Paginya, keduanya terbangun dengan posisi saling berpelukan. Alex masih tidak menyangka ia kini sudah menjadi suami dari wanita yang ia cintai. Meski harus dilandasi kebohongan di awal akan tetapi semuanya kini sudah ketahuan atas pengakuan Alex dan Ele sendiri.
"Setelah ini, kita akan menghadapi kehidupan rumah tangga yang sesungguhnya," ucap Alex kemudian mengecup kening Ele dan beranjak ke kamar mandi.
Tak lama kemudian, Ele pun membuka matanya, ia juga masih tidak menyangka sudah menjadi seorang istri di kala masih menempuh pendidikan akhirnya. Namun, itu tidak jadi masalah baginya. Sembari berpindah posisi menjadi duduk, Ele menunggu Alex keluar dari kamar mandi.
Suara langkah kaki pun terdengar mendekat ke arah ranjang Ele, rupanya Alex sudah selesai mandi.
"Sana mandi!" suruh Alex.
"Iya sebentar lagi," jawab Ele.
"Mau aku mandikan apa mandi sendiri?" tawar Alex dengan senyuman devil di bibirnya.
Seketika Ele jadi panik sendiri. Meskipun keduanya sudah menikah. Tetapi mereka tak pernah melihat bagian-bagian keramat milik pasangannya. Dengan cepat Ele langsung bangun dan berlari ke kamar mandi hingga melupakan handuknya.
Alex yang melihat tingkah Ele pun langsung terkekeh. Rasanya ia merasa seperti diberi tambahan imun di pagi hari.
"Baru ditawari pertanyaan seperti itu saja kau sudah lari kalang kabut. Apalagi jika aku tawarkan untuk bercinta. Akan seperti apa respon yang kau berikan Ele?" ucap Alex sambil senyum-senyum sendiri.
Rasa bahagianya tak bisa ia sembunyikan. Hingga saat ia keluar dari kamar Ele, Richard melihat itu dan menganggap sahabatnya itu tidak waras.
"Lex, apa kau sudah gila?" ucap Richard.
Alex hanya menjawab dengan gelengan kepala.
"Lalu?" tanya Richard lagi.
"Sepupumu itu unik."
Hanya jawaban itu yang Alex berikan. Setelahnya, ia pergi ke taman yang ada di rumah Richard.
Suasananya masih sama seperti dulu. Tidak ada perbedaannya. Alex pun menghirup udara segar di pagi hari dengan perasaan senang.
****
Hari berganti menjadi siang, Alex dan Ele sepakat untuk langsung pindah ke rumah Alex. Mereka bahkan sudah berkemas sejak pagi. Mama Helen yang mendengar hal tersebut, agak sedikit tidak rela. Namun, ia bisa apa? Ele sudah menjadi tanggungjawab dari Alex.
"Mama tenang saja, meskipun aku sudah tidak tinggal di rumah ini. Aku akan meluangkan waktu untuk sesekali bermain. Lagipula aku pasti akan rindu pada ponakan-ponakan ku yang menggemaskan," jelas Ele.
"Janji ya? Kalau ada masalah kau harus langsung cerita sama mama. Kalau sampai Alex memukul atau berbuat jahat padamu, jangan pasrah saja, kau pukul saja dia ... "
"Harusnya disini yang diwaspadai itu Ele bukan aku Tante. Kalau nantinya Ele yang malah melakukan kekerasan padaku bagaimana? Secara dia kan jago beladiri Tante. Bisa-bisa aku dibanting."
Alex mendapatkan tatapan mata tajam dari Ele yang membuat dirinya seketika terdiam. Mama Helen yang melihat itu hanya menahan tawanya. Ketika sahabat anaknya sudah menemukan pawang yang cocok.
"Jangan dengarkan ucapan Kak Alex ya ma. Tenang saja aku akan cerita ke mama kalau Kak Alex berbuat jahat padaku."
Semua barang Ele dan Alex sudah diangkut semua ke dalam mobil. Ketika mereka akan pergi, tiba-tiba Richard muncul.
"Kalau butuh penjaga, atau pelayan di rumah hubungi kakak. Kakak akan mencarikan yang terbaik untukmu," ucap Richard.
"Kau tidak usah khawatir, aku akan memberikan semua yang diperlukan Ele. Jadi, tenang saja. Aku tidak mungkin membuat anak orang susah setelah menikah denganku," ucap Alex yang menanggapi ucapan Richard untuk Ele.
