Salah Ranjang Balas Dendam Sang Psychopath
Debora dan Steven berencana menikah di rumah orang tua Debora namun resepsi pernikahan mereka di hotel mengingat keluarga besar Steven adalah keluarga yang lumayan terpandang dan rasanya malu jika mengadakan pesta pernikahan di rumah kecil.
Mereka berempat berjalan dengan langkah cepat menuju ke arah kamar hotel nomer 808 dimana besok malam akan digunakan untuk kamar pengantin Debora dan Steven.
Brak
Deren membuka paksa kamar 808 dan matanya langsung membulat sempurna begitu pula dengan Debora dan ke dua orang tuanya. Bagaimana tidak, mereka melihat Valen dan Steven sedang melakukan hubungan suami istri dengan tubuh polos tanpa sehelai benangpun.
Steven sangat terkejut dengan kedatangan mereka membuat mereka menghentikan kegiatannya sedangkan Valen yang sudah tahu akan kedatangan ke dua orang tuanya pura - pura terkejut dan langsung menutupi tubuh polosnya dengan menggunakan selimut.
Dalam hati, Valen sangat bahagia karena bisa menggagalkan rencana kakak tirinya untuk menikah dengan Steven pria yang dicintainya karena Steven banyak uang.
Steven dengan cepat mengambil celana boxer nya dan langsung memakainya sedangkan Deren yang sangat kesal karena Steven melukai perasaan gadis yang sangat dicintainya membuat Deren berjalan ke arah Steven.
Bugh
"Ini hukuman untuk laki - laki breng**k sepertimu," ucap Deren sambil memukul Steven membuat Steven terhuyung ke belakang karena belum ada persiapan.
Bugh
"Ini akibat melukai perasaan Debora," ucap Deren sambil memukul kembali wajah Steven.
Cihhhhh
"Bagaimana denganmu?" tanya Steven sambil menatap tajam ke arah Debora dan Deren.
"Apa maksudnya dengan kami?" tanya Deren.
"Bukankah, kalian juga melakukan hal yang sama seperti yang kami lakukan saat ini?" tanya Steven dengan wajah sinis.
Plak
Debora yang mendengar ucapan Steven menampar wajah Steven dengan keras membuat Steven marah dan ingin membalas tamparan Debora dengan mengangkat tangan kanannya ke atas.
Grep
"Jangan pernah sekali - kali menampar atau pun menyakiti Debora," ucap Deren dengan nada dingin sambil menahan tangan Steven agar tidak menampar Debora.
Bruk
Deren mendorong tubuh Steven membuat Steven terhuyung ke belakang karena belum ada persiapan.
"Aku tidak pernah menyangka kalian berdua sangat tega menyakiti perasaanku," ucap Debora dengan berlinangan air mata.
Debora melepaskan cincin tunangan sewaktu mereka bertunangan dan melemparkan ke wajah Steven.
"Pernikahan kita batal dan semoga kalian bahagia," ucap Debora dengan wajah penuh kecewa.
Tanpa sadar Debora menarik tangan Deren untuk meninggalkan ruangan tersebut
"Tunggu dulu Debora," panggil ibu tirinya ketika melihat Debora ingin pergi meninggalkan ruangan tersebut karena mendapatkan kode dari Valen.
Debora menghembuskan nafasnya dengan perlahan sambil menghentikan langkahnya tanpa membalikkan badannya.
"Ada apa Bu?" tanya Debora.
"Kamu tahu, putriku juga korban dari ulah mu," ucap ibu tirinya.
"Apa korban?? Apa aku tidak salah mendengarnya?" tanya Debora sambil membalikkan badannya menatap ibu tirinya.
"Ya korban, gara - gara kalian berdua selingkuh makanya Steven mencari pelarian melalui putriku karena itu kalian harus menikah terlebih undangan sudah tersebar jadi jangan membuat kami malu," ucap ibu tirinya.
("Syukur rin kamu Debora, kamu menikah dengan pria miskin sedangkan putriku menikah dengan pria kaya dan ayah kandungmu akan semakin membencimu," ucap Ibu tirinya dalam hati).
("Akhirnya aku akan menikah dengan pria kaya sedangkan kakak ku yang malang menikah dengan pria miskin," ucap Valen dalam hati).
"Untuk putriku Valen menikah dengan Steven karena Steven harus bertanggung jawab dengan putriku karena sudah melakukan hubungan suami istri," ucap Ibu tirinya.
