Steven Psychophat

"Jhonny, antar kan mereka ke hotel," perintah Steven.

"Baik tuan," jawab bodyguard tersebut.

"Sudahlah, lebih baik kita mengalah Bu," ucap Valen sambil menahan kesal terhadap Steven.

Ke dua orang tuanya menghembuskan nafasnya dengan perlahan kemudian mereka bertiga naik mobil yang berbeda sambil menahan amarahnya terhadap Steven.

xxxxxxxx

Tamu undangan satu persatu datang dan memberikan ucapan selamat atas pernikahan Valen dengan Steven namun ketika mereka ingin mengucapkan selamat ke Deren dan Debora maka Ibu tirinya langsung menjelekkan mereka berdua hingga mereka membatalkan untuk memberikan ucapan selamat.

Bukan itu saja semua orang kantor di mana Debora dan Deren berkerja tidak luput dari ucapan pedas yang ditujukan ke Debora dan Deren hingga tidak ada satupun yang memberikan ucapan selamat malah mendapatkan tatapan sinis dari para teman kantornya.

Steven yang mendengarnya hanya diam saja dan menatap ke arah Debora dengan datar dan tidak mengambil tindakan apa yang dilakukan dan dikatakan Ibunya Valen ke tamu undangan.

("Seandainya saja kamu tidak menikah dengan Deren, aku pasti akan membelamu dari mulut Ibu tiri mu. Terlebih ketika aku melihatmu begitu sangat bahagia menikah dengan Deren membuat darahku mendidih," ucap Steven dalam hati).

Steven bisa melihat dengan jelas bagaimana Deren memeluk Debora mantan calon istrinya dari arah samping dan saling berbisik membuat darah Steven mendidih hingga Steven memalingkan wajahnya ke arah samping.

Valen yang melihatnya sangat senang karena Ibunya berhasil menjelekkan Debora dan sekaligus dirinya sangat senang karena dirinya sudah menjadi Nyonya Steven. Pria terkaya dan pria tertampan di kota itu di mana para gadis dan wanita berlomba-lomba untuk mendapatkan Steven.

"Kak Deren, lebih baik kita pulang saja," ucap Debora yang sangat kecewa sekaligus marah terhadap Ibu tirinya.

"Ok, jawab Deren yang mengerti akan kesedihan Debora.

Debora dan Deren pergi meninggalkan tempat pesta pernikahan tersebut menuju ke parkiran mobil.

Di tempat yang berbeda di mana pengantin baru siapa lagi kalau bukan Steven dan Valen yang masih berada di dalam hotel tersebut. Steven menatap kepergian Debora dan Deren dengan wajah yang tidak bisa di tebak, wajah yang tidak memiliki ekspresi.

("Debora, Deren, Valen dan ke dua orang tuanya, aku akan menghukum kalian satu demi satu karena kalian telah berani menyakiti perasaanku. Terlebih Debora kamu sudah mengkhianati diriku maka bersiaplah menerima hukumanku yang tidak pernah kamu bayangkan," ucap Steven dalam hati).

Steven menggenggam erat ke dua tangannya untuk menyalurkan kemarahannya hingga buku-buku jarinya memutih.

"Nak Steven, kan sudah menikah dengan putriku," ucap Ibunya Valen sambil tersenyum bahagia ketika para tamu undangan sudah mulai berkurang.

"Lalu?" tanya Steven dengan nada dingin.

"Ibu dan Ayah, bolehkan tinggal di rumahmu?" tanya Ibu nya Valen penuh harap.

"Boleh saja," jawab Steven sambil tersenyum menyeringai.

Ke dua orang tua Steven ingin membuka mulutnya kalau mereka ingin mengatakan ke Steven untuk tidak mengijinkan mereka tinggal namun Steven memberikan kode ke arah mereka hal itu membuat ke dua orang tuanya tidak jadi mengatakannya.

"Terima kasih nak Steven, nak Steven memang baik," puji Ibunya Valen.

"Tentu saja, aku sangat lelah ingin tidur di hotel ini," ucap Steven sambil berjalan ke arah pintu lift diikuti oleh ke dua orang tua Steven, istrinya yang bernama Valen dan ke dua orang tuanya Valen.

