Kita mulai cerita dari Arka dan Valentino terbang ke Tokyo sebelum ke London
Arkananta Mahija Giandra Baskara, adalah nama lengkap putra Bimasena Baskara dan Arimbi Giandra. Terlahir dari keluarga Sultan, bukan berarti Arka, begitu biasa dia dipanggil, menjadi anak yang sombong karena buat apa sombong karena pasti akan ada yang lebih darinya. Kasarannya diatas langit, masih ada langit.
Putra tunggal Bimasena Baskara, pengusaha bengkel dan pemilik banyak toko emas di Jakarta itu sekarang berada di bandara Soekarno-Hatta bersama dengan sepupunya, Valentino Reeves. Mereka akan bertolak ke Tokyo untuk bertemu dengan Luke Bianchi dan Shinichi Park.
Mereka memutuskan memakai pesawat Garuda dan menolak memakai pesawat pribadi milik keluarga Giandra dengan alasan, ingin menikmati First Class.
Valentino, generasi keenam keluarga Reeves dikenal kulkas seperti papa macannya, Hoshi. Mulutnya memang tidak sepedas papanya tapi kalau sekali judes, bisa seharian. Kelahirannya lah membuat opa buyutnya, Eiji Adipramana Reeves, menangis seharian saking terharunya karena nama tengahnya disematkan di cicitnya. m
"Kita beneran nih mau obrak abrik Brussels?" tanya Arka sambil ngemil coklat.
"Kata bang Lukie sih begitu."
"Kalau kita ketangkap?"
"Ya apes! Paling dihukum minor karena masih di bawah umur" sahut Valentino cuek.
"Eh Panjul, elu itu sudah 18 tahun, aku 19. Yang masih minor cuma Shinchan!" cebik Arka. "Nggak ada lah kita berdua kena hukuman karena di bawah umur!"
"Eh Arca, muka lu emang kelihatan 19?" Valentino melirik judes ke Arka.
"Kagak sih!"
"Gue?"
"Kagak juga."
"Shinchan apalagi... Imut" gumam Valentino sambil berjalan masuk ke dalam pesawat.
"Nah berarti kita bisa bilang masih 15 tahun kan?" cengir Arkananta.
Valentino pun melengos. "Pasport mu kan ada tanggal lahirnya kampret! Gimana sih!"
"Lha siapin pasport palsu dong!"
Valentino berbalik ke arah kakak sepupunya yang selisih setahun. "Anaknya pak Bima gini nih! Otaknya kriminil!"
"Kan bisa minta tolong Oom Benji..." cengir Arkananta.
"Alamat elu dikirim ke Amazon barengan Shinichi sama bokap lu!"
"Kok elu nggak ikutan otak kriminil sih V?" goda Arkananta.
"Lu kagak tahu aja kalau bokap gue sampai tahu, hukumannya kagak main-main. Anaknya bakalan digantung di pohon mangga trus dibiarin macam pinata plus kena gebug pakai tebah macam aku kasur yang dijemur."
"Emang elu pernah digituin sama Oom Hoshi?"
"Pernah! Waktu SD gara-gara nilai matematika aku dapat nilai telor besar, dihukum begitu."
Valentino dan Arkananta duduk di kursi mereka.
"Lho bukannya elu demen matematika? Kok bisa dapat telor?" Arkananta lalu mensetting kursinya.
"Pas ulangan, gue ketiduran gara-gara asyik main Resident Evil." Valentino lalu memasang airpods nya.
Arkananta terbahak membayangkan Valentino kecil dihukum macam itu oleh Hoshi. Tapi memang iya sih, Oom Hoshi kalau kasih hukuman sering aneh-aneh.
First Class Garuda Indonesia
***
Haneda Airport Tokyo Jepang
Luke Bianchi dan Shinichi datang ke bandara Haneda untuk menjemput dua saudara sepupunya. Pria berwajah dingin itu berbanding terbalik dengan remaja imut yang asyik sendiri bermain Nintendo Switch.
"Bang Lukiiieee... Kita beneran besok ke London? Beneran? Bisa mampir ke Oom Tristan nggak? Bisa mampir ke stadionnya Arsenal sama Chelsea nggak? Soalnya kan nggak mungkin kita ke Manchester, jauh. Boleh ya ke Stamford Bridge sama Emirates?" cerocos Shinichi sambil asyik bermain.
"Kagak ada mampir - mampir Shinchaaannn! Kita itu tugasnya bawa keluar Zee dari Brussels!"
"Iya tapi kan... tapi kan..."
"Dengar Kungkang! Kita berangkat ke London nanti malam, sampai disana istrahat sambil menunggu Bee dan Leia datang. Malam harinya, baru kita ke Brussels! Jadi tidak ada acara kamu ke markasnya Chelsea dan Arsenal! Dan jangan sok mau nangis drama!" bentak Luke kesal.
