Rose memulai pelatihan dasar Meiga dengan menjelaskan teori-teori penggunaan elemen. Singkatnya setiap individu pasti memiliki elemen atau atribut dasar masing-masing. Lalu cara mereka mengembangkan dan menggunakan sebuah elemen disebut dengan skill.
Namun skill juga terbagi menjadi berbagai macam. Diantaranya adalah main skill, unique skill, ekstra skill, common skill, dan sub skill.
Di dunia ini skill bisa didapat dengan berbagai macam usaha seperti mempelajarinya lewat pertarungan, mendapatkan dari pemberian tuan, atau merebutnya dari lawan. Tentunya untuk penggunaan skill setiap individu pasti memiliki yang namanya mana untuk dikonsumsi.
Batasan mana tiap individu pasti berbeda, jika individu hanyalah orang biasa kapasitas mana bawaan cenderung hanya sedikit, namun jika individu itu keturunan bangsawan, maka kebanyakan kapasitas mana juga banyak.
Tapi bukan berarti tidak ada orang biasa yang memiliki kapasitas mana yang besar, dan tentu saja berlaku sebaliknya.
“Lalu bagaimana aku bisa mengetahui berapa banyak mana yang kumiliki?” Tanya Meiga yang penasaran.
“Itu adalah hal yang mudah, kau hanya perlu melakukan seperti saat pencocokan elemen saja.”
Rose melanjutkan materinya. Tentunya dalam pertarungan seseorang tidak bisa mengandalkan skill saja. Hal itu dikarenakan setiap hal pasti memiliki musuh alami. Seperti skill, dia bisa dicounter dengan menggunakan sihir yang bisa menyegel skill aktif seseorang.
“Sihir?”
“Oh iya, aku belum menjelaskannya kepadamu.”
Sihir merupakan kemampuan yang mirip dengan skill, tapi perbedaannya adalah Sihir bisa dikuasai setiap individu, dan untuk penggunaannya sihir mengkonsumsi kekuatan spiritual pengguna dan bukan mana.
Tidak hanya itu, sihir juga membutuhkan rapalan mantra untuk mengaktifkannya, jadi jika itu dilakukan dalam pertarungan 1 lawan 1, maka sangat tidak efisien untuk digunakan. Namun jika itu adalah perang maka sihir akan menjadi kekuatan yang mendominasi.
“Lalu dari semua hal itu, yang mana yang akan kupelajari terlebih dahulu?”
“Untuk itu aku sudah memikirkannya. Daripada kau belajar skill atau sihir, aku akan mengajarimu teknik berpedang. Karena jika kau sudah bisa melakukannya maka menemukan dan mengembangkan skill yang ada dalam dirimu bukanlah hal yang sulit.”
“Teknik pedang, tapi apakah kakak memiliki pedang disini?”
“Ah, untuk itu kau tidak perlu khawatir. Untuk sekarang kau hanya perlu mengayunkan pedang kayu ini 1500 kali saja perhari.”
“Hah, 1500 kali perhari?”
“Kenapa kau mengeluarkan ekspresi seperti itu, bukankah kau ingin menjadi kuat secepat mungkin?”
“Itu memang benar, tapi bagaimana hanya dengan mengayunkan pedang saja bisa membuatku menjadi kuat?”
“Suatu saat kau akan mengerti dengan sendirinya. Sudahlah ayo mulai.”
Dari sinilah latihan Meiga dimulai, hanya mengayunkan pedang dengan 3 gerakan sebanyak 1500 kali sehari. Tentu saja Rose mengajari sikap dan kuda-kuda yang benar kepadanya.
Hari demi hari telah terlewati. Tapi Meiga merasa sama sekali tidak ada perkembangan pada dirinya, itu membuatnya merasa tidak puas dengan cara pelatihan Rose ini.