"Ibu dan Ayah, lebih baik pulang ke rumah dan ambil semua barang karena besok pagi sopirku akan datang menjemput Ibu dan Ayah," ucap Steven dengan nada lembut namun dalam hatinya ingin memaki ke dua orang tua yang tidak tahu malu.

"Baiklah, kami akan pulang dulu untuk mengambil barang kami," ucap Ibunya Valen sambil tersenyum bahagia.

"Ayo Ayah kita pulang karena besok kita tinggal di rumah yang besar dan tidak sempit lagi," ucap istrinya sambil menarik tangan suaminya tanpa punya rasa malu sedikitpun.

Mereka bertiga tidak tahu kalau sebentar lagi mereka akan mengalami kejadian yang tidak bisa dilupakan seumur hidup mereka.

"Ayo Bu, Ayah juga tidak sabar," jawab suaminya.

Tanpa berpamitan mereka langsung pergi meninggalkan tempat tersebut sedangkan Steven menatap ke arah ke dua mertuanya dengan tatapan kebencian.

("Gara - gara kalian Debora menikah dengan pria miskin itu dengan cara menjebakku memberikan obat perang sang," ucap Deren dalam hati sambil menahan amarahnya).

("Akan aku buat kalian menderita dan menyesal karena menikah dengan ku," ucap Steven dalam hati).

("Debora, bagaimana caranya kamu harus menjadi milikku dan aku akan menyiksamu karena telah berani mengkhianati ku," ucap Steven dalam hati).

Tanpa di sadari oleh keluarga Valen dan Debora kalau Steven adalah seorang psychopath yang sangat suka menyiksa orang terlebih orang yang telah menyakiti hatinya mengikuti sifat ke dua orang tuanya yang juga sama-sama psychopath.

Steven menekan tombol lift dan tidak berapa lama pintu lift terbuka lalu mereka masuk ke dalam kotak persegi empat.

Di dalam lift, Valen tidak berhenti tersenyum karena dirinya kini menjadi Nyonya Steven. Keluarga yang sangat kaya raya dan disegani di kota tersebut. Valen mengkhayal dirinya dan Ibunya berfoya - foya menghabiskan uang Steven.

("Tersenyum lah terus karena setelah kamu berada di kamar maka penderitaan mu akan di mulai," ucap Steven dalam hati sambil tersenyum jahat).

("Sepertinya putra ku sudah mempunyai rencana untuk wanita yang tidak tahu diri, Syukurlah jadi aku tidak perlu menasihati nya," ucap Ibu nya Steven).

("Sifat Steven sama seperti diriku, semua wanita yang mencoba mengkhianati maka hukuman nya adalah siksaan dan berakhir dengan ke ma ti an," ucap Ayahnya Steven dalam hati).

Ting

Pintu lift terbuka mereka keluar dari ruangan persegi empat tersebut dan berjalan ke arah kamar mereka masing-masing. Steven mengambil kartu akses dari saku jasnya kemudian menempelkan di pintu.

Klik

Terdengar suara pintu terbuka membuat Steven mendorong pintu tersebut dan masuk ke dalam kamar dengan diikuti Valen. Mata Valen membulat dengan sempurna karena biasanya kamar pengantin semuanya bernuansa putih namun yang dilihatnya sekarang semuanya bernuansa hitam.

Grep

"Kak Steven, kenapa semua serba hitam?" tanya Valen sambil memeluk suaminya dari arah belakang.

Bruk

"Akhhhhhhhh..." teriak Valen

Steven yang sangat membenci Valen mendorong Valen dengan kasar membuat Valen terkejut dan terjatuh di lantai bersamaan Valen berteriak.

Steven berjalan ke arah Valen kemudian berlutut sambil mengarahkan tangannya ke arah rahang Valen.

"Aku sangat suka dengan warna hitam jadi jangan pernah protes." ucap Steven kemudian menarik tangannya.

Steven kembali berdiri kemudian mengambil tisu yang berada di meja dan men lap nya. Setelah selesai Steven melempar bekas tisu tersebut ke arah wajah Valen.

