Masa lalu!

Aku dan Luno pergi ke Kuil menggunakan kereta kuda, rasanya benar-benar tak nyaman. Seperti sedang naik angkutan umum, yang melewati jalanan berlubang.

"Apa masih lama? rasanya punggunggku akan copot" lirihku seraya memegang punggung, "kalo tau begini, lebih baik meminta Sabrina yang mendatangiku, duh kasiannya bokongku yang cantik ini!" gerutuku terus-menerus mengeluh.

Tak lama kemudian kereta berhenti, dengan bersemangat aku langsung ingin bergegas untuk turun. Baru ingin membuka pintu, wajah Luno muncul membuatku terjatuh kaget.

"LUNO!" pekik ku dengan spontan.

Wajah Luno terlihat gelisah, "maaf membuat Nona terkejut, tapi untuk saat ini tolong tetaplah di dalam kereta!" tangannya menutup pintu kereta dengan cepat.

"Apa?" bingung dengan apa yang terjadi, aku mengintip dari jendela kereta, "Luno hanya bilang jangan keluar kan? Bukan jangan mengintip" kekeh ku pelan.

Aku melihat pemandangan yang menjijikan, seekor GOBLIN! Aku memang pernah melihat goblin di film, tapi saat melihatnya secara langsung ternyata, begitu besar dan jelek!

"Ugghh," aku memegang kepalaku yang mulai pusing, "tubuh lemah ini merepotkan sekali, apa tubuh ini juga takut darah?" Ucapku dengan jengkel.

15 MENIT KEMUDIAN.

"Nona, saya sudah selesai membasmi semua goblin itu." Ucap Luno dengan badan bersimbah darah.

"Luno, sebaiknya kamu bersihkan dulu badanmu! Aku tak suka baunya menjijikan." Ucapku.

Luno mengangguk, dan pergi mencari sungai terdekat. Setelah menunggu beberapa menit, Luno kembali dengan membawa seorang gadis kecil kusam.

"Luno, bukankah aku memerintahkan mu untuk membersihkan badan saja?" tanyaku dengan heran, "ini apa? Kamu membawa seorang beban," sambil menunjuk ke arah anak kecil itu.

"Nona, saya menemukan anak ini saat perjalanan kembali. Karna dia terlihat seperti AL, jadi saya membawanya." jelas Luno dengan polos.

Aku menghela nafas dengan kasar, "Luno, sudah berapa lama kamu menjadi ksatria?"

"2 Tahun Nona." Jawabnya.

"Jika sudah 2 tahun, harusnya kamu tau bahwa ada seorang anak di tengah hutan sendirian adalah sesuatu yang janggal!" jelasku dengan nada kesal.

"Maafkan saya Nona, saya terlalu bersikap semaunnya." Luno langsung berlutut dengan panik.

"Sudahlah, lain kali tak usah memungut apapun! Dan lagi siapa itu AL?" tanyaku heran.

"Dia adalah anak kecil yang anda lihat sebelumnya Nona, Duke yang membawa AL ke kediaman." jawab Luno.

"Ayah? Apa kamu tau alasan ayah membawanya?"

"Kata beliau, AL mempunyai banyak Mana. Jadi beliau ingin mensponsorinya." jelas Luno.

Aku hanya mengangguk pelan, dan berpikir tidak usah mempedulikan hal-hal seperti itu. Aku sekarang hanya perlu memikirkan nasib hidupku, di Dunia ini yang penuh monster.

"Tinggalkan saja anak itu, ayo kita pergi!" aku berjalan melewati anak itu, dan menatapnya dengan kesal.

Seperti yang pernah ku ceritakan sebelumnya, aku benci anak kecil, apalagi dengan sosok kucal, kusam, dan penuh luka. Bukan karna rasa jijik, melainkan rasa marah yang begitu kuat, karna mengingatkanku akan masa lalu.

Masa kecilku dulunya sangatlah suram, tak ada orang tua, rumah, dan teman. Orang tuaku meninggal karna kecelakaan saat aku berumur 5 tahun, lalu kerabatku mengirimku ke panti asuhan. Di panti asuhan awalnya menyenangkan sebelum aku menginjak umur 12 tahun.