Shinichi memang bongsor tapi kelakuannya sama bayinya dengan Mamoru Bradford putra Alea Hamilton dan Chris Bradford atau Giordano Smith, putra Benjiro Smith dan Jang Geun-moon.
Shinichi pun cemberut mendengar Omelan pawang trio kampret. "Bang Lukie nggak asyik! Kasihan calon istrinya kelak. Ya Allah, berikanlah calon istri untuk bang Lukie yang sama kulkasnya dengan kakakku satu ini. Apa jadinya dua kulkas bertemu sehingga menjadi kutub Utara dan entah bagaimana kehidupan rumah tangga mereka, hanya Engkau yang tahu Ya Allah..."
Luke Bianchi mendelik kesal. "Shinchaaannn!"
***
Pesawat Garuda yang membawa Arkananta dan Valentino pun mendarat dengan sempurna. Luke dan Shinichi tersenyum melihat dua anggota trio kampret itu datang.
"Akhirnya formasi lengkap. Kita macam JYJ, Take That, The Bee Gees..."
"The Kampret!" Potong Luke sebal ke arah Shinichi.
"Bang Lukie, kok ada ubannya?" celetuk Arkananta yang tahu kakaknya jengkel dengan salah satu personelnya trio kampret.
"Ini lagi! Sudah, masuk mobil kalian!" bentak Luke emosi.
***
Mansion Al Jordan Tokyo Jepang
Luca Bianchi dan Emi Takara menyambut para keponakannya dengan wajah serius. Mengingat mereka masih berusia belasan tahun tapi sudah mengemban tugas maha berat, membuat CEO AJ-BIANCHI Corp dan bisnis keluarga Takara itu agak takut jika terjadi sesuatu pada kedua anaknya dan empat keponakannya.
"Kalian benar mau ke Brussels?" Emi bertanya kepada empat remaja dan pria di hadapannya. Mereka sedang menikmati acara makan malam.
Marco dan Marissa menatap para cucunya yang tidak ada rasa gentar dan ragu-ragu disana.
"Demi bisa membawa mbak Zee pulang, Tante. Lagipula bang Sean tidak bisa membelanya juga jadi kita sebagai keluarga nya yang membelanya" ucap Valentino.
"Kalau aku sih memikirkan perasaan Oom Ayrton. Sakit hati lihat anak perempuannya diperlakukan seperti itu" sambung Arkananta. "Dan Oom Ayrton nggak mungkin ke Brussels membawa pulang mbak Zee tanpa ada gegeran dengan raja Andrew. Bisa ditembak sama Oom Ayrton dan Oma Sabine tuh semua orang di istana."
"Marco, kamu bilang sama Karl, jangan sampai Sabine menemukan baby-nya. Bisa bahaya!" ucap Marissa ke suaminya.
"Iyalah sayang. Kamu tahu sendiri kan, cewek military junkie itu panasan!"
"Kalian nggak ada yang bawa senjata kan dari sini?" Luca menatap putra dan keponakannya.
"Kata Opa Arjuna tinggal ambil di vault punya Opa Edward. Jadi kita tidak ada yang bawa dari Tokyo." Luke menatap ke semua orang di meja makan.
"Jam berapa kalian berangkat ke London?" tanya Marco.
"Nanti jam sepuluh malam. Kan butuh perjalanan 14 jam ke London."
"Jangan lupa bawa camilan, terutama kamu Arka. Nanti kamu ribut lagi!" Emi menatap tajam ke keponakannya
***
Narita Airport Tokyo Jepang
Keempat bersaudara itu kini berada di dalam pesawat pribadi milik keluarga Bianchi. Luke tampak sibuk menelpon saudara kembarnya Leia yang akan bertolak dari Turin menuju London hari itu juga.
"Bee sudah berangkat?" tanya Luke ke Leia.
"Ini sudah menuju JFK diantar Oom Joey."
"Oke."
Valentino mempelajari blue print apartemen Zinnia dan Sean sambil menghubungi Jasmine, pengawal setia kakaknya.
"Kami akan ke Uccle, tuan Reeves. Sebaiknya kita bertemu disana" ucap Jasmine.
"Oke. Kita ke Uccle." Valentino menutup panggilannya ke Jasmine.
"Hah? Kemana? Ukulele? Memang ada kota namanya itu ya?" tanya Shinichi sambil meneruskan main gamenya.
"Kuping nggak pernah dibersihkan, ya gini nih!" omel Valentino.
***
Yuhuuuu Up Siang Yaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Dewi Kesumawati
padahal kalo pake pesawat pribadi bukan cuman pelayanan first class, tapi super super vvip...hadeh😏
2024-11-25
1
ꍏꋪꀤ_💜❄
klo baca cerita ini lagi tuh lgsg ngebayangin bon voyage pas namjoon harus ngawasin mem yg lain🤣🤣🤣🤣🤣
2024-05-21
1
The Way
ini aq udah baca sampai selesai, tapi tinggal like n komen..
tapi hanya sebagian ya ka maaf 🙏
2024-01-15
1