"Bagaimana dengan kalian? Apa lebih penting pekerjaan kalian dari pada anak kalian?" tanya Gio dengan suara keras. Cantika sangat kaget dengan pertanyaan anaknya dan baru kali ini anaknya membentak mereka.
"Kami melakukan semua ini untuk mu." kata ayahnya dengan suara keras juga.
"Jangan jadikan aku alasannya. Aku pergi dulu, aku makan diluar saja!" kata Gio dengan wajah yang dingin.
"Gio...." teriak ayahnya ketika Gio tetap pergi dan lebih memilih makan diluar. Cantika hanya bisa menangis terus ketika Gio mengeluarkan amarahnya kepada mereka. Cantika tidak menyangka anaknya tidak bahagia selama ini, padahal mereka sudah memenuhi kebutuhan untuk Gio.
***
Adi Jaya dan Cantika hanya diam dikamar setelah selesai makan malam. Mereka duduk di balkon kamar mereka. Mereka sibuk dengan pikiran mereka sendiri.
Adi Jaya mengingat bagaimana ketika Gio lahir di dunia ini, dia sangat bahagia begitu juga seluruh keluarganya.
***Flasback*
Dirumah sakit**
Diluar pintu kamar ruangan bersalin, kelihatan Adi sangat cemas menanti kedatangan anaknya di dunia ini. Dia selalu berdoa kepada Tuhan untuk menyelamatkan istri dan calon anaknya, karena Cantika memiliki riwayat darah rendah, dia sangat takut terjadi hal yang buruk kepada istri dan anaknya. Beberapa detik kemudian, terdengar suara tangisan bayi dari luar ruangan.
"oek...oek...oek..."
Adi langsung bangkit dari tempat duduknya bersamaan dengan kedua orang tuanya dengan wajah tersenyum. Cantika perempuan yatim piatu, dia pun juga tidak memiliki sanak saudara. Karena dia anak tunggal didalam keluarganya. Orang tuanya meninggal setelah dia tamat kuliah.
Kemudian seorang suster keluar dari ruangan .
"Maaf, siapakah suami dari ibu Cantika?" tanya seorang suster.
"Saya, sus. Bagaimana keadaan istri dan anak saya?" ucap Adi dengan wajah yang cemas.
"Anak dan istri bapak baik-baik saja. Silahkan masuk pak." ucap susternya.
Gio dan kedua orang tuanya juga masuk bersama. Gio langsung memeluk Cantika. Sedangkan ibu dari Gio langsung menggendong cucunya.
"Sayang terimakasih telah melahirkan anak untuk ku, aku janji aku tidak akan pernah meninggalkan kalian. Kalian adalah harta yang paling berharga untukku" ucap Adi sambil mencium kening istrinya dengan mata berkaca-kaca.
"Mas, itu sudah kewajiban ku. Aku mencintai mu, mas" ucap Cantika dengan senyum bahagia.
Orang tua mereka tersenyum bahagia melihat kebahagian rumah tangga anaknya.
"Apa kalian sudah mempersiapkan nama untuk cucu ku?" tanya ayahnya Adi.
Adi berjalan kearah ibunya, dia ingin menggendong putranya.
"Kami sudah mempersiapkan kan namanya ayah. Kami beri dia nama Gio Putra" ucap Adi dengan tersenyum bahagia sambil menggendong putranya.
"Aku, akan memberikan yang terbaik untuknya. Dia adalah pewaris dari seluruh kekayaan ku. Dia tidak akan pernah mengalami kekurangan apa pun. Papa janji sayang, kau akan selalu mengalami kebahagian dalam hidup mu" ucap Adi dengan tersenyum, sambil memeluk Gio dan Cantika.
Flasback end
Gio dijemput sama Toni. Toni melihat wajah suram dari Gio. Dia yakin pasti lagu kesal.
"Apa terjadi sesuatu?" tanya Toni dengan melihat wajah Gio.
"Tidak ada. Fokuskan saja dirimu membawa mobilnya" ucap Gio dengan wajah yang dingin.
Toni hanya bisa menghela nafasnya. Dia tau kalau Gio tidak akan memberitahunya.
"Huf...Baiklah." ucap Toni.
Sesampai di Bar Champion, Toni dan Gio mencari keberadaan Tasya. Karena Tasya sudah memberi tahu Toni, bahwa dia sudah sampai.
"Itu, dia." ucap Toni sambil pengang bahu Gio.