“Kakak, sudah cukup bukan. Sudah hampir 2 bulan bukan aku melakukan hal ini, mana mungkin akan ada perkembangan yang baik jika aku hanya kau suruh mengayunkan pedang kayu saja seperti ini. Tanpa mempelajari teknik pedang yang benar bagaimana aku bisa menjadi kuat dengan cepat?” Meiga mengeluarkan keluh kesannya, dengan protes kepada Rose.
Rose hanya tersenyum manis mendengar keluhan tersebut. Diapun mengambil sebuah kayu yang ukurannya sama dengan pedang kayu meiga. Rose melangkah maju ke arah Meiga dan mulai menyerangnya.
Itu adalah gerakan yang cepat, Meiga yang menjadi target hanya bisa bertahan, bahkan dia hanya bisa menangis sedikit dari sekian banyak serangan yang diluncurkan Rose.
“Kakak, apa yang kau lakukan. Tolong hentikan, aku sudah tidak tahan.”
“Hee, untuk orang yang ingin cepat menjadi kuat hanya ini tekadmu. Akan kubilang bahwa itu lemah sekali.”
“Lemah? tentu saja aku lemah. Jika aku kuat mengapa aku harus mengalami semua hal itu hah! Jika aku kuat tidak mungkin semua penduduk desaku terbunuh bukan?”
Meiga menangis dan berteriak melampiaskan kekesalannya. Sedangkan Rose yang mendengarnya langsung tercengang. Rose yang merasa dirinya juga kelewatan langsung mendekat Meiga dan menenangkannya.
“Maaf Mei, mungkin aku sudah kelewatan. Tapi apapun masalahnya kau seharusnya menceritakan semua itu kepadaku.”
Meiga hanya bisa terdiam saat Rose mendekapnya dengan erat. Sebuah kehangatan yang dia rasakan saat ini membuat hatinya tenang, diapun berpikir mungkin inilah yang disebut kasih sayang. Meiga yang dari kecil tidak memiliki orang tua, dia diasuh oleh pamannya. Tapi tentang kasih sayang, dia tidak pernah mendapatkan hal itu.
Tidak hanya itu, bahkan selama hidupnya, kebenaran tentang kedua orang tuanya pun tidak pernah diketahui oleh Meiga. Dulu yang memberinya perhatian lebih hanyalah Luna seorang. Tapi itu dulu, sekarang dia bahkan tidak mengetahui apa yang terjadi pada Luna setelah insiden itu. Diapun berpikir bahwa seharusnya dia merasa bersyukur telah bertemu Rose.
“Aku juga minta maaf kak, aku seharusnya tidak berkata seperti itu tadi.”
“Tidak apa, kau tidak salah Mei. Sekarang kau sudah aman, ada aku disini. Tidak akan kubiarkan ada yang akan menyakitimu lagi.”
**
6 tahun telah berlalu. Terlihat seorang remaja berambut pirang panjang sedang bertarung dengan sengit melawan monster roh. Remaja itu tidak lain adalah Meiga.
Sekarang dia telah berusia 14 tahun. Badannya yang ramping memang membuatnya terlihat seperti gadis yang menawan. Namun dia adalah seorang laki-laki yang sangat bertalenta. Setelah melalui 6 tahun pelatihan bersama Rose kemampuan Meiga sama sekali tidak bisa diremehkan. Bahkan jika itu hanya seorang anggota ksatria suci, jangan berharap menang melawannya.
“Paralized lightning." sebuah skill elemen petir yang menyebabkan kelumpuhan dikeluarkan oleh Meiga.
"Dengan ini dia akan lumpuh sementara waktu. Seharusnya cukup untuk melakukan itu. Berkobarlah wahai api, tunjukkan kuasamu dengan membakar habis lawanku, inferno flame.”
Sebuah kobaran api yang besar membakar monster roh itu hingga menyisakan batu kristalnya saja.
“Hee, menggabungkan skill pemberianku dengan sihir sehingga memperkuat efek ledakannya. Itu sangat menarik. Sepertinya sudah tidak ada yang bisa kuajarkan padamu lagi ditahan ini yah Mei.”
“Kak apa maksudmu dengan tahap ini?”
