Villa Uccle Belgia
Shinichi memeluk Zinnia macam koala dengan wajah dibuat seimut mungkin membuat kakak sepupunya itu gemas melihat si kungkang.
"Kamu tuh kenapa sih Shin?" tanya Zinnia.
"Kasihan mbak Zee. Aku kan hanya ingin menyalurkan rasa sayang ku sama mbak Zee. Kalau perlu, aku bejek-bejek itu nyamuk!"
"Hah? Nyamuk?" Zinnia menatap Shinichi, Arka dan Valentino bergantian.
"Don't ask!" jawab Arka dan Valentino kompak.
"Pasti aneh-aneh deh" kekeh Zinnia.
"Jasmine..." rengek Shinichi.
"Iya tuan Park?"
"Ada yang bisa cuciin bajuku ga nanti?"
"Lha? Kenapa nggak kamu cuci sendiri Shinchan?" protes Valentino.
"Nggak bisa..." bisik Shinichi.
Valentino dan Arka melotot tidak percaya. "Kamu nggak bisa cuci baju?"
"Satu itu, kedua kalau aku cuci baju, pasti hujannya!"
Zinnia, Arka, Valentino dan Jasmine melongo. "Serius?"
"Eh aku sudah buktikan bolak balik. Mau di Tokyo atau di Jeju, saban aku cuci baju pasti hujannya padahal itu musim panas ataupun musim semi yang pasti jarang hujan kan?"
"Elu Ngadi-Ngadi demi alasan malas saja paling" cebik Valentino.
"Eh kagak ya Parkir Valet. Ini beneran ! Kalau nggak percaya coba nih ya. Kita lihat ramalan cuaca Uccle yang masuk musim semi." Shinichi memperlihatkan iPad nya. "Tidak ada tanda-tanda bakalan hujan seharian."
Keempat orang itu melihat Shinichi dengan tatapan masih tidak percaya.
"Ini ya aku buktikan." Shinichi lalu mengambil kaos dan celana pendek yang dipakainya tidur lalu baju kotor milik Valentino dan Arka yang juga ada di sofa lalu membawanya ke mesin cuci.
Keempatnya menatap langit yang masih cerah tapi dua puluh menit kemudian disaat Shinichi memeriksa mesin cuci untuk mengambil baju yang sudah dicuci, hujan langsung turun dengan derasnya tanpa ada pemberitahuan.
"Kan aku sudah cakap! Kalian tak percaya" cengir Shinichi.
Keempat orang di ruang makan hanya bisa melongo.
***
Proses membawa Zinnia keluar dari Belgia pun berjalan lancar bahkan mereka berhasil membawanya ke Kensington tapi trio kampret yang memeriksa CCTV stasiun kereta tampak sedikit masygul melihat ipar mereka tampak sedih kehilangan istrinya.
"Bang Sean kasihan juga ya Ka" gumam Shinichi sambil memakan es krimnya.
"Mau gimana Shin. Soalnya mbak Zee kan juga bahaya tinggal disini. Tahu kan bagaimana trio ular kadut itu?" Arkananta menoleh ke arah Shinichi.
"Menurut mu, mbak Zee dan Sendra bakalan aman di Kensington?" Valentino menatap dua sepupunya.
"Siapa yang berani masuk ke Kensington? Para pengawal pasti sudah berjaga-jaga lah." Arka menatap layar monitor. "Bang Sean benar-benar mencintai mbak Zee tapi sayang fitnah nya terlalu rapih sampai tidak bisa membedakan."
"Iya sih. Sampai super niat oplas demi mirip sama mbak Zee!" sungut Shinichi.
"Kayaknya si impostor mau dihabisi mbak Leia" celetuk Valentino.
"Mbak Leia, mbak Bee dan bang Lukie... Trio monster, kalau kita trio kampret" gelak Shinichi.
Valentino dan Arka menoleh ke arah si imut dengan wajah sebal.
***
Uccle Belgia
Berita bahwa Natalia menyewa pembunuh bayaran bernama Saul Amos, membuat ketiga pria imut itu kelabakan. Meskipun Ayrton sudah mengirim Zinnia dan Gasendra pergi ke Jakarta, tapi pembunuh bayaran itu sudah tiba di Heathrow, setengah jam setelah pesawat Zinnia tinggal landas.
"Kamu sudah berhasil mendapatkan wajahnya Ka?" tanya Arjuna.
"Ini Valentino yang berhasil mendapatkan face recognition berdasarkan struktur tulang wajah dan hidung meskipun pernah di operasi."
"Aku sudah dapat wajahnya Saul Amos, Opa!" seru Valentino.
"Kasih foto terbaru yang diduga hendak membunuh Zee!"
"Dad? Papa macan?" Valentino terkejut ketika ada yang masuk di jalur komunikasi yang aman bagi keluarga Pratomo.
