"Kamu sembunyikan di mana pakaian bekas ku?" tanya Steven mengulangi perkataannya.
"Aku bilang taruh di depan pintu," jawab Valen tetap berbohong.
Tanpa menjawab ucapan Valen, Steven berjalan ke arah pintu kemudian membuka pintu tersebut membuat wajah Valen pucat pasi.
Steven menjentikkan jarinya dan tidak berapa lama datang dua bodyguard ber tampang menyeramkan memberi hormat ke arah Steven.
"Ada yang bisa kami bantu tuan muda?" tanya salah satu bodyguard dengan nada sopan.
"Ambilkan kantong plastik hitam di kolong tempat tidurku," perintah Steven.
"Baik tuan muda," jawab dua bodyguard dengan serempak.
Dua bodyguard tersebut berjalan ke arah ranjang sedangkan wajah Valen sangat pucat dan tubuhnya gemetaran karena Steven tidak percaya dengan apa yang dikatakannya.
"Sudah saya ambil tuan," ucap bodyguard sambil memperlihatkan kantong plastik hitam.
"Bagus, aku ingin kalian berdua memberikan hukuman untuk wanita itu. Terserah kalian mau melakukan apapun aku tidak perduli termasuk melakukan hubungan suami istri," ucap Steven.
"Baik tuan," jawab dua bodyguard tersebut dengan serempak.
"Aku ini istrimu, kenapa kak Steven tega padaku?" tanya Valen dengan mata berkaca-kaca sambil berusaha memberontak karena ke dua tangannya ditarik oleh dua bodyguard tersebut.
"Asal kamu tahu, kalau kita sebenarnya bukan suami istri karena sampai kapanpun aku tidak sudi menjadi suami mu," ucap Steven sambil tersenyum menyeringai.
"Apa maksud kak Steven?" tanya Valen tidak percaya dengan apa yang di dengarnya.
"Orang yang menikahkan kita adalah orangku sedangkan tamu undangan yang kamu pikir adalah orang kantor ku kamu salah besar karena sebenarnya mereka semua adalah orang - orang ku kecuali orang - orang kantor di mana Debora dan suami nya bekerja tapi sayang Ibumu membohongi semua orang sehingga tidak ada satupun yang memberikan ucapan selamat ke mereka," jawab Steven terus terang.
Deg
Deg
Jantung Valen berdetak kencang dirinya tidak menyangka kalau ternyata pernikahan mereka adalah palsu membuat Valen sangat marah dan ingin menampar Steven tapi sayang kekuatan ke dua tangan kekar bodyguard milik Steven membuat Valen tidak bisa melakukan hal tersebut.
"Selama kalian bermain dengan wanita yang tidak punya malu ini kalian harus merekamnya dengan wajah yang sangat jelas tapi sebelumnya berikan dosis obat perang sang yang sangat tinggi agar terkesan dia wanita mu ra han." perintah Steven.
"Baik tuan," jawab dua bodyguard tersebut dengan serempak.
Steven menjentikkan jarinya tanda supaya mereka keluar dari kamar tersebut tanpa memperdulikan umpatan Valen. Steven berjalan ke arah pintu dan menutupnya dengan rapat.
"Penderitaan mu baru di mulai karena besok aku akan membuatmu menderita terlebih dengan ke dua orang tuamu karena setelah ketiganya ma ti di tanganku barulah aku akan menyiksa Debora hingga Debora ma ti menyusul mereka," ucap Steven sambil mengambil anggur dan meminumnya.
"Tapi sebelum aku menyiksa Debora dan mem bu nuh Debora, aku akan melakukan ke suaminya terlebih dahulu baru Debora," ucap Steven sambil tersenyum menyeringai.
Karena lelah Steven berjalan ke arah ranjang kemudian berbaring sambil menatap ke arah langit - langit kamarnya dan tidak membutuhkan waktu berapa lama Steven tidur dengan pulas nya.
xxxxxxxx
Steven sudah selesai mandi dan memakai pakaian santai dan kini Steven makan bersama ke dua orang tuanya di lobby hotel yang juga membuka restoran. Hingga lima belas menit kemudian mereka sudah selesai makan dan minum.
"Wanita yang tidak malu itu kemana?" tanya ibunya dengan wajah menahan amarahnya.
"Aku berikan ke dua bodyguard ku mom," jawab Steven dengan wajah tanpa bersalah.
"Bagus, Mommy tidak setuju jika kamu menikah dengan wanita yang tidak tahu diri itu apalagi ke dua orang tuanya rasanya Mommy ingin menyiksa mereka sampai mereka meminta untuk di bu nuh," ucap Mommynya.
"Daddy, juga sama Mom tidak suka punya menantu seperti itu apalagi ke dua orang tuanya rasanya ingin Daddy menguliti," sambung suaminya.
"Apalagi Steven, Mom tapi Steven ingin menyiksanya secara perlahan karena kalau langsung enak buat wanita ular itu," ucap Steven.
"Terus ke dua orang tua itu, mau kamu apakan?" tanya Mommy nya penasaran.
"Akan Steven jadikan budak untuk membersihkan mansion milik Steven dan semua pelayan akan Steven kirim ke rumah Daddy dan Mommy," ucap Steven
"Mommy setuju, nanti kamu siksa mereka sampai mereka meminta untuk di bu nuh," ucap Mommy nya.
"Daddy juga setuju, kalau kamu butuh bantuan, Daddy siap sedia," ucap Daddy nya.
"Baik Dad," jawab Steven.
"Apalagi kami tidak menikah kok Dad, Mom," sambung Steven.
"Maksudnya?" tanya ke dua orang tuanya dengan serempak.
