalnya tamu bulanan ku datang," ucap Ele.
Mommy Anne langsung tertawa mendengar ucapan Ele. Bagaimana tidak, pasti anaknya kesal dan menahan sakit di juniornya yang hasratnya tidak bisa tertuntaskan.
"Itu malah bagus, jadi kau bisa mempersiapkan diri Ele. Maafkan anak Mommy ya, gara-gara ide gilanya itu, kau jadi harus nikah muda begini, mana lulus kuliah saja belum."
"Tidak apa-apa Mom, lagian aku juga tidak menolaknya dan setuju-setuju saja."
"Dasar ya kalian ini! Ya sudah, kita sudahi dulu ya, lain kali mama telepon lagi. Yang akur di rumah jangan berantem!"
"Siap Mom."
Sambungan telepon pun berakhir. Ele menghampiri Alex yang kini sedang berolahraga di lantai paling atas rumahnya.
Tubuh kekar dan berotot, serta roti sobek kotak-kotak di perut Alex, membuat Ele terbengong melihatnya. Ini kali pertama Ele melihat Alex tanpa bajunya.
Melihat Ele yang terbengong membuat Alex terkekeh.
"Kemari sayang, jangan diam di tempat begitu," pinta Alex.
Ele pun tersadar dan menghampiri Alex. Matanya masih tetap tidak bisa berpaling dari kotak-kotak yang ada di perut Alex. Ingin sekali Ele menyentuhnya.
"Mau coba sentuh?" tawar Alex.
Dengan senang hati Ele mengangguk. Perlahan-lahan tangan Ele menyentuh ABS Alex itu.
"Aku kira perut kakak buncit tahu. Soalnya kalo kakak pakai baju nggak kelihatan kotak-kotak begini."
"Sembarangan! Aku itu rajin olahraga, perut buncit sedikit saja, badan sudah terasa tidak enak. Rasanya jadi cepat lelah. Makanya aku suka rutin tiap hari," jelas Alex.
"Em begitu ya, aku juga punya ABS tahu kak. Mau lihat?" tawar Ele.
Wanita ini terlalu polos atau memang tidak tahu. Entahlah rasanya Alex ingin mengurungnya saat ini juga.
Jika Ele memperlihatkan ABS nya juga, takutnya hasrat Alex malah muncul dan berakhir pada penyesalan juga.
"Tidak, aku tidak mau lihat," tolak Alex.
"Ish! Kenapa? Padahal aku mau pamer. Kalau bukan kakak saja yang punya ABS. Aku juga berjuang untuk membentuk kotak-kotak di perut itu sembari berlatih beladiri," ucap Ele.
"Ya pokoknya aku tidak mau lihat. Lebih baik kau berolahraga juga. Atau kalau tidak mau, ambilkan aku handuk kecil dan air mineral. Haus sekali soalnya."
"Baiklah, tunggu sebentar."
Tak lama kemudian, Ele datang dengan membawa permintaan Alex. Tak hanya itu, Ele juga berganti pakaian dengan hanya memakai sport br* dan celana olahraga.
Tampilan tersebut membuat Alex menggila. Biasanya ia tidak akan bereaksi jika melihat wanita lain berpenampilan seperti itu. Namun, jika itu Ele, sepertinya adalah pengecualian.
Dasar gadis nakal!
****
Yok ramaikan kolom komentarnya.
Jangan lupa like vote dan dukungannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Lina Susilo
😂😂😂😂😂😂😂
2023-03-25
0
Cucu Ulpah
ele kamu malah membuat suamimu makin tersiksa😂😂
2023-02-12
0
Lubna Aysha
hahahahaha, alex tersiksa utk seminggu kedepan 🤣
2022-12-16
0