"Kok bisa kamu kena pantatnya Oom Jin?" tanya Arka ke sepupunya yang hanya memasang wajah imut.
"Kalian kan tahu Oom Jin lebih pendek dari aku kan? Nah pas aku selesai latihan menembak, aku kira peluru di Glock aku sudah habis dan ketika Oom Jin berbalik, aku masih memegang pistolku tanpa sengaja aku menarik pelatuk... Dor! Kena pantatnya deh karena aku pas mengarahkan ke bawah..."
Semua orang yang mendengar cerita Shinichi hanya mendengus sebal.
"Bagus Shinchan! Bagus sekali!" ujar Hoshi gemas.
"Maafkan Shinichi Oom. Nggak sengaja. Lagian kejadiannya sudah lama kok" cengir putra sulung Hideo Park itu.
Valentino dan Arkananta hanya melengos.
***
Brussels Belgia
Leia akhirnya memberikan penutup kepada Sean dan raja Andrew tentang apa yang sebenarnya terjadi hingga membuat gegeran ke Inggris dan Dubai. Setelah menyelesaikan semua misinya, akhirnya kelima bersaudara itu kembali ke negara masing-masing setelah Luke Bianchi lebih dahulu terbang ke Tokyo bersama anak buahnya dan Natalia.
Ayrton Schumacher beserta keluarga besar tidak perduli dengan apa yang hendak dilakukan pemimpin Yakuza Takara sekarang beserta penasehatnya Shiki Matsumoto dan asistennya Hidetoshi Shinoda ke Natalia.
Dan kini mereka semua sudah tiba di rumah masing-masing di New York, Tokyo dan Jakarta. Leia Bianchi pulang ke Tokyo bersama dengan Shinichi karena Opanya, Takeshi Takara, kangen cucu bar-barnya apalagi harus menjalani pemasangan ring jantung.
***
Kediaman Keluarga Baskara
"Arkaaa! Akhirnya pulang juga anak Lanang sing bagus dhewe, pintar dhewe, lucu dhewe... ( anak laki yang cakep sendiri, pintar sendiri, lucu sendiri )" sambut Bima berdrama setelah putranya Arkananta pulang dari Belgia.
"Pak Bimasena, aku ga iso ambegan ( aku tidak bisa bernafas ). Jangan kencang-kencang meluknya" ucap Arka yang dipeluk erat oleh sang ayah.
"Oh kasihan." Bima pun melepaskan pelukannya membuat Arkananta menatap sebal ke ayahnya.
"Sudah pulang nak?" sapa Arimbi yang sedang menyiapkan makan siang.
"Lha ini bentukannya sudah nongol disini, ma." Arkananta pun mencium pipi Arimbi.
"Kamu bukan penampakan kan Ka?" goda Arimbi.
"Astaghfirullah! Bu Bimasena ini! Yang benar saja Bu. Masa iya penampakan bisa main cium pipi sama nyomot tempe goreng... Aduuuhh!" Arka menarik tangannya yang dipukul oleh Arimbi.
"Cuci tangan dulu! Kamu sama bapakmu sama saja, paling malas cuci tangan dari pergi, sudah langsung nyomot makanan di meja makan!" Arimbi mendelik judes.
"Njih Bu Bimasena..." cengir Arkananta sambil berjalan ke wastafel. Bima dan Arimbi masih menempati rumah mereka yang bersebelahan dengan bengkel milik Bima. Ayah Bima, Prayogha Baskara sudah berpulang saat Arka berusia sepuluh tahun karena sakit. Sesuai dengan wasiatnya, Prayogha dimakamkan di sebelah makam istri pertamanya, Savita Hermawan, ibu kandung Bimasena.
Ketiga anggota keluarga Baskara itu pun lamhsung menikmati hidangan makan siang yang sederhana tapi merupakan favorit Bima dan Arkananta. Arimbi sengaja memasak makanan itu menyambut kepulangan putra tunggalnya.
"Mama tahu aku pulang ya jadi masakin empal daging, tumis buncis udang, tempe goreng sama sambal ya? Saranghae mama" ucap Arka sambil memberikan finger heart ke Arimbi.
"Sama-sama anak Lanang. Bagaimana Brussels?" tanya Arimbi.
"Mbak Leia itu nyeremin. Kagak ada takut-takutnya, ma. Raja Andrew saja dilawan! Benar-benar anak mafia sama Yakuza."
"Sean gimana Ka?" tanya Bima.
"Bang Sean jelas tampak terpukul setelah tahu semuanya pa. Tapi mau gimana, nasi sudah jadi bubur kagak bisa jadi gendar" jawab Arka asal.
"Antara kasihan sama nggak sih ke Sean. Tapi benar impostor nya mirip banget sama Zee?" tanya Arimbi.
"Persis banget ma. Yang beda hanya suaranya tapi buat sekilas, plek mbak Zee. Padahal kita tahu mbak Zee kan cantiknya spesifik tapi bisa tuh impostor nya dioperasi persis sama."
