Claudia kini telah sampai di kediaman para vampir yang hidup didalam sebuah kastil. Tempat yang mewah dengan luas bangunan mencapai satu hektar itu dikhususkan untuk para vampir yang telah hidup ratusan tahun. Claudia yang masih lemas dan tak berdaya menatap pria misterius yang saat ini tengah membaringkannya di atas ranjang besar.
Perlahan lahan Kevin mulai menatap wajah cantik Claudia dari jarak dekat dan mulai mengendus wangi darah yang Claudia pancarkan dari tubuhnya.
"Harum darah yang keluar dari tubuhmu benar benar berbeda. Aku tak tahu kau manusia atau tepatnya seorang peri" Kevin tersenyum sekilas dan mulai mencoba menghisap darah Claudia.
Namun, tiba tiba saja kalung yang Claudia pakai memancarkan sinar yang sangat terang hingga menyilaukan mata Kevin dan membuatnya tak bisa melihat apapun sejenak.
"Akhhhh" Kevin berteriak dengan sangat kencang hingga membuat seluruh vampir yang ada di dalam kastik berbondomg bondong menghampiri kamar yang di jadikan tempat Kevin menyimpan Claudia.
Para vampir mulai berdatangan dan mencoba mengecek keadaan Kevin di dalam sana. Mereka mengetuk pintu serta mulai berteriak memanggil nama sang pangeran vampir namun hanya teriakan serta rintihan saja yang keluar dari mulut putra satu satunya sang raja vampir tersebut.
"Buka pintunya pangeran!" teriak salah satu vampir yang khwatir.
Lambat laun akibat dorongan yang dilakukan mereka, membuat pintu penahan kamar tak bisa bertahan lebih lama. Akhirnya pintu terbuka lebar dan tampak Kevin tengah terduduk di lantai seraya memegang bagian matanya yang sakit.
Mereka mulai mengecek kondisi Kevin yang saat ini masih terduduk di lantai, hingga tiba tiba saja para vampir yang sadar dengan wangi darah Claudia begitu antusias untuk dapat menghisap darah wanita yang baru saja dibawa sang pangeran.
Mereka berebut satu sama lain untuk mendekat ke arah tubuh Claudia terbaring dan mencoba menghisap darah gadis cantik tersebut secara brutal.
Kevin yang mulai bisa melihat kembali secara normal, perlahan mulai mengerjapkan matanya untuk melihat keributan yang terjadi di depannya. Ia tampak begitu terkejut ketika satu persatu vampir mulai berusaha menyerang Claudia agar bisa mendapatkan darahnya tersebut.
Kevin bangkit dan mendorong vampir vampir yang sudah terlihat kesetanan dengan harum darah yang keluar dari tubuh Claudia. NamunLiontin biru yang dikenakan Claudia berhasil membuatnya selamat dari terkaman para vampir. Bau menyengat yang bisa membuat hidung para vampir kesakitan sebab kesaktian yang dimiliki liontin itu mulai tampak.
Semua vampir yang sedang berkerumun di dekat tubuh Claudia satu persatu mulai berteriak kesakitan serta tumbang. Mereka bahkan banyak yang jatuh dan tak sadarkan diri sebab sinar yang keluar dari liontin biru yang Claudia pancarkan benar benar membuat matanya terasa sakit.
Claudia yang perlahan lahan mulai sadar pun menatap heran pada orang orang i sekelilingnya yang ia anggap sebagai manusia. Pikirannya berkecamuk kala melihat banyak sekali orang yang tak sadarkan diri didekatnya, namun ada satu pria yang menutupi matanya tepat di samping tubuhnya.
Kevin yang berhasil lolos dari pancaran sinar tersebut pun mulai menarik tubuh Claudia dari kamar tersebut dan menuntunnya untuk keruang bawah tanah.
Claudia menatap wajah pria tampan yang sejak tadi menolongnya dari serangan serigala dan saat ini ia diseret dengan paksa oleh pria tersebut.