Toni dan Gio menghampiri Tasya dimeja ya
.
"Tasya."jerit Toni karena tempat itu ribut sekali dengan suara alunan musik.
Tasya, melihat kedua sahabatnya sudah sampai. Mereka saling berpelukan.
"Gi, gimana perusahaan mu? lancar?" tanya Tasya.
"Ya, begitulah."jawab Gio dengan wajah datar sambil meminum wine nya.
"Hei, wajahmu tidak berubah ya? Ayolah tersenyum" kata Tasya dengan Gio smabil tersenyum.
"Hahahhaha" Toni ketawa mendengar perkataan Tasya. Dia ingat, kalau dia pernah mengatakan itu juga dengan Gio.
"Aku, sudah pernah mengatakan dengannya. Coba kau nasehati dia!" katan Toni dengan ketawa.
Gio hanya menggeleng kepalanya, karena ledekan kawannya.
"Kalau wajahmu seperti ini terus, tidak akan ada satupun para wanita mau dengan mu" ejek Tasya dengan ketawa.
"Eits, kalian salah. Mau bagaimanapun bentuk wajahku, semua para wanita akan tetap menyukai ku. Lihat semua para wanita disini melihat ku terus" ucap Gio
"Hahaha. Baiklah, terserah pada mu" kata Tasya.
Memang tidak bisa dipungkiri, Gio dan Toni memiliki wajah yang sangat tampan. Kemanapun mereka pergi, semua wanita itu tetap melihat wajah mereka dengan penuh kagum. Dikantor, pun juga seperti. semua pegawai wanita dikantor mereka juga mengagumi wajah mereka. Tak kala dari mereka selalu mencari perhatian dan ingin berkenal dengan mereka.
"Kalian, mau minum lagi?" tanya Tasya dengan Gio dan Toni.
"Eum" jawab Gio dengan singkat.
Tasya memanggil pelayan.
"pelayan!" teriak Tasya.
Akhirnya pelayannya datang, ternyata pelayan yang datang kemeja mereka adalah Dina.
Tapi Gio, tidak mau melihat sama sekali pelayannya.
"Kami pesan 2 botol wine nya" kata Tasya.
Toni melihat wajah Dina, Toni langsung terkesima dengan wajah polos dan kecantikan Dina. Tapi dia merasa seperti pernah melihat wajah Dina. Tapi dia tidak ingat dimana dia melihatnya. Toni tampak berpikir. Dina merasa risih dengan tatapan dari Toni. Setelah mencatatnya, Dina langsung pergi. Selang beberapa menit, pesannan mereka datang.
Disaat Gio, melihat wajah pelayan yang antar minumnya, Gio terdiam dan terkejut melihatnya. Setelah Dina pergi, Gio tersenyum. Toni dan Tasya terkejut Gio tersenyum.
"Apakah aku tidak salah lihat, Ton?" tanya Tasya dengan wajah yang kaget.
"Tidak salah. Apakah dia sudah mulai mabuk?" tanya Toni dengan bingung.
"Bro, apa yang membuat mu tersenyum?" tanya Toni melihat wajah Gio yang masih tersenyum.
ha..ha...ha...ha...
Tiba-tiba Gio tertawa dengan kencang. Kedua sahabatnya jadi bikin bingung. Tapi para wanita yang melihat Gio ketawa, mereka jadi tambah ricuh, mereka semakin terpesona dengan wajah Gio yang menambah wajah gantengnya.
Sedang Dina sewaktu dia mengantar pesanan Tasya. Dina terpesona dengan wajah gantengnya Gio. Ketika Gio menatapnya terus tanpa berkedip, Dina merasakan jantungnya berdetak lebih cepat. Dina lansung cepat-cepat pergi dari tempat Gio. Dia merasa jantungnya seperti lari maraton.
"Bro, apa yang membuat mu ketawa?" tanya Toni dengan pegang bahu Gio. Tasya pun juga bertanya hal yang sama dengan Gio.
"Apa yang membuat mu ketawa?"
"Kalian tahu, hari ini aku sangat bahagia" ucap Gio tersenyum, sambil meminum wine nya.
"Kalian tahu, aku sudah menemukannya" ucap Gio dengan tersenyum bahagia.
Toni dan Tasya bingung.
"Apa yang kau temukan?" tanya mereka kompak
Ha...ha...ha.
Gio tertawa mendengar mereka celotehan dengan wajah bingung sahabatnya.
"Kalian tahu, gadis yang pernah