Bab. 2

"Tidak biasanya Non Rubi seperti ini," lirih Sari dengan wajah kebingungan.

"Kalau kamu tidak bangun juga, aku akan perintahkan kepada Sari untuk ikut bersama Kamu," ultimatum dan ancaman Fariz di depan pintu adiknya.

Fariz Alrumi Aziz dan Rubi Almeera Aziz adalah dua orang saudara dari anak Aziz Pradopo dengan istrinya Humairah Januari Aziz.

Diluar kamar orang merasa khawatir, sedangkan di dalam kamar itu, Rubi tersenyum manis ketika sudah berhadapan dengan pemuda berkuda putih itu dengan topengnya yang masih setia melekat di wajahnya. Hanya hidung mancungnya yang sangat jelas kelihatan.

"Pangeranku… aku mencintaimu," gumamnya Rubi yang masih hidup di dalam dunia mimpinya.

Rubi ingin memegang topeng yang dipakai pria itu dan ingin membukanya, agar Ia melihat bentuk rupa pangeran itu. Tetapi tiba-tiba, menghilang bersamaan dengan telinganya menangkap suara seseorang mengetuk pintunya, Ia pun bangun dari tidurnya.

"Yah gagal lagi, padahal sedikit lagi Aku bisa melihat wajahnya pangeranku," cicitnya Rubi yang langsung lesu karena usahanya harus kembali gagal.

Fariz berteriak dengan lantang,"Kakak akan hitung mundur jika kamu tidak bangun kakak akan suruh bunda untuk menggagalkan liburanmu ke Bali, kakak akan hitung mundur 3, 2, sa...." hitungan terakhir Fariz pintu itu terbuka dengan cepat.

Dia berjalan sangat cepat ke arah pintu, jika tidak ingin rencana perayaan mereka akan digagalkan oleh bundanya. Fariz tertawa terbahak-bahak melihat adiknya itu, jika diancam dengan menggunakan nama Bundanya.

Reaksinya Rubi pasti akan tunduk seperti kerbau yang dicocok hidungnya menurut tanpa ada perlawanan apa-apa karena, ia sangat menghormati Bundanya dan selama ini ia belum pernah mengecewakan bundanya itu.

Rubi hanya tertawa cengengesan, "Tunggu aku yah kakak, aku akan segera mandi," ucapnya lalu menutup pintu kamarnya dengan terburu-buru.

Pintu kamar itu tertutup dengan sangat keras, karena terlalu tergesa-gesa dan tidak ingin terlambat. Tapi, pintu itu kembali terbuka.

"Tunggu aku yah kak, hanya lima belas menit aku sudah siap," ujarnya Rubi lalu menutup rapat kembali pintu kamarnya.

Sari dan Fariz tersenyum melihat tingkah laku adik satu-satunya itu tapi Rubi gadis yang tidak manja walaupun mereka mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Tapi, sejak ayahnya dua tahun lalu meninggal dunia saat bertugas di Lebanon hidup mereka sudah berubah. Tapi Bu Humairah Januari Aziz cukup bijaksana dan sabar menghadapi kematian suaminya.

Menurut Bu Humairah itu sudah menjadi resikonya menjadi seorang istri prajurit yang ditugaskan diluar negri.

Fariz menatap ke arah Mbak Sari, "Makasih banyak Mbak Sari," ucapnya dibarengi dengan senyuman khasnya.

Sari hanya tersenyum menanggapi perkataan dari Tuan Mudanya," Sama-sama Tuan Muda," balasnya Sari.

Sari Nurlaila adalah asisten rumah tangganya yang sudah bekerja sudah 20 tahun lebih lamanya sejak Fariz masih dalam kandungan Bundanya.

Fariz berteriak di depan kamar adiknya, "Aku tunggu Kamu di meja makan, 20 menit saja dari sekarang," teriak Fariz lalu berjalan menuruni anak tangga.

Fariz masuk ke dalam kamar mandinya, dia hanya mandi kilat tanpa ada ritual mandi seperti biasa yang dia lakukan. Tidak treatment perawatan kulit dan wajah yang dia lakukan. Demi menghemat waktu yang diberikan oleh kakaknya. Ia tidak ingin mendapatkan ceramah di pagi hari.

Rubi seorang gadis remaja yang baru menginjak usia ke 19 tahun di tahun ini. Gadis yang kesehariannya memakai hijab. Rubi sampai melupakan mencharge hpnya yang tersisa sedikit saja. Dia berlari menuruni tangga dengan tergesa-gesa, hampir saja kakinya keseleo untung dia bergerak lincah untuk menghindari hal tersebut.

Dengan nafasnya Rubi yang ngos-ngosan, dia duduk di samping kakaknya. Fariz yang melihat sekilas adiknya sudah duduk di dekatnya segera menyodorkan piring yang sudah berisi makanan kesukaannya.

"Thanks kakakku yang paling terbaik sedunia." Balasnya sambil mengisi beberapa macam jenis makanan.

Rubi menoel pipi kakaknya, ia memperhatikan di meja makan hanya dia dan kakaknya saja, dia celingak-celinguk mencari keberadaan bundanya itu.

Fariz sangat mengerti dengan apa yang dicari oleh adiknya lalu berkata, "Bunda, sudah berangkat ke Bandara katanya mau ke Bandung, ada sepupunya bunda yang menikah malam ini," jelasnya Fariz yang mengetahui dengan pasti apa yang dicari oleh adiknya itu.

Rubi nampak sedih, "Oohh, kok gak pamit sama aku sih kak? biasanya Bunda selalu tanya saya kalau akan berangkat," dengan wajahnya yang ditekuk dan bibirnya dimonyongin.

Jangan lupa untuk selalu memberikan dukungannya terhadap First Love Rubi Salman dengan caranya:

Like Setiap babnya, Rate bintang lima, Favoritkan agar tetap mendapatkan notifikasi, Bagi gift poin atau koinnya dan klik iklannya juga yah kakak readers...

Mampir juga dinovel aku yang lain:

Merebut Hati Mantan Istri.

Duren, i love you

Bukan Yang Pertama

Cinta Pertama

Makasih banyak all readers… I love you all..

Terpopuler

Comments

Rosa Linda

Rosa Linda

ceritanya bagus

2023-01-25

0

Bagus Effendik

Bagus Effendik

bagus nama tokohnya familiar dan mudah diingat anda cerdas Thor dalam menulis cerita andalan

2022-11-11

2

ismi puang

ismi puang

Salman king yah 🤭

2022-11-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!