"Satu lagi, jangan pernah menyentuh tubuhku ataupun menyentuh semua barang - barang kesayangan ku jika tidak aku tidak akan segan - segan menghukum dirimu,'' ucap Steven dengan nada dingin dan tegas.

"Bukankah kita sudah menikah? Kenapa aku tidak boleh menyentuh kak Steven?" tanya Valen dengan nada protes.

"Aku terpaksa menikah denganmu untuk membalas dendam atas apa yang kalian lakukan pada Debora selama ini," ucap Steven.

("Asal kamu tahu, kalau pernikahan kita itu palsu karena orang yang menikahkan kita adalah orang ku," sambung Steven dalam hati).

"Perempuan mu ra han itu lagi, kenapa sih kak Steven membela wanita yang tidak punya rasa malu itu?" tanya Valen dengan nada setengah oktaf sambil berdiri.

Plak

"Jangan pernah menghina Debora, cukup aku yang boleh menghina nya," ucap Steven sambil menampar pipi mulus Valen.

Tamparan Steven yang keras membuat wajah Valen berpaling ke arah samping hingga terlihat dengan jelas gambar tangan Steven di wajah Valen selain itu sudut bibir Valen menjadi pecah dan mengeluarkan darah segar.

"Debora ... Debora ... Aku sangat membenci DEBORA!!!" teriak Valen sambil menahan rasa perih pada pipinya.

Plak

"Jangan pernah memaki Debora di depanku, jangan berteriak di depan ku dan jangan pernah memanggil ku dengan sebutan kak Steven tapi panggil aku dengan sebutan tuan muda karena kamu adalah pelayan ku yang mengurus semua kebutuhan ku kecuali hubungan suami istri karena aku tidak sudi melakukannya," ucap Steven sambil menatap Valen dengan tatapan mem bu nuh kemudian menampar Valen kembali.

Valen hanya bisa menggenggam ke dua tangannya dengan erat menahan amarahnya terhadap Debora.

("Sia*an kenapa setelah kami menikah kak Steven masih saja memikirkan wanita yang tidak punya malu itu," ucap Valen dalam hati).

Steven kembali mengambil tissue dan men lap tangan kanannya karena tadi habis menampar Valen kemudian membuang tisu tersebut ke arah wajah Valen membuat Valen memejamkan matanya.

"Aku sangat alergi bersentuhan dengan wanita mu ra han termasuk kamu jadi jangan pernah sekali-kali menyentuh ku apalagi menyentuh barang berharga ku kecuali aku yang menyuruhmu," ucap Steven

"Bekas tisu, langsung di buang tong sampah, cepat!!!" teriak Steven.

Tanpa menjawab Valen mengambil bekas tissue dengan wajah jijik membuat Steven menampar Valen kembali.

Plak

"Aku paling benci, orang kerja sepertimu jadi cepat buang tisunya!!" Perintah Steven.

"Oh ya satu lagi setiap aku menyuruhmu jawab baik tuan jika tidak aku akan menghukum dirimu baik berupa tamparan dan bisa juga siksaan lainnya," sambung Steven sambil kembali mengambil tissue untuk men lap tangannya.

Setelah selesai tissue tersebut di buang ke wajah Valen membuat Valen kembali memejamkan matanya sambil menahan amarahnya.

"Baik tuan muda," jawab Valen sambil tersenyum walau dalam hatinya ingin mem bu nuh nya.

("Kalau seandainya aku tahu akan begini jadinya, aku tidak akan mau menikah dengan pria gi*a ini," ucap Valen dalam hati sambil mengambil tissue kotor dan membuangnya ke arah sampah).

Terpopuler

Comments

Intinya Steven salah faham sama Debora ... yg salah kan mama tiri nya n Vallen ... sukurin Luh Vallen nikah ma psikopat gila siap siap hidup bagai di neraka 🤭🤭🤭

2022-11-11

0

Sumawita

Sumawita

Semoga Steven ga sampai menyiksa Debora

2022-11-11

0

Yulita

Yulita

jelas"seteven yg salah ko malah Debora yg jadi imbas nya,seolah seteven yg di sakiti,walaupun dijebak harus nya seteven sadar diri dong Thor,ko jadi emosi aku yg baca🤣🤣🤭

2022-11-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!