Langkah kaki Kevin yang panjang membuat Claudia sedikit kesulitan untuk mengimbangi langkahnya tersebut. Hingga akhirnya Kevin terdiam dan mulai menggendong tubuh Claudia menuju ruang bawah tanah yang di rasa aman oleh Kevin.
"Kau mau ajak aku kemana?" tanya Claudia dengan bingung.
Kevin terus saja berlari tak menghiraukan pertanyaan yang keluar dari mulut Claudia. Ia benar benar harus menjaga Claudia sebab ia rasa bahwa Claudia adalah mangsanya yang memiliki darah sangat langka.
Sampai saat keduanya telah tiba di ruang bawah tanah, William yang saat ini tengah merapihkan beberapa botol darah di sana tampak terkejut ketika melihat Kevin sedang menggendong seorang gadis dipangkuannya.
Kevin menatap William sekilasan menaruh gadis itu di atas ranjang tempat William duduk. Pari kacamata itu hanya menatap Claudia sekilas dan kembali menata botol yang berisikan darah kedalam laci kamar tersebut.
"Jangan katakan apapun pada raja tentang gadis ini. Aku akan pergi membuat seluruh vampir tenang dan kembali pulih. Kau jagalah gadis ini sebelum aku kembali"
Baru kali ini Kevin mengajak William bicara. Sebelumnya Kevin bahkan seolah acuh dan menghiraukan William semenjak kematian ibunya karena sebuah obat yang diberikan ayah William.
William hanya diam tak menjawab perkataan Kevin. Ia tahu bahwa gadis yang pria itu bawa ke ruangan ini bukanlah berasal dari bangsa vampir, merupakan bangsa manusia. Namun anehnya, aroma darah yang mengalir di tubuh Claudia benar benar berbeda dari manusia pada umumnya.
Walaupun demikian, William yang sudah terbiasa menghirup aroma darah, bahkan tak berminat menghisap darah Claudia yang tepat saat ini ada disampingnya.
Kevin berjalan meninggalkan William dan Claudia berdua saja di kamar tersebut dan kembali ke tempat sebelumnya Claudia berada untuk menyembuhkan beberapa vampir yang sekarat.
Ia bahkan membiarkan Claudia hanya berdua saja dengan William sebab Kevin tahu bahwa William takan mungkin menghisap darah manudia dari orang yang ia bawa sendiri.
Sampai saat ini Claudia masih heran serta bingung dengan kejadian yang saat ini ia alami.
.
Ia kini dudum didekat seseorang yang tampak begitu putih pucat bak mayat hidup dengan beberapa botol cairan berwarna merah yang sedang ia susun ke dalam laci.
"Namamu siapa?" tanya William tanpa memandang wajah Claudia disampingnya.
"N....nama sa..saya Claudia" Caludia menundukan kepala dan mulai merasa takut ketika melihat seluruh ruangannya yang begitu redup dengan cahaya temaram dari lilin yang ada.
"Lalu kenapa kau datang ketempat kami? Apakah kau sudah bosan hidup?" tanya William yang saat ini mulai mengehntikan aktivitasnya.
"Ak...aku sebenarnya tersesat dihutan. Dan aku pun tak tahu akan dibawa ke rumahmu"
William tertawa mendengar perkataan Claudia yang mengatakan ini adalah rumahnya. William sangat tahu bahwa Claudia masih menganggap dirinya serta bangsa vampir yang ada sebagai manusia biasa.
"Apa kau tidak takut dengan kami?"
Claudia tertegun mendengar perkataan yang keluar dari mulut pria asing didekatnya. Takut? Entah apa yang harus dideskripsikan olehnya saat ini. Ia takut dengan kegelapan dan ia sangatlah introvert.
"Aku takut dengan kegelapan, tapi aku tak takit dengan kalian sebab kalian juga manusia" ucapan polos yang keluar dari mulut Claudia membuat William kembali tertawa kecil.
Hingga akhirnya William pun mendekatkan wajahnya ke arah Claudia sampai sampai membuat gadis itu kini terhantuk ke dinding. Claudia memajamkan mata kala merasakan hembusan nafas yang sangat dingin dari William kini tepat berada di area lehernya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments