"sudah berapa lama kau pulang?" Tanya Rey, memecah kesunyian yang mulai terasa canggung.
Kikan mendorong menu ke samping dan melipat kedua tangan di pangkuan. "Tiga hari" ia Ingin segera menghubungi Rey, tapi butuh waktu untuk mengumpulkan keberanian. Rey dengan jelas telah menyiratkan bahwa dia berharap Kikan memutuskan tinggal dimana saja kecuali Kota kecil mereka.
Rey menggenggam gelas air. "siapa yang menjemputmu?".
Kikan naik kendaraan umum waktu itu, tapi enggan mengatakannya. "Kenalan yang... bisa disebut teman."
Itu jawaban samar-samar, tapi tampaknya rey tidak mempermasalahkannya. "Kukira mungkin ibumu..."
"Tidak. Dia tidak bisa... Tidak mau... Kemana2 mana belakangan ini" Ibu Kikan adalah orang yang mengasingkan diri, Ibunya bu Lis punya gangguan depresi dan menimbun barang. Dia tak punya kendaraan atau hal lainnya. Kalau bukan bantuan dari kakek tua pengurus surau kecil yang membawa kan bahan makanan dan sesekali uang bantuan, sementara Kikan mendekam di penjara, bu Lis mungkin tak kan mampu bertahan. Bukan berarti ayah Kikan peduli pada mereka berdua. Begitu juga kakak laki - laki Kikan. Sang ayah pergi tak lama setelah Kikan lahir, tak ada yang tahu dimana dia berada sekarang. Dan kakaknya yang begitu hancur ketika ayah mereka minggat, telah patah arang dengan Kota kecil ini dan segala sesuatu di dalamnya ketika Kikan masih di bangku sekolah.
Rey pasti tahu tentang keadaan Ibunya. Jadi apakah dia hanya berusaha untuk menekankan dalam surat yang telah ditulisnya, bahwa dia yakin Jason akan lebih baik tanpa keterlibatan Ibunya? Rey menyebutkan bahwa ibu Kikan bukan aspek positif dalam proses hubungan kembali Jason dan Kikan. Banyak nya masalah sang ibu menyebabkan Jason tak diizinkan mengunjungi nenek ya lebih dari empat atau lima kali selama ini. Dan tentu saja ibu Kikan itu tidak pernah berusaha menghubungi mereka. Meskipun bu Lis sering menganggap itu sebagai penolakan kasar, ia merasa dirinya tak layak, terutama ketika berhadapan dengan keluarga yang sangat mapan dan terhormat seperti keluarga Stinson.
Rey meneguk air sekali lagi. "Bagaimana kabar nya?"
Kikan tak mau terseret dalam percakapan mengenai Ibunya. Ia tak mau terpancing kedalam pembicaraan apa pun yang dapat membuat Rey berkesempatan untuk tidak mengizinkannya bertemu Jason. "Baik."
"Baik?" ulang Rey. "Benarkah" sudah bertahun tahun aku tak pernah melihatnya di Kota ini".
Jason memberenggut ke arah ayah nya. "Pa...tahu seperti apa keadaan nya."
Kikan bedehem. "Dia akan lebih baik sekarang, setelah aku pulang. Akan kupastikan itu. Dan dia takkan mengganggu mu Jason. Aku juga akan memastikan itu."
"Bagaimana dia akan mengganggu kami kalau dia tak bisa meninggal kan rumah?" kata Jason menatap gusar ayah nya. "Apakah selama ini dia mengganggu kita?"
"Aku akan menangani masalah ini," kata Rey. Tapi Kikan merasa perlu menyela. Rey memegang kartu As, karena dia bisa mengendalikan yang paling Kikan inginkan, hubungan baik dengan Jason. Jadi, pertama tama Kikan harus melindungi dulu hubungan nya dengan Rey.
" Ayahmu benar. Dia bisa... Memalukan. Aku ingat seperti apa rasanya ketika... Aku masih SMA. Tapi dia tidak, hmm, yah, seperti kau bilang. Dia tak pergi kemana mana, jadi aku sangat ragu dia bisa menjadi gangguan". Kecuali ketika Jason berkunjung ke rumah, tapi Kikan sudah mempersiapkan cara untuk mengatasi hal itu, jika dan ketika hal tersebut terjadi.
Karena jengkel melihat ayahnya bersikap terlalu protektif, Jason bersungut sungut, "Aku tidak khawatir soal itu."
Kikan berharap itu benar. Jason sudah menghadapi cukup banyak kesulitan hanya dengan menjadi anaknya. Tak banyak anak yang hidup dengan stigma mempunyai ibu yang dicap sebagai pembunuh. "kudengar kau pemain basket yang berbakat" katanya, ingin segera mengganti topik pembicaraan.
Komentar itu membuat Jason tersenyum malu malu, senyuman yang menunjukkan betapa tampan Dan kharismatiknya anak itu. Dia makin mirip ayahnya daripada yang Kikan kira sebelumnya. Matanya coklat kekuningan dan rambut nya nyaris hitam.
"Aku suka main," jawab remaja itu
" Benar benar hebat dapat menjadi andalan Tim basket SMA" sahut Kikan. "Basket sangat di sukai disini."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Lia Fadliiea
penasaran kok keduanya punya anak ....
2023-04-16
3
Fenti
apa Rey ini sebenarnya tidak suka Kikan?
mampir Thor
2022-12-22
2
Gustaf Nol
Rey... apa dia jenis laki2 brengs*k yg hanya ingin manisnya setelah itu dibuang??? terkesan Rey sangat ingin Jason menjauh dr ibunya & keluarganya. sampai2 selama Kikan di penjara , tak pernah sekalipun Rey mengajaknya mengunjungi ibunya. malang nian nasib Jason & Kikan. kebebasan & kebahagiaan nya terkekang oleh kesenjangan sosial antara keluarga ibu & ayahnya...
2022-12-13
3