"Aku dan kak Deren tidak berselingkuh dan kami tidak saling mencintai jadi aku menolak menikah dengan kak Deren," ucap Debora dengan tegas.
Deg
Entah kenapa jantung Deren berdetak kencang bukan karena jatuh cinta tapi kecewa dengan ucapan Debora tapi Deren berusaha menyembunyikan rasa kecewanya.
"Kalian harus menikah karena kalian sudah mempermalukan keluarga kami dengan cara kalian berselingkuh padahal jelas - jelas kalau Debora sebentar lagi akan menikah dengan Steven." ucap Ibu tirinya.
("Kalian harus menikah jika tidak bisa menjadi boomerang untuk putriku jika Steven tidak mencintai putriku," ucap Ibu tirinya dalam hati).
"Tapi ...." ucapan Debora terpotong oleh ayah kandungnya.
"Apa yang dikatakan oleh Ibu mu benar adanya mulai besok kalian berempat sudah menikah dan tidak bisa di ganggu gugat," ucap ayah kandungnya sambil berjalan meninggalkan kamar tersebut dengan diikuti oleh istrinya.
Tiba - tiba Deren menarik tangan Debora dan pergi meninggalkan ruangan tersebut karena malas melihat mereka berdua membuat Steven menahan amarahnya terhadap mereka berdua.
"Sayang kita lanjutkan yang tadi," ajak Valen.
"Aku tidak minat untuk meneruskannya," jawab Steven dengan nada dingin sambil berjalan ke arah kamar mandi.
("***Si*l padahal aku sudah menyerahkan harta berhargaku tapi perasaan Steven masih ke Debora padahal rencana ku untuk menjebak Steven dan menggagalkan rencana pernikahan besok sudah berjalan dengan lancar tapi kenapa perasaan Steven masih ada untuk Debora," ucap Valen dalam hati sambil menahan amarahnya terhadap Debora).
("Hampir lupa aku harus menghapus panggilan ke Debora kalau tidak rencana ku akan ketahuan dan bisa saja kami tidak bisa menikah," ucap Valen dalam hati***).
Tanpa membuang waktu Valen mengambil ponsel milik Steven yang tergeletak di kolong tempat tidur kemudian menghapus panggilan keluar setelah selesai Valen menyimpan ponsel milik Steven di saku jasnya.
"Sudah beres, tinggal mencari cara agar perasaan Steven hanya untukku bukan untuk Debora," ucap Valen sambil duduk di ranjang sambil menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang.
Ceklek
Steven membuka pintu kamar mandi dengan mengunakan jubah handuk kemudian berjalan ke arah jas miliknya yang tergeletak di lantai lalu menghubungi anak buahnya. Setelah selesai Steven meletakkan ponselnya di meja.
"Aku akan bertanggung jawab menikah denganmu karena aku telah mengambil kehormatan mu yang berharga tapi kamu harus menandatangani surat perjanjian kontrak pernikahan," ucap Steven dengan nada dingin sambil memberikan kertas kosong.
"Aku tidak setuju dan aku tidak akan mau menandatangani surat perjanjian kontrak pernikahan apalagi kertas itu kosong," jawab Valen yang menolak permintaan Steven dengan nada tegas.
"Tanda tangani atau pernikahan besok batal," ancam Steven.
"Tapi ..." ucapan Valen terpotong oleh Steven.
"Tidak ada tapi - tapian tanda tangani atau pernikahan besok batal," ancam Steven.
Dengan wajah kesal Valen menandatangani surat kosong tersebut kemudian Steven menatap tajam ke arah Valen.
"Pakai pakaianmu dan pergi dari sini," ucap Steven dengan nada dingin.
"Aku mau ke kamar mandi dulu," ucap Valen.
Steven hanya menganggukkan kepalanya membuat Valen menahan amarahnya. Valen berusaha turun sambil menahan perih pada bagian privasinya menuju ke arah kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
"Akhhhhhhhh... Si*l jika aku menikah dengan Valen keenakan Debora dan laki - laki itu," ucap Steven.
"Ini semua salah Valen, awas kamu Valen akan aku buat hidupmu seperti di neraka," ucap Steven dengan rahang mengeras menahan amarahnya.
Di tempat yang sama hanya berbeda ruangan Debora dan Deren duduk di pojok restoran tersebut sambil menunggu pesanan minuman dan cemilan mereka.
"Kakak tahu kalau kamu tidak mencintaiku tapi kamu jangan kuatir setelah kita menikah kakak tidak akan menyentuhmu selama kamu tidak mengijinkannya." ucap Deren.
