Sadar

Claudia menutup matanya kala merasakan hembusan nfas dingin di area lehernya yang jenjang. Ia bahkan terlihat sangat gugup sebab baru kali ini dadanya berdegub dengan sangat kencang. Pria di sampingnya benar benar membuat dirinya begitu salah tingkah dan perasaannya tak karuan.

Hingga saat tinggal beberapa senti meter lagi mulut William akan tepat berada di leher Claudia, Kevin yang baru saja datang terlihat begitu terkejut dan diam membisu.

William tersenyum tipis dan melihat ke arah Kevin dengan tatapan santainya. Ia membenarkan letak kacamatanya dan mulai kembali menata beberapa botol berisi darah kedalam laci samping tempat tidur.

Claudia yang masih terpejam, kini perlahan mulai membuka matanya dan melihat tepat di depan matanya Kevin menatapnya dengan sangat tajam. Dengan perasaan yang masih belum bisa terkontrol, Claudia menggeserkan posisi duduknya agar menjauh dari tubuh William.

"Ka...kau sudah kembali?" tanya Claudia yang hanya di sambut dengan tarikan di tangannya.

William menggelengkan kepala seraya tersenyum melihat tingkah Kevin yang begitu seenaknya pada seorang gadis yang bukan dari bangsanya sendiri. Kevin bahkan menyeret tubuh Claudia menuju lorong bawah tanah dan mendorong tubuh gadis tersebut ke dinding lorong yang sangat lembab.

"Akhh!" pekik Caludia dengan pelan.

Kevin dengan cepat mendekatkan tubuhnya pada Claudia hingga membuat tubuh mungil gadis itu kini terhimpit antara dinding kastil dan juga tubuh Kevin yang tinggi. Kevin mendekatkan wajahnya tepat di belakang telinga Claudia dan gadis itu mencoba berontak untuk terbebas dari himpitan tersebut.

Namun, semakin Claudia melakukan perlawanan, Kevin justru kini mencengkram tangan Claudia dengan sangat kencang hingga gadis itu kini tak bisa melakukan apapun. Kevin mendekatkan wajahnya ke arah Claudia. Gadis itu terguncang dan terlihat sangat ketakutan Matanya mulai terpejam seiring dengan Kevin yang kian mendekatkan wajahnya pada wajah Claudia.

Nafasnya terlihat begitu cepat dan juga tubuhnya mulai sedikit terguncang. Ya, Claudia sangat ketakutan dengan tingkah Kevin yang begitu kasar padanya. Claudia bahkan sedikit meneteskan air matanya.

Hingga tetesan air mata itu pun terlihat oleh Kevin. Pria itu tersenyum dan mulai memalingkan wajahnya dari Claudia.

"Kau sangat ketakutan padaku, tapi saat dengan William kau sangat terlihat menikmatinya"

Sontak saja Claudia membuka matanya dan menatap penuh kebencian pada Kevin. Ucapannya benar benar membuat dirinya merasa terhina. Bagaimana mungkin ia menikmati perlakuan keji dari pria yang sabtu saja ia temui.

Claudia diam dan tak melakukan perlawanan pada William sebab Claudia yakin bahwa William takan melakukan hal macam macam padanya. Dan Claudia yakin akan hal itu sebab wajah William terlihat begitu lugu dan baik.

Claudia mendorong tubuh Kevin dengan sangat keras hingga menghantam ke dinding kastil. Gadis itu benar benar kesal dan marah dengan ucapan Kevin yang begitu merendahkannya.

"Diam kau! Kau sungguh pria yang tak punya perasaan! Kau mengatakan hal itu tanpa memikirkan aku yang mendengarkannya. Aku takut padamu sebab jelas terlihat dari wajahmu, kau adalah orang yang picik dan breng**k! Kau bahkan tak tahu caranya menghergai seorang wanita !"

Kevin kembali mendekatkan dirinya pada Claudia dan kini tangannya mencengkram bagian pipi Claudia dengan sangat kasar.

"Bagaimana aku bisa menghargai seorang gadis, jika gadis tersebut diam saja ketika akan dilecehkan oleh seorang pria!"

Claudia menajamkan pandangannya pada Kevin dan kali ini kekuatan dari liontinnya mulai terlihat bekerja lagi. Claudia mendorong tubuh Kevin dengan sangat keras hingga membuat pria itu menghantam dinding kastil dengan sangat kencang. Bahkan kastil sedikit terguncang akibat hantaman keras tubuh Kevin.

Claudia menatap tangannya dengan heran. Ia benar benar bingung dengan apa yang baru saja terjadi pada dirinya. Mengapa ia benar benar kuat, bahkan bisa membuat seseorang tersungkur begitu saja.

Tak lama, William datang dengan sedikit berlari. Pria itu menghampiri Claudia dan mengecek kondisi gadis tersebut.

"Kau baik baik saja?" tanya William khawatir.

William mengernyitkan dahinya ketika melihat tubuh Kevin saat ini sedang terduduk di atas lantai. Ia mulai mencerna kejadian yang ia lihat sekarang dan ia pun menatap liontin yang saat ini tengah di pakai oleh Claudia.

