Episode 3 : Pertemuan pertama Anna dengan Akram.
***
Anna masih merasa kagum dengan semua interior kediaman Nenek Deanny, dia merasa sangat takjub.
Yang selama ini ia hanya melihat sawah, sekarang melihat kemegahan yang tak pernah ia bayangkan.
Anna sudah diantarkan ke kamar nya dan Anna segera berbaring di atas ranjang yang empuk.
"Kamar luas ini menjadi kamar ku? apakah ini nyata? aaaaaa ... aku tidak menyangka bisa tidur di kasur empuk seperti ini." Anna berguling-guling di atas ranjang.
Dia merasa sangat luar biasa, ini sudah seperti mimpi yang selalu berada dalam khayalannya.
"Apakah ini artinya aku sudah bisa melanjutkan pendidikan ku? apakah Nenek Deanny akan mengijinkan?"
"Ah, aku tanya itu nanti saja, aku benar-benar ingin memejamkan mata dan tidur sebentar, aku lelah sekali,"
Anna terlihat lelah, kasur empuk dan nyaman itu menjadi obat untuk tubuhnya yang lelah seharian melakukan perjalanan.
Tak terasa waktu berlalu begitu saja ...
Sudah malam, dan waktunya makan malam, Anna kelihatan masih ada di kamar nya tertidur begitu pulas.
"Tok ... Tok ... Tok!"
Seseorang mengetuk pintu kamar Anna, membuat Anna terperanjat, dengan mengusap kelopak matanya dia melangkah dengan sempoyongan layaknya seseorang yang baru bangun tidur.
"Nek, ada apa? apakah Nenek butuh ditemani tidur?" Anna yang terbiasa merawat neneknya merasa dia masih berada di rumahnya yang di kampung.
Dan yang mengetuk pintu adalah Neneknya yang telah tiada.
"Ctak!"
"Nek, maafkan Anna ketiduran, Nenek pasti ..." belum selesai Anna menyelesaikan ucapannya, mata Anna segera melebar dan dia disadarkan oleh keadaan lagi.
Jika hidupnya sudah tidak sama seperti sebelumnya.
"Nona ... Madam Deanny meminta anda untuk segera bersiap-siap makan malam," kepala pelayan beserta beberapa bawahannya lah yang ada di depan kamar Anna dan menundukkan kepalanya.
Anna terdiam sejenak dan matanya kosong.
'Ah benar, sekarang aku sudah sebatang kara, Nenek sudah tidak ada,' benak Anna tersenyum nanar ke semua pelayan.
"Terimakasih Pak, sekitar 30 menit lagi Anna akan turun," seru Anna memberikan respon sopan dan kembali ke kamar nya.
Anna mencengkeram tangannya dan menguatkan dirinya, dia harus bisa terbiasa dan menerima kenyataan jika dia sudah sendirian sekarang.
Dan saat ini kebaikan Nenek Deanny lah yang membuatnya bisa tinggal di tempat nyaman seperti ini.
Anna menghela nafasnya dan mengusap air matanya yang menitik tak ia sadari.
Ia pergi ke kamar mandi yang ada di kamarnya, dan lagi lagi dia dibuat kagum dan syok dengan interior nya, bagaimana banyak barang dan alat mandi yang sebelumnya belum pernah digunakan oleh Anna.
.
.
.
Di saat yang sama, ketika Anna masih merasa luas biasa melihat kamar mandi di dalam kamar nya, Akram Dominic sudah sampai dan segera disambut oleh pelayan yang ada di kediaman itu.
"Nek, bagaimana perjalanan mu? apakah Nenek baik-baik saja?"
Akram segera ke ruang tamu dimana disana Neneknya sedang bercanda gurau dengan beberapa pelayan yang sedang menonton televisi dengannya.
Deanny memang dikenal sebagai nenek yang gaul dan ramah, walau dia sangat kaya tidak membuat kesombongan dan ketamakan menguasai dirinya.
Dia bahkan cukup dekat dengan pelayannya dan Deanny tidak ingin dipanggil dengan sebutan Nenek kecuali oleh orang terdekatnya seperti cucunya sendiri.
Deanny ingin dipanggil sebagai Madam, Deanny ingin selalu merasa jika dia masih muda dan sehat, makanya ingin dipanggil Madam.
"Akhirnya kau datang juga, bagaimana perusahaan mu? tumben kau tidak membawa wanita manja itu!" Deanny segera memeluk cucunya.
Deanny sedang membahas Natalie yang menjadi istri cucunya ini, Deanny sangat tidak menyukai Natalie, bukan saja karena terlalu manja tetapi juga sampai sekarang Deanny tahu jika Natalie tidak ingin memiliki anak.