Tampak Hoshi, Bima dan Aji berada di layar monitor tempat trio kampret bekerja.
"Dad? Oom Bima? Oom Aji? Papa Macan, memang kalian pada dimana sih?" tanya Valentino bingung papa macannya ternyata berada di dalam pesawat.
"Kamu dimana Hoshi?" tanya Arjuna.
"Perjalanan ke London dan satu jam lagi kami mendarat. Sekarang, V kasih foto si Salome!"
"Saul, Dad."
"Terserah! Yang penting maksud!" tukas Hoshi membuat Valentino melengos. "Sekarang kamu kasih ke Oom Aji biar lebih akurat lagi pencariannya."
"Siap papa macan!" Valentino langsung mengirimkan foto orang yang diduga sebagai Saul Amos.
"Ji, kamu bisa bikin berapa wajah si Salome?" tanya Hoshi.
"100 wajah pun bisa Quinn."
Hoshi pun mengangguk lalu melihat Bima yang masih terpaku di layar MacBook.
"Elu kenapa Werkudara?" tanya Hoshi.
"Muka cewek, ternyata ditinggal anak Lanang lama itu ngangenin ya..." gumam Bima sambil melihat Arkananta yang sibuk dengan pekerjaannya.
"Hah?"
"ARKAAAA!" panggil Bima berdrama.
"Apaan sih bapak Bimasena?" cebik Arka sebal.
"Papa kangen kamu Ndul!"
Arkananta melongo melihat wajah Bima dibuat memelas. "Oh Tuhan ku... "
"Lha dipanggil Ndul? Arka kan nggak gundul Oom Bima" celetuk Shinichi.
"Terserah bapaknya lah!" balas Bima cuek.
"Jangan kamu tanggap bapakku. Makin ndodro ( menjadi ) dia!" tukas Arkananta sebal.
***
Trio Kampret menunggu di villa dengan harap-harap cemas setelah mendengar Saul Amos sudah berhasil masuk Kensington Palace.
"Duh semoga putri Medeline dan pangeran Richard nggak papa ya?" Shinichi menatap body cam yang dipakai Eagle McCloud.
Tampak Eagle dan Aji Yung menembak penjahat yang keluar dari kamar yang sebelumnya dipakai Zinnia.
"Nice shot Eagle!" puji semua sepupunya dan Aji.
"Ya ampun... Biarpun peluru bius tapi tetap saja..." ucap Eagle terengah-engah.
"Kamu baik-baik saja E?" tanya Arjuna ke cucunya.
"Baik Opa. Hanya masih deg-degan." Eagle menatap Aji yang memberikan senyum menenangkan.
Siapa kangen mas Aji?
"Kamu mirip Oma Rain, Eagle. Tembakanmu tepat sasaran." Aji mengusap bahu keponakannya.
"Kamu okay kan, Eagle?" tanya Valentino dan Arkananta bersamaan di earpiece Eagle.
"Okay kok. Cuma tanganku masih gemetaran. Ternyata latihan sama menembak beneran, beda rasanya ya?" ucap pria tampan yang wajahnya perpaduan Elang dan Arjuna.
"Kamu akan terbiasa kok!" celetuk Shinichi.
"Memang kamu sudah pernah nembak orang?" tanya Eagle. Duh! Aku salah tanya! Pasti jawaban yang dikasih si Shinchan bakalan random!
"Sudah dong!" jawab Shinichi jumawa.
"Siapa?"
"Oom Jin!!"
"Haaaaahhh?" seru semua orang termasuk Hoshi dan Bima yang sudah membereskan penjahat yang ada kamar pangeran Henry dan putri Medeline.
"Kok bisa!" hardik Hoshi membuat semua orang terkejut.
"Lha? Papa macan? Penjahatnya sudah dibereskan?" tanya Valentino.
"Jelas sudah, kampret! Kalau nggak, mana mungkin papamu ini ikutan heboh! Shinchan! Bagaimana kamu menembak Jin? Jangan-jangan pas Hideo datang ke Jakarta tanpa Jin itu..." Memang dua tahun lalu acara ulang tahun Bara Giandra, Hideo datang sekeluarga tanpa Jin seperti biasanya.
"Iya Oom Hoshi sayang. Aku waktu itu latihan menembak dan tidak sengaja aku menembak Oom Jin..."
"Kena apanya?" tanya Bima.
"Pantat..." jawab Shinichi pelan.
"Haaaaahhh? Astaghfirullah! Shinchaaannn!"
***
Yuhuuuu Up Pagi Yaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
agoes Rezha
om gundul
2024-09-23
0
The Way
suka slalu
2024-01-15
1
Ita Xiaomi
Ngakak guling-guling. Amazing. Sama spt aku, pas beli keripik, abang penjualnya bilang tiap beli hujan ya.
2024-01-06
1