"Teknologi makin canggih jeng Arimbi. Tapi aku salut si tetanus itu niat mengganti wajah gendakannya ( selingkuhanny ) sedemikan rupa. Oh kabarnya si Michelle bukan Obama ngirim pembunuh ke New Zealand?" Bima menatap putranya.
"Iya. Dijebak mbak Blaze dan mbak Leia."
"Keturunan mafia memamg menyeramkan. Untung jeng Arimbi cuma keturunan Giandra yang Membagongkan..." gumam Bima.
"Apa maksudnya mas?" Arimbi melirik ke arah suaminya.
"Nggak sadis-sadis lah macam Emi dan Georgina. Tahu sendiri kan mereka macam apa. Eh Arka, Georgina masih suka kasih obat bius sama pasiennya?"
"Masih lah pak Bimasena. Tante Georgina kan memang begitu kalau ada pasien yang nggak bisa diam."
"Eh tapi aku lupa jeng. Dulu jaman SMA kamu kan pernah menghajar anak-anak cewek reseh kan? Aku ralat omonganku. Para anggota keluarga Pratomo itu bar-bar semuanya!" seringai Bima.
"Jadi kamu ga suka gitu keluarga aku bar-bar ?"
"Bukan begitu jeng, lagian aku juga nggak suka cewek cengeng... Kamu kan cengeng kalau nonton drama Korea..."
"Kamu nggak suka aku galak?"
"Duh! Kok jadi gak jelas begini sih percakapannya aku sama kamu jeng? Kamu lagi PMS ya?" Bima menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Kalau iya, kenapa?"
"Berarti kan belum menopause..."
"Jadi kamu doain aku menopause dini? Aku itu belum lima puluh, mas!"
"Arka, bantuin bapakmu dong. Ini ibumu lagi sensi, bahaya demi kelangsungan perut kalau ibumu ngambek..." Bima menatap Arka yang cuek menikmati makan siangnya.
"Ma, tambah dong nasinya" senyum Arka yang membuat Arimbi senang.
"Kamu senang ya dimasakin mama?"
"Senang dong! Di Belgia makannya seringnya pasta melulu soalnya yang praktis. Shinichi sekalinya buat nasi goreng malah keasinan! Minta kawin tuh kungkang!"
"Hush! Shinichi masih kecil! Masak keasinan itu bukan berarti minta kawin, tapi bisa saja lupa dua kali kasih garam..." tegur Arimbi.
"Tapi ini parah ma" ucap Arka sambil menerima piring yang sudah ditambahkan nasi oleh Arimbi.
"Parah gimana Ka?" tanya Bima yang bersyukur perdebatan unfaedah dengan Arimbi teralihkan karena putranya.
"Kalah air laut!"
Arimbi dan Bima melongo lalu terbahak. "Astaghfirullah! Kasih garam berapa centong itu?" gelak Bima.
"Mbuh! Akhirnya malah kita buang lah! Wong nggak bisa dimakan juga, bisa-bisa darah tinggi dini kita!" sungut Arka.
***
Arkananta masih berkutat dengan tugasnya yang harus diselesaikan sebagai tambahan ujian tertulis ketika mendengar suara heboh di ruang tengah. Kamar Arka yang terletak di lantai dua memang pintunya tidak tertutup rapat jadi bisa mendengar suara-suara dari lantai satu.
Tidak lama terdengar suara langkah kaki yang menaiki tangga dan Arka hapal sekali itu langkah siapa.
"Mas Arkaaaa!"
Arkananta hanya melengos mendengar suara cempreng yang tanpa akhlak main teriak di depan kamarnya.
"Apa Anabelle?" balas Arka judes.
"Arabella, mas Arka. Bukan Anabelle! Nanti aku bilangin papa lho kalau mas Arka main ganti-ganti nama aku!" Seorang gadis remaja manis berambut hitam panjang pun langsung main masuk ke dalam kamar Arka.
"Mau ngapain kamu?"
"Peluk mas Arka. Kan Ara kangen!" Tanpa malu, Arabella langsung memeluk Arkananta.
"Eh Kunti! Gue lagi bikin tugas!"
"Kok mas Arka gitu!" Arabella melepaskan pelukannya dan memasang wajah cemberut. "Kenapa panggilannya yang berhubungan sama setan semua sih!"
"Dah diem. Tuh ada coklat banyak buat kamu!"
"Yeeeyyy! Makasih mas Arka!" Arabella mencium pipi Arka dan langsung mengambil coklat yang tersebar di atas karpet.
***
Yuhuuuu Up Pagi Yaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Wilis Ardianti
walaupun bacanya msh ngeraba2 soalnya ga tau cerita dr awalnya yg mana,,tp dibawa enjoy,,ceritanya seru,,
2024-01-19
1
ꍏꋪꀤ_💜❄
mbak Hanna... panggilan babeh sama nyak pas siapa ya... aku lupa😁😁😁
2022-11-14
2
ellyana imutz
pawang ny c arka kah arrabelle satrio??? titisan opa eiji tu c bima
2022-11-12
1