...『⇒Bab 5⇐』...
Ruang praktik Fisika, Kimia, Biologi, Matematika.
Sebelum memasuki ruang praktik tersebut seluruh mahasiswa di minta untuk menunjukkan ID CARD bukti bahwa para mahasiswa akan mengikuti pelajaran tepat di dalam ruangan yang telah tersedia bahkan mesin otomatis termonitor melalui komputer kian terletak di bagian sebelah pintu ruangannya dengan mendekatkan foto wajah yang ada di depan card ke arah lampu flash maka nama mahasiswa akan tercantum sendirinya juga langsung masuk melalui komputer yang sudah di jaga oleh petugas dalam bidang tersebut.
Grasak
Grusukk
"Kenapa lo Ras? kehilangan sesuatu kah?" tanya teman dekat Laras bernama Vita sedang mengarah ke temannya yang tampak sibuk mencari sesuatu di dalam tas bahkan saat ini mereka sedang berdiri di depan ruang praktik sedangkan yang lainnya sudah memasuki ruangan.
"Mampus gue Vit, kemana ID gue kok enggak ada di sini sih!" riuh Laras yang tampak panik membongkar isi tasnya begitu sibuknya ia obrak-abrik barangnya.
"Jangan bilang enggak lo bawa Ras, aduh Ras gimana cara lo masuk ke ruangan kalau tak ada ID sudah pasti lo bakal di usir oleh pengawas," cerocos Vita tiada henti mengomeli Laras yang masih sibuk dengan membongkar tasnya bahkan wajahnya semakin panik setelah ia mendengar ocehan Vita barusan.
"Berisik banget sih... Why?" tegur Ocha pula yang baru saja datang bersama Grace juga lainnya berada di dekat Ocha namun Grace enggan ambil open dengan Ocha yang menghampiri Laras saat ini. "Upss itu wajah kenapa seperti burit ayam? iuuuuhh, buruk amat wajah lo begitu! pfftt, sory nih ya karena gue orangnya ceplas ceplos so enggak bisa pasang wajah munafik!" lanjutnya lagi terdengar sengaja ingin membuat Laras jengkel sebab Ocha tak pernah suka pada Laras yang selalu memasang wajah lembutnya di depan orang lain tapi ketika bersama Grace dia pasti memasang wajah sangarnya itu karena Ocha tahu kalau Laras tak pernah menyukai Grace teman terbaiknya selama ini yang berada di dekatnya.
"Cha, kau mau masuk tidak? untuk apa berdiri di situ? ayoo!" ajak Grace sengaja berkata demikian supaya temannya itu tak melanjutkan lebih parah lagi sebab ia tahu kalau Ocha tak pernah suka pada Laras sedari dulu.
"Gih deluan saja, gue masih mau di sini."
Tolak Ocha demikian bahkan ia masih tampak tersenyum menyeringai melihat Laras yang menatap ke arah Gibran akhirnya terjawab rasa penasaran Ocha selama ini memang benar adanya kalau Laras menyukai Gibran sedari dulu sampai Laras tak menggubris ucapan yang menyakitkan dari mulutnya barusan.
Yeaps, orang yang menjemput Grace sebelumnya merupakan lelaki tampan di kampus mereka bahkan ketampanannya menjadi bahan perbincangan hangat juga sebagai sorotan dari para mahasiswi di fakultas mereka betapa tidak seperti itu sebab Gibran yang memiliki marga Lais itu termasuk lelaki yang sedari dulu di kejar oleh para wanita karena wajahnya rupawan, berkulit putih bersinar, rambut selalu tertata rapi, tubuh kekar juga tinggi apalagi stylenya selalu membuat para gadis takjub melihatnya benar-benar good looking sebutan dari Ocha untuk Gibran.
GIBRAN LAIS 👇
Vita juga sempat melirik ke arah Boy yang tampak sedang ingin msuk ke ruangan karena para lelaki enggan mau ikut campur masalah wanita makanya ketiga lelaki itu tak mengambil pusing urusan Ocha yang menegur Laras sebab itulah mereka bertiga meninggalkan Grace juga Ocha di luar ruangan.
Takk
Takk
Petikan jemari tangan Ocha menyadarkan keduanya yang sebelumnya terdiam makanya Ocha bergeleng kepala melihat keduanya.
"Sudah puas melihatnya? duh kayaknya gue harus lebih waspada lagi menjaga teman lelaki gue! well sebelum di mangsa kedua makhluk halus ini," timpalnya sembari melirik ke arah mereka berdua namun matanya asyik memainkan kuku jemari tangannya sendiri.
"Apa lo bilang barusan? jaga mulut lo," serang Laras pula seketika membuat Ocha jadi tersenyum tipis bahkan wajah Vita juga merasa puas ketika Laras membuka suara.