"Nek, sudahlah ... walaupun begitu dia istri dari cucu kesayangan mu ini loh," balas Akram kelihatan tidak ingin Neneknya membenci Natalie lebih dalam.
"Sudah ... sudah, kita sebaiknya makan malam dulu, kau pasti sudah lelah bekerja seharian ..."
"Ah, sekalian Nenek mau memperkenalkan seseorang padamu, Nenek membawa anak dari sahabat Nenek itu karena dia sebatang kara di desa ..."
"Nenek juga tidak memiliki teman di sini, jadi Nenek memutuskan membawa dia ..."
Deanny sudah naik ke kursi roda dan Akram segera mendorongnya untuk Deanny.
"Siapa Nek? jangan cepat percaya ada orang asing Nek? kita tidak tahu apakah dia baik atau jahat?"
"Dimana dia sekarang? aku harus melihat nya secara langsung dan menilai dengan mata kepala sendiri!"
"Jika dia kelihatan mencurigakan segera usir saja!"
Seru Akram merasa Neneknya ini terlalu baik terhadap orang asing, padahal tidak boleh seperti itu.
Banyak orang jahat di dunia ini, dan banyak yang pasti hendak memanfaatkan Neneknya.
"Aduh, berisik sekali, dia itu cucu dari sahabat Nenek, dia kelihatan baik sekali, dia masih muda baru tamat SMA, sudahlah kau lihat saja nanti dia,"
"Dia sangat cantik loh ..." seru Nenek Deanny nampak sangat mencurigakan.
"Apa sih Nek, aku sudah menikah dan setia pada istriku!" gerutu Akram walau tahu Neneknya pasti hanya bercanda saja.
.
.
Akhirnya mereka sampai di ruang makan yang begitu megah dan luas, disana banyak sekali makanan.
Deanny sengaja hendak menyambut Anna, yang memang Deanny langsung tahu jika Anna adalah anak yang sangat baik.
Deanny bahkan sudah beberapa kali bertemu Anna, sejak Anna kecil, jadi tidak salah jika Deanny memiliki kedekatan sendiri terhadap Anna.
Sedangkan Anna ...
Rumah ini terlalu luas baginya, dia sudah selesai mandi dengan kekaguman yang luar biasa.
Namun karena rumah ini terlalu luas, dia jadi tidak tahu dimana letak ruang makan.
"Pe ... permisi Kak, maafkan aku menganggu, aku ingin tahu dimana letak ruang makan, Nenek Deanny tadi memanggil ku tapi aku sungguh tersesat di rumah ini ..."
Anna dengan mata polos dan suara lembut yang sangat sopan khas orang desa, benar-benar meluluhkan para pelayan wanita yang kelihatan baru membersihkan ruangan yang akan ditempati oleh Akram malam ini.
"Astaga ... kamu lucu sekali dik, mari kami antar kamu," seru salah seorang pelayan merasa sangat gemas kepada Anna.
Anna memang terlihat muda dan cantik, tinggi nya sekitar 160 cm, kulitnya putih mulus, wajahnya sangat ayu dan mungkin bisa jadi artis jika ada produser yang meliriknya.
Yang jelas, Anna sangat cantik dan manis ketika dilihat secara langsung.
"Terimakasih kakak sekalian ..." seru Anna senang dan bahagia, bahkan pelayan di rumah ini sangat ramah dan baik padanya.
.
.
Setelah beberapa saat melangkahkan kaki, akhirnya mereka sampai di ruangan makan.
Mata Anna kembali melebar dan wajah syok nya melihat kemewahan dan kemegahan ruangan makan itu membuat semua orang tertawa bahkan pelayan.
"Nah ini dia Anna, kemari Nak," seru Deanny ketika melihat Anna memperlihatkan wajah syok yang menggemaskan itu.
Disaat yang sama, Akram yang juga berada di tempat itu mengernyitkan dahi.
'Cih, dia memang benar-benar sangat cantik dan polos!'
Benak Akram merasa Anna memang benar-benar sangat cantik dan polos.
.
.
.
Author : Yuk guys jangan lupa dukung author dengan cara like dan komen ya.
Jangan lupa follow Instagram author juga di :
@Anak_Kost_Joy
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Nci
Pandangan pertama yang mengesankan, dari mata turun ke hati 🫢
Natalie banyak tepungnya Akram, sedangkan Anna cantik alami 😅
2023-06-11
0
Nurma Zen
aku bacanya keram tros
2023-01-30
2
human
aku bacanya Arkam terus
2022-12-20
2