"Baguslah."
Mobil yang Ele dan Alex tumpangi pun keluar dari area kediaman Richard. Ele masih merasa berat hati, harus berpisah dengan keluarganya, akan tetapi kini ia sudah memiliki keluarga barunya.
Alex menyadari kesedihan Ele. Ia pun meminta Ele untuk bersandar bahunya.
"Meskipun kita sudah menikah, tapi mereka tetap keluarga mu. Aku tidak akan melarang kegiatan apapun yang kau sukai. Kau juga boleh menginap disana jika ingin. Asalkan izin dulu padaku."
"Benarkah?" tanya Ele yang menatap Alex. Alex pun mengangguk.
"Terima kasih sayang," ucap Ele sambil mengecup pipi Alex.
Wajah Alex langsung merona ketika mendapat kecupan dadakan dari Ele. Rasanya ia lebih menyukai inisiatif Ele sendiri yang menyentuhnya daripada disuruh olehnya. Di dalam pikirnya, Alex sudah membuat rencana untuk memberikan malam pertama yang indah dan tak akan bisa terlupakan oleh Ele.
Tunggu nanti malam ya sayang.
Akhirnya, setelah beberapa lama di perjalanan, Alex dan Ele sudah tiba di rumah Alex. Keduanya masuk ke dalam rumah saling bergandengan tangan. Sementara si supir membawa barang-barang majikannya ke depan kamar sang majikan.
"Rasanya aku baru saja kemarin mengunjungi rumah ini dan menginap semalam, kini di rumah inilah aku akan tinggal dan menetap."
"Ya memang harus seperti itu, kau tidak menyangka kan?" ujar Alex.
"Semuanya gara-gara rencana kakak sih. Pake bohong-bohongan segala. Sebenarnya aku merasa malu, jika apa yang kakak rencanakan itu justru jadi rumor yang menyebar di kampusku. Apa kata mereka coba? Nanti aku dibilang j*lang lah, ini lah, itu lah. Untung saja, setelah kita menikah kakak langsung menjelaskan semuanya. Jika tidak, ya aku harus mempersiapkan diri," jelas Ele yang jujur tentang isi hatinya.
"Aku tidak sejahat itu membiarkan orang yang aku cintai dengan seenaknya dibicarakan orang lain. Apalagi atas kesalahan yang memang tak pernah dilakukan. Jadi, jangan terlalu khawatir, aku akan jadi pelindungmu."
"Kenapa aku justru merinding ya dengar ucapan kakak? Mending jadi Kak Alex yang biasanya saja deh. Jangan begini tidak cocok!" ujar Ele. Alex pun gemas dengan Ele dan langsung mencubit pipi Ele.
"Awww, sakit tahu! Kubilang mama nih, kalau kak Alex sudah KDRT padaku!" ancam Ele yang kesakitan.
"Cubitan ini ungkapan sayang bukan kekerasan," ucap Alex berkilah.
Hanya tatapan mata Ele yang menjawab ucapan Alex tersebut. Ele pun melepaskan genggaman tangan Alex dan berjalan-jalan sendiri untuk berkeliling di rumah Alex. Sementara Alex, ia pergi ke kamarnya dan memasukan koper-koper yang ada di depan kamar ke dalam kamarnya.
"Penampilan feminim, tapi kelakuan tomboi. Masih agak heran, kenapa aku bisa tertarik dengan wanita sepertimu Ele. Anehnya lagi, perasaan itu muncul tiba-tiba saja. Padahal kita sudah kenal sejak kau kecil dulu. Bahkan aku juga turut mengasuh mu."
Alex menggeleng-gelengkan kepalanya. Cinta memang tidak bisa ditebak akan berlabuh kepada siapa. Seperti halnya Richard yang jatuh cinta pada wanita yang buka tipenya dan juga dirinya yang jauh cinta pada orang yang dulunya selalu ia anggap sebagai seorang adik.
****
Yok ramaikan kolom komentarnya.
Jangan lupa like vote dan dukungannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Lina Susilo
jangan main kasar ya bang alex 😄😄
2023-03-25
0
Cucu Ulpah
kejutan ap ya kira kira☺☺
2023-02-11
0
Tari Gan
siap siap ele di unboxing 🤭 si Alex
2022-11-19
2