"Omo! gue baru teringat bukan hanya makhluk halus saja, itu cocoknya buat teman lo yang ini." Ocha menunjuk ke arah Vita dengan berani bahkan ia tak menghiraukan wajah Vita yang sudah berubah terlihat kesal padanya. "Sementara lo cocok di sebut DRAMA QUEN! paham lo," lanjut Ocha lagi sembari menyentuh bahu lengan Laras secara santai tanpa keraguan.
Baru selangkah Vita ingin maju ke arah Ocha setibanya...
"Cha... Ayoo masuk tak perlu buang energi di sini lagian kau juga sudah mengomel sedari tadi," imbuh Grace yang tampak memegang lengan Ocha di saat gilirannya untuk masuk ke ruangan.
"Entaran doank, lo masuk dulu deh! karena mulut gue masih gatal sekarang," kini ia melepas tangan Grace yang sempat memegang dirinya bahkan Grace membuang nafas kasar ketika melihat Ocha masih berdiri di hadapan mereka sehingga Laras tampak jengkel ketika Grace dengan tenangnya ingin masuk ke ruangan.
Greepp
Sebelumnya Grace ingin melangkah masuk ke dalam ruang praktik namun tangannya sudah di tangkap lebih dulu oleh Laras secara kuat.
"Sini lo!" secara kuat ia menarik tangan Grace dengan membawanya ke tempat lain sedikit jauh dari ruang praktik.
Tentu saja Ocha juga Vita mengejar mereka berdua yang sudah berlalu pergi.
Baatssss
Grace pun tak tinggal diam ia langsung menampik kuat tangan Laras yang memegang dirinya hingga terlepas pula pegangan itu.
"Belum puas rambut mu yang ku jambak itu? apa perlu aku mengulanginya lagi?" tandas Grace secara santai pula menatap Laras yang mengkerutkan wajahnya.
"Gara-gara lo yang membuat masalah di rumah ID CARD gue tertinggal, sekarang lo harus beri permohonan pada pengawas supaya gue bisa masuk. Cepetan sana!" dengus Laras membuat Grace menaikkan sebelah alis matanya.
"Apa kau sedang sakit? sepertinya otakmu sedang bermasalah, apa perlu aku memeriksa bagian otakmu?" timpal Grace pula hingga ia memasang wajah serius.
"Pfftt!" kekehan kecil keluar dari mulut Ocha saat ia mendengar ucapan Grace barusan bahkan Vita menjadi jengah melihat tingkah laku Ocha yang seperti itu.
"Lo benar-benar benalu di hidup gue! sial hidup gue kalau lo masih hidup di dunia ini, tau nggak? mati aja lo sana!" berang Laras hingga Ocha mulai jengkel mendengarnya.
"Eittss! lo kok ngebentak bestie gue? siapa lo yang beraninya keluarin suara keras di sini? lo aja sana yang mati, biar tak ada lagi drama quen di kampus ini, gih mati sana! gantung diri kek atau minum racun gitu... Entar kalau lo mati gue deh yang gali kuburan buat lo, gimana? baik, kan gue?" celoteh Ocha yang saat ini berdiri tepat di hadapan Laras sedangkan Grace berdiri di belakang Ocha.
"Udahlah Cha tak perlu lagi kita ladeni makhluk begini yang ada naik tensi nanti, yuk! keburu habis waktu jadi ketinggalan kita," ajak Grace lagi sebab ia tak ingin ribut di kampus namun sebenarnya ia ingin sekali meremas mulut Laras akan tetapi ia menahan emosinya makanya ia mengajak Ocha untuk pergi.
"Oke nice! rahang gue juga udah mulai tegang sekarang, so cap cus let's go bestie gue!" ia pun merangkul pundak Grace lalu mereka melangkah begitu saja dari hadapan Laras juga Vita bahkan Laras mengepalkan kedua tangannya melihat tawa canda yang keluar dari mulut Grace serta Ocha.
"Dih, dasar penguntit caper banget!" gumam Vita sehingga Ocha mendengarnya lalu ia berbalik melihat ke arah Vita pula sambil tersenyum kecil namun terus berjalan.
"Gue penguntit dan lo BABU! Wkakakakak, bye babu..."
Lambaian tangan serta celotehan Ocha sangat membuat Vita geram sehingga ia ingin melangkah maju namun di cegah oleh Laras supaya tak meladeninya.
^^^To be continued^^^
^^^🍁 aiiWa 🍁^^^
...Kutipan :...
Hargailah diri kamu sendiri, maka orang lain pun akan menghargai kamu. ~ Grace Eloise
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
☠ᴳᴿ🐅ɴᴇ𝐀⃝🥀⍣⃝ꉣꉣ🥑⃟🔰π¹¹
lanjut
2023-02-28
0
Anonymous
keren banget calon idaman pingin tak peluk
2023-02-20
1
kmu laras,mcm2 berlaku sama kmu ni...knpa sampai lupa id card....kmu kalah lh sama adik tiri kmu.....kok kmu 1 kampus sama adik tiri kmu.....gini laras klo mau berlawan sama org...nggk usah bnyk omong....1 x omong terus tampar....nggk capek2 omong terus nggk di dengarin....
2023-02-20
3