"Liontin itu" ucap William seraya menunjuk ke arah liontin biru cantik itu.

Claudia memang erat kalung yang sedang ia pakai dan mengerjapkan matanya pada William. Hingga akhirnya pria itu pun membawa Claudia untuk masuk kembaki ke dalam kamar di dalam lorong bawah tanah.

Kevin yang masih merasakan kesakitan di sekujur tubuhnya mencoba untuk memulihkan kondisinya. Ia sangat kesal dan marah oada Claudia yang mampu membuat dirinya menghantam dinding kastil sekeras itu. Ia kini sadar bahwa Claudia bukanlah gadis biasa. Ia bukanlah gadis biasa dan akan ia tunjukan pada sang ayah yang baru saja tiba di kastil kerajaan vampir.

Kevin berjalan dengan cepat menuju kamar temoat William membawa Claudia. Ia menatap Claudia penuh dengan kebencian dan mulai kembali mencengkram tangannya dengan sangat kencang.

"Kau mau ajak dia kemana?" tanya William dengan khwatir.

"Ini bukan urusanmu! Dan kau tak boleh ikut campur dengan apapun yang ku lakukan!"

"Tapi dia..." ucapan William menggantung sebab Kevin mulai memberinya kode untuk diam.

William menatap tubuh Claudia yang saat ini diseret begitu kasar oleh Kevin. Ia tak bisa melakukan apapun sebab Kevin adalah anak sang raja.

Claudia kembali mencoba mendorong tubuh Kevin, namun dengan cepat Kevin mentotok urat syaraf di leher gadis tersebut hingga ia tak bisa bergerak dan diam mematung. Kevin mulai menggendong tubuh Claudia menuju lantai atas tempat ayahnya berada.

Saat ini Xander sang raja vampir yang baru saja tiba dari perjalanan yang panjang tengah menatap ke arah luar kastil yang begitu cerah dengan sinar mentari yang begitu terik. Pakaian yang bangsanya kenakan adalah pakaian yang bisa melindungi dari sinar matahari yang bisa melindungi kulitnya yang bisa terbakar. Ia bahkan tak bisa menatap sinar mentari terlalu lama sebab matanya akan terasa sakit.

Kevin yang saat ini tengah menggendong tubuh Claudia mulai menatap wajah gadis tersebut begitu dalam. Claudia benar benar manusia yang memiliki keunikan pada darahnya. Hingga Kevin pun mulai melemah dan menurunkan Claudia di tangga kastil.

Kevin kembali mentotok Claudia hingga gadis itu kini bisa bergerak. Claudia yang merasa bisa oergi dari Kevin, mencoba untuk kabur dan menjauhi Kevin. Namun perkataan pria itu benar benar membuatnya kembali tertegun.

"Pergilah yang jauh! Aku bahkan takan menjamin keselamatan nyawamu sampai pintu kastil ini! Kevin terlihat menyeringai hingga memperlihatkan gigi taringnya yang begitu tajam.

Sontak saja Claudia membulatkan matanya dengan sempurna sebab terkejut. Ia benar benar takut dengan Kevin yang kini ia sadari bahwa pria itu bukanlah manusia biasa.

"Ka...kau, si...siapa kau?" Claudia memundurkan langkahnya mencoba menghindari Kevin.

"Apa kau tak bisa melihat taringku! Kau bahkan tak sadar sejak tadi semua orang di sini bukanlah manusia. Kau benar benar gadis yang bodoh" Kevin tertawa keras.

"Aku bisa menjamin kau selamat untuk hidup disini. Tapi kau harus patuh dan tunduk dengan semua ucapanku. Dan jika kau tetap tak ingin menurutiku maka kau bisa pergi dariku. Namun ingaglah satu hal, aku sudsh katakan bahwa semua orang disini bukanlah seorang manusia dan mungkin kau takan selamat bahkan saat kau melewati tangga itu"

Kevin menunjuk tangga di bagian bawah yang menghubungkan antara ruang tamu dan ruang yang menjadikan tempat perkumpulan keluarga raja.

Claudia yang sadar akan fakta bahwa para penghuni kastil merupakan seorang vampir, mulai berusaha untuk lari dari tempat tersebut dengan kekuatan yang ia miliki. Namun, Kevin yang tahu bahwa gadis yang ia bawa bukanlah gadis biasa segera mencegahnya dan akan ia tunjukan pada sang raja vampir yang merupakan ayahnya sendiri.

Kevin mencengkram kuat pundak Claudia dan menghalangi langkahnya hingga Claudia terpojok di dinding kastil. Sorot matanya semakin tajam hingga membuat Claudia merasa sangat ketakutan.

Claudia hanya bisa memejamkan matanya kala Kevin mulai mendekatkan bibirnya pada daerah leher jenjang miliknya. Dada Claudia kian berdebar kala merasakan hembusan nafas Kevin yang begitu dingin menyentuh tengkuk lehernya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!