"Mereka orang suruhan Steven," jawab Steven.
"Anak pintar, karena Daddy tidak setuju jika kalian menikah," ucap Daddynya.
"Iya Dad," jawab Steven.
Mereka pun terpaksa mengobrol tentang pekerjaan Steven karena para tamu hotel mulai berdatangan untuk makan di lobby hotel.
Hingga Steven menatap dua orang gadis cantik, seorang wanita paruh baya namun masih terlihat cantik, dua wanita muda yang juga cantik, satu pemuda tampan, dua pria muda yang tampan sepertinya kembar dan satu pria paruh baya namun masih terlihat karismatik. Total semuanya ada lima wanita dan empat pria.
Namun satu yang menarik di hati Steven dan entah kenapa jantungnya berdetak kencang ketika melihat senyumnya.
("Kenapa jantungku berdetak kencang ketika melihat senyumnya? Kenapa dengan Debora aku tidak ada perasaan seperti itu?" tanya Steven dalam hati).
Steven melihat salah satu pria yang masih muda mengacak rambut gadis itu membuat Steven memalingkan wajahnya. Entah kenapa hatinya sangat marah terhadap pria tersebut padahal dirinya bukan siapa - siapa.
("Mereka sepertinya kembar karena wajahnya sangat mirip dan di sebelah kanan dan kirinya mungkin orang tuanya karena wajahnya mirip dengan Ayah pria itu," ucap Steven dalam hati sambil menatap kembali ke arah gadis itu).
"Steven," panggil mommynya.
Hening
"Steven," panggil Mommynya sambil memegang tangan putranya namun sepasang matanya menatap ke arah yang di tuju oleh Steven.
"Iya Mom, ada apa Mom?" tanya Steven dengan wajah gugup.
"Kamu melihat apa?" tanya Mommy nya pura - pura tidak tahu.
"Melihat gadis itu Mom, entah kenapa jantung Steven berdetak kencang padahal waktu bersama Debora, Steven tidak merasakan itu hanya perasaan suka karena Debora baik dan tidak matre seperti wanita pada umumnya," jawab Steven dengan jujur.
"Kamu ingin kita berkenalan dengan mereka?" tanya Mommy nya.
"Kalau di tolak bagaimana Mom?" tanya Steven dengan ragu.
"Kenapa di tolak? Di kota ini kita paling kaya jadi semua orang sangat takut dan menghormati kita," ucap Mommy nya.
"Memang benar Mom tapi di lihat cara mereka berpakaian sangat jelas kalau mereka lebih kaya dari kita dan mereka pasti akan menghina dan merendahkan kita," ucap Steven yang merasa kurang percaya diri.
"Kalau mereka melakukan itu, Mommy dan Daddy akan memberikan pelajaran ke mereka," ucap Mommy nya.
"Benar kata Mommy, kalau mereka menghina kita maka Daddy akan menghukum mereka dengan cara menyakitkan," sambung Daddy nya.
"Baik Dad, kita ke sana karena Steven ingin berkenalan dengan gadis itu," ucap Steven.
"Eh tunggu, gadis yang kamu sukai berjalan ke arah toilet bersama saudaranya karena wajahnya hampir mirip. Mommy punya ide kalian berdua di sini saja," ucap Mommy nya sambil turun dari kursi dan berjalan ke arah toilet.
"Mommy, selalu punya ide dan semoga saja berhasil," ucap Steven sambil menatap kepergian Mommynya.
"Pasti berhasil, Mommy mu kan ratu drama," ucap Daddy nya sambil menatap istrinya.
"Kita lihat Dad," jawab Steven.
Mommynya Steven berjalan ke arah ke dua gadis itu dengan langkah cepat hingga di lorong sepi wanita itu memegangi dadanya.
"Aduh dadaku sakit sekali," ucap wanita itu sambil menyandarkan tubuhnya ke dinding.
Ke dua gadis itu membalikkan badannya dan berjalan ke arah wanita tersebut.
"Nyonya tidak apa-apa?" tanya ke dua gadis tersebut dengan nada lembut namun wajahnya terlihat sangat kuatir.
"Dadaku sakit sekali, Mommy lupa membawa obat untuk meredakan sakitnya," ucap wanita itu.
"Maaf Nyonya kami bantu berjalan ke arah restoran, aku nanti pesan teh hangat untuk mengurangi rasa sakit." ucap gadis pertama sambil menarik perlahan tangan kiri wanita itu ke arah bahunya dan tangan satunya lagi memeluk tubuh wanita tersebut dari arah samping.
''Apa tidak merepotkan?" tanya wanita itu.
''Tidak merepotkan kok karena sesama manusia harus tolong menolong," ucap gadis ke dua sambil ikut menarik perlahan tangan kanan wanita itu ke arah bahunya dan tangan satunya lagi memeluk tubuh wanita tersebut dari arah samping.
"Terima kasih, kalian memang sangat baik," ucap wanita tersebut sambil tersenyum menyeringai tanpa sepengetahuan mereka berdua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Nah dah mulai ketemu jodoh aslinya ........ moga setelah ini dia melupakan dendam nya pada Debora dan Darren
2022-11-12
1
Yulita
kalopun Debora bukan jodoh Steven,jangan biarkan Debora disakiti Steven dong Thor,kan kasihan dia orang baik😔
2022-11-12
1
Rachel Syaka
aku paham sekarang ceritanya di sinilah steven bertemu pertama kalinya dengan leona alexsander anak pasangan pasutri dari jessica dan lemos alexsander .Aku jalan suka ceritanya . OKE lanjut thor
2022-11-12
0