"Kami bahagia loh dengan pencapaian prestasi Kamu bebs," timpal Jenar.
Mereka cipika-cipiki satu sama lainnya. Jenar sahabatnya Rubi yang selalu bersama kemanapun mereka pergi.
Mereka ikut bahagia dengan apa yang diraih oleh beberapa kakak senior mereka. Bahkan mereka berniat dan berjanji untuk ikut dalam perayaan perpisahan mereka yang diselenggarakan oleh BEM fakultas ekonomi.
"Bagaimana dengan persiapan kalian berangkat ke Bali, apa kalian jadi ikut?" Tanyanya Afrizal temannya Rubi.
"Insya kak, kami bertiga ikut, iya kan Rubi," tanyanya Jenar yang ingin memastikan bahwa kedua sahabatnya juga akan ikut.
"Itu pasti lah kak, kami semua sudah meminta ijin kepada kedua orang tua dan keluarga kok," timpalnya Sheila.
"Kalau Ruby gimana, apa kamu gak diijinin bunda kamu?" Tanyanya Afrizal.
Rubi tersenyum tipis," aku juga ikut kak, insya Allah tapi nanti balik rumah dulu ambil pakaian," sahutnya Rubi.
"Alhamdulillah kalau kalian jadi ikut bareng senior kalian, kalau gitu silahkan pulang ke rumah masing-masing kita ngumpul di bandara sebelum jam 3 sore," jelasnya Afrizal lagi sebelum meninggalkan tempat mereka.
"Siap kakak," jawab mereka serentak.
Pit… pit… suara klakson mobil seseorang yang cukup memekakkan telinga membuat Rubi segera menyelesaikan shalat asharnya.
"Ya Allah… itu pasti kerjaan Jenar, apa enggak tuli yah dengerin suara sebesar itu," ketusnya Rubi.
Rubi yang masih memakai mukenahnya lengkap menuruni tangga rumahnya lalu berlari kecil ke arah pintu.
"Hey! Tunggu sebentar aku baru selesai shalat ashar, matikan klakson mobilnya ganggu tahu," teriaknya Rubi dari arah teras rumahnya.
Jenar dan Sheila hanya tersenyum cengengesan menangapi kemarahan Rubi.
"Masih seperti dulu, belum berubah masih sering ngomel-ngomel kayak nenek-nenek saja," guraunya Jenar.
Beberapa saat kemudian, mereka bersiap untuk berangkat ke Bali Denpasar, setelah sampai di sana mereka akan melanjutkan perjalanan ke salah satu Villa milik salah satu temannya Afrizal.
Pesawat mereka sudah mendarat dengan selamat di Bandara Ngurah Rai Bali Denpasar.
"Syukur Alhamdulillah, akhirnya kita sampai juga, senangnya bisa menginjakkan kaki di tanah para Dewa dan Dewi," pujinya Rubi seraya merentangkan kedua tangannya sambil menghirup udara segar yang bertiup sepoi-sepoi menerpa ujung hijabnya.
"Jen, mobilnya kak sepupu kamu ada di mana?" Tanyanya Sheila yang tidak sabaran mencari keberadaan mobilnya Ando sepupunya Jenar yang kebetulan sudah lama menetap di Bali.
Sheila celingak-celinguk mencari kakak sepupunya Jenar yang diam-diam menjadi idolanya dulu waktu masih kuliah.
"Abang Ando!!" Teriaknya Jenar saat melihat batang hidungnya Ando.
Mereka berlarian menuju mobil yang sudah terparkir di depan pintu masuk bandara.
"Kalian sudah siap?" tanya Jenar yang duduk di kursi depan.
Sedanksn Ando yang sudah bersiap mengemudikan mobilnya. Temannya yang lain sudah berangkat duluan menuju lokasi tempat wisata villa yang berada di sekitar pantai.
"Yes, let's go," ucap mereka secara bersamaan.
Mobil mereka perlahan meninggalkan bandara menuju Villa yang ada di pinggiran kota Denpasar yang tepatnya berhadapan dengan pantai. Perjalanan baru beberapa kilometer yang mereka tempuh, tiba-tiba ada seekor kucing hitam yang melompat ke depan mobilnya.
Meong… meong..
Ciiiiiitttttt…. Suara ban mobil bergesekan dengan jalan aspal menjelang magrib saat itu.
"Astaghfirullah aladzim," Teriaknya mereka karena mobil yang mereka tumpangi berhenti dengan tiba-tiba agar tidak menabrak kucing hitam yang tanpa sepengetahuan mereka menyebrang jalan.
Ando segera menghentikan laju mobilnya kemudian mematikan mesin mobilnya itu. Dia kemudian berjalan turun ke arah depan mobilnya, tapi tidak menemukan keberadaan kucing itu lagi.
"Aaauuuhh! Apa yang terjadi Jenar?" tanyanya Rubi yang ketakutan dan mengeluh sakit karena keningnya terbentur ke arah kursi kemudi yang ada di depannya.
"Apa yang terjadi Abang?" Tanyanya Jenar.
"Abang tadi melihat ada seekor kucing hitam yang melompat ke atas kap mobilku," jawabnya Ando raut wajahnya juga ketakutan dan peluh keringat bercucuran membasahi pipinya.
Rubi menutup mulutnya, "Ya Allah… semoga kucingnya baik-baik saja," tuturnya Rubi sembari membuka pintu mobil.
"Abang Ando tidak apa-apa kan, apanya yang sakit Abang?" Tanyanya Sheila yang khawatir dengan kondisi dari Ando yang sama sekali tidak mengalami hal yang harus perlu dikhawatirkan.
Jenar maju ke depan memeriksa seluruh tubuhnya Ando seperti seorang dokter saja.
Jenar dan Rubi melirik sekilas ke arah Jenar," ini anak bukannya mereka mengkhawatirkan kami dengan kucingnya yang hampir saja ditabrak malah tanya keadaannya Abang Ando! Abang Ando tidak kenapa-kenapa kok, saya sama Rubi yang terkejut setengah mati," cibirnya Jenar yang menatap jengah ke arah sahabatnya itu.
Jangan lupa untuk selalu memberikan dukungannya terhadap First Love Rubi Salman dengan caranya:
Like Setiap babnya, Rate bintang lima, Favoritkan agar tetap mendapatkan notifikasi, Bagi gift poin atau koinnya dan klik iklannya juga yah kakak readers...
Mampir juga dinovel aku yang lain:
Merebut Hati Mantan Istri.
Duren, i love you
Bukan Yang Pertama
Cinta Pertama
Makasih banyak all readers… I love you all..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Masitha Hamrud💗
lanjut cerutanya suka
2022-11-21
1
Alika Babotz Afa
Rubi gadis sholeha
2022-11-21
0