Aku dijual oleh Ibu panti asuhan pada seorang lelaki tua. Ternyata panti itu memperjual belikan anak, saat umur anak itu menginjak usia 12 tahun mereka dijadikan budak, bahkan dizaman yang sudah moderen budak masih ada.

Karna aku berontak, aku dipukuli dengan keras. Dan pada saat itu aku memberanikan diri untuk kabur, dan aku berhasil kabur, namun hidup jadi semakin sulit. Tak ada rumah, hanya bisa memakan-makan sisa, dan bertahan hidup dengan mencopet.

"Uhh, padahal aku sudah berusaha melupakan masa lalu yang menyedihkan itu. Tapi kenapa setiap melihat anak yang mirip denganku, kenangan itu langsung menyerang." gerutuku pelan.

"Tapi No-"

Aku memotong ucapan Luno dengan nada jengkel, "Sudahlah kita jangan membuang waktu lagi, ayo pergi menemui Sabrina!" aku menatap anak itu, dia terlihat tenang, itu membuatku semakin curiga dengannya.

Luno mengangguk pelan, terlihat jelas wajahnya memasang raut kecewa. Namun siapa yang peduli dengan itu, aku harus mementingkan diriku saat ini.

Saat kami sudah agak menjauh, dari lokasi anak itu terdengar suara ledakan yang lumayan keras. Aku merasa lega meninggalkan anak itu disana, bisa jadi ledakan itu karna dirinya.

...****************...

Akhirnya setelah perjalanan yang panjang, kita sampai di Kuil. Saat aku turun dari kereta, semua orang melihatku dengan tatapan meremehkan. Aku yang sudah terbiasa dengan tatapan itu, langsung mengabaikannya saja.

"Sabrina!" panggilku saat melihat sosok dewi dari kejauhan, "memang benar pemeran utama selalu bersinar" tuturku sambil tersenyum kecil.

Sabrina lansung menghampiriku dengan langkah tergesa-gesa, "Nona? apa yang anda lakukan disini? tubuh anda kan sedang lemah, jika anda butuh sesuatu dari saya, kirim surat saja!" omelnya.

Aku terkekeh pelan, "wah aku diomeli oleh tabib."

Sabrina saat ini masih seorang tabib, kekuatan Sucinya belum muncul, dan Mana nya masih tersegel. Saat bertemu dengan Iblis yang ditakdirkan, segel itu akan terbuka, dan dia akan menjadi Saintes. Kekuatannya akan berkali-kali lipat lebih kuat, dan tentu saja Mana nya akan berlimpah.

"Maafkan saya Nona, saya tak bermaksud mengomeli anda," wajah Sabrina yang terlihat panik pun sangat indah untuk dilihat.

Aku meraih tangan Sabrina, "baiklah aku maafkan, sekarang ayo ajak aku keruanganmu. Ada yang ingin kutanyakan!"

Sabrina mengangguk pelan, dan mengarahkan jalan. Sambil berjalan, Sabrina menanyakan apakah ada monster yang menyerang saat kemari, akupun menceritakan apa yang terjadi. Ekspresi Sabrina yang berubah-ubah sangat menyenangkan untuk dilihat.

Lalu kami tiba diruangan Sabrina yang terlihat usang, namun rapih tertata.

"Kenapa semua tokoh utama selalu ternistakan saat awal?" pikirku merasa aneh.

"Jadi apa yang mau anda tanyakan Nona?" ucap Sabrina.

"Ini rahasia kita berdua, jangan ceritakan pada siapapun! Apa kamu bisa bersumpah?" aku menatap Sabrina dengan serius.

BERSAMBUNG.....

Terpopuler

Comments

Vinoya Chan

Vinoya Chan

mampir juga ya kak 🙏😊

2023-02-18

1

chiby

chiby

Rialen ini dlu sikpnya dingin kh?

2023-02-18

1

Snow

Snow

biar asik tkh utma dinistakanlah😋

2023-02-18

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!