("Asalkan kamu setia dan menjadi istriku itu sudah cukup bagiku," sambung Deren dalam hati).
"Apakah kak Deren serius tidak akan menyentuhku jika aku tidak menyetujuinya?" tanya Debora.
Entah kenapa ketika mengatakan itu hati Debora terasa sakit begitu pula dengan Deren.
"Kakak serius, jika kamu merasa tidak yakin kita tidur di kamar berbeda," ucap Deren.
Debora menghembuskan nafasnya dengan perlahan kemudian menganggukkan kepalanya tanda setuju.
"Aku percaya dengan kak Deren dan Debora harap kak Deren jangan menyalahgunakan kepercayaan yang aku berikan," ucap Debora.
"Terima kasih kamu percaya dengan kakak," ucap Deren.
("Aku akan buat kamu jatuh cinta padaku dan aku akan melindungi mu dari ke dua wanita ular itu termasuk Steven yang ingin menyakitimu," sambung Deren dalam hati).
Debora dan Deren saling terdiam dan tidak berapa lama pelayan restoran datang sambil membawa minuman dan cemilan. Mereka mengambil cemilan dan sekali - kali mereka minum tanpa ada yang bicara sedikitpun.
Mereka berdua sibuk dengan pikiran masing - masing tanpa menyadari dua pasang mata menatap Debora dengan kebencian siapa lagi kalau bukan Ibu tirinya dan adik tirinya.
"Bu, enak banget kak Debora," ucap Valen dengan wajah cemberut.
"Enak apanya? Dia dapat pria miskin sedangkan kamu dapat pria kaya," ucap Ibu nya.
"Iya sih tapi kan calon suaminya sangat perhatian dan sepertinya pria itu sangat sayang dengan kak Debora," jawab Valen yang selalu iri dengan Debora.
"Buat apa perhatian kalau pria itu miskin masih mendingan dirimu calon suamimu tampan dan kaya raya," ucap Ibunya.
"Tapi Bu, kak Steven memintaku menandatangani surat perjanjian tapi isinya masih kosong," keluh Valen.
"Apa maksudmu Valen? Kamu tanda tangani kertas kosong dan kamu setuju?" tanya Ibunya memperjelas ucapan putri semata wayangnya.
"Iya Bu dan Valen terpaksa menanda tanganinya," jawab Valen.
"Dasar anak bo doh, kenapa kamu tanda tangani ?" tanya Ibunya dengan nada kesal.
"Jika Valen tidak tanda tangani maka pernikahan kami bakalan batal," jawab Valen sambil menahan amarahnya terhadap Steven.
"Si*lan Steven berani mengancam putriku," ucap Ibunya sambil menahan amarahnya.
"Apa yang harus kita lakukan Bu?" tanya Valen .
"Kita harus bisa merebut kertas kosong yang kamu tanda tangani dari tangan Steven karena Ibu ingin menikmati harta milik Steven," ucap Ibu nya.
"Benar kata Ibu, kita harus bisa merebut surat itu karena aku juga lelah hidup miskin," ucap Valen.
"Kalau begitu lebih baik kita pulang karena besok hari pernikahan mu dengan Steven. Kamu harus berdandan cantik jangan sampai kalah dengan Debora," ucap Ibu nya.
"Baik Bu," jawab Valen.
Ke dua wanita itu pergi meninggalkan tempat tersebut dan tanpa sepengetahuan mereka berdua sepasang mata menatapnya dengan tatapan tajam.
"Aku sudah menduga kalau kalian hanya ingin hartaku dan aku merasa kalian membohongi aku dengan sengaja menjebak aku agar aku menikah dengan mu. Awas saja kalian akan aku balas dua kali lipatnya yang kalian lakukan padaku selain itu aku akan merebut Debora dari tangan pria miskin itu," ucap Steven sambil menahan amarahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Kerimpak Kaca Luya
Wah buat permulaannya pun cerita sudah sangat bagus...teruskan kak saya sudah tidak sabar menunggu🤭🤭💜🌹💜🌹💜
2022-11-10
0
Baca dua kali baru ngerti 🤭🤭🤭 maafkan kelemotan ku thooorr 😂 .... jadi ini cerita nya tentang Steven sang psikopat yang nanti berjodoh sama iparnya Debora kan ?? .....
2022-11-10
0
sebelah mafia ini psikopat ah thooorr sama sama sadis 😅😅😅like n favorit .. semangat author
2022-11-10
0