“Hmm, tentu saja selama kau masih manusia hanya ini yang bisa kuajarkan padamu. Selanjutnya kau hanya perlu mengembangkannya.”
“Lalu jika sudah tidak ada yang bisa kupelajari, apa yang harus kulakukan sekarang?”
“Mungkin sudah saatnya bagimu untuk kembali ke tempat para manusia tinggal. Disini aku mungkin bisa mengajarimu untuk menjadi lebih kuat, namun disisi lain aku tidak bisa mengajarimu tentang kehidupan sosial diluar sana. Karena itu, mungkin sudah saatnya bagimu untuk kembali.” Ucap Rose sambil memberikan barang bawaan untuk Meiga.
“Kembali, tapi apakah aku memang bisa kembali ke tempat dimana aku seharusnya berada?”
“Tentu saja bisa. Akulah gurumu. Aku melatihmu bukan tanpa alasan. Aku melatihmu karena aku percaya bahwa kau mungkin bisa mengubah cara kerja dunia ini, dan memperbaiki kelalaianku dimasa lalu.”
“Kelalaian kakak dimasa lalu, apa maksudnya itu?”
“Sekarang masih belum saatnya bagimu untuk mengetahuinya. Namun suatu saat aku pasti akan memberi tahumu segalanya. Alasan kenapa aku ada disini, mengapa aku bisa mencapai tahap ini tetapi tidak melakukan apapun untuk dunia. Suatu saat kau pasti akan mendapatkan jawabannya.”
“Apapun kesalahanmu dimasa lalu, kakak tetaplah kakak sekaligus satu-satunya guruku didunia ini. Kakak adalah yang terbaik. Tidak peduli apa yang dikatakan dunia, aku akan tetap memihakmu.”
“Hahaha, dasar Mei. Sebelum kau melawan dunia itu, kau harus berada ditingkat yang sama denganku loh.”
“Ehh, mustahil bukan untukku berada ditingkat yang sama dengan kakak?”
“Hahaha, aku itu sangat kuat loh. Hahaha.”
Mereka berdua pun tertawa dengan puas akan lelucon kecil mereka. Namun disisi lain hati mereka merasa sepi karena tahu bahwa mereka akan segera berpisah.
“Mei, saat kau pergi nanti ingat selalu pesan yang kusampaikan kepadamu. Kau masih mengingatnya bukan?”
“Iya kak, aku masih mengingatnya. Aku tidak akan menggunakan elemen api jika tidak terpaksa, tidak akan pernah menyebut namamu diluar sana, dan tidak pernah memberitahu keberadaan tempat ini.”
“Yosh. Memang tanpa penggunaan elemen api akan menyulitkan dalam pertarungan, namun aku percaya kau pasti bisa mengatasinya. Untuk sekarang apa saja skill yang sudah kau kuasai?”
“Untuk main skill aku memiliki mind accelerate, future predict dan analisis. Lalu untuk unique skill ada material creation, dan perombakan. Untuk ekstra skill ada item box, dan masih banyak yang lainnya. Mungkin akan cukup untuk menutupi kekurangan jika melawan musuh yang kuat walau tanpa menggunakan elemen api.”
“Hmm, sekarang apa kau sudah menemukan tujuannya disana?”
“Kurasa ibukota akan menjadi tujuan yang menarik.”
“Itu semua terserah padamu, aku yakin kau pasti akan baik-baik saja. Walaupun akan sepi tanpamu disini, tapi bagaimanapun juga kau harus pergi ketempat dimana seharusnya kau berada.”
Meiga mengangguk untuk menanggapi perkataan Rose.
“Baiklah, mulai sekarang jaga dirimu baik-baik Mei. Aku akan selalu mengingatmu, kau adalah satu-satunya keluargaku disini.”
“Baiklah kak, aku akan berangkat. Jaga dirimu baik-baik disini!”
“Kau juga Mei, aku akan selalu ada untukmu disini.”
Meiga tersenyum dan mulai pergi menuju ke ibukota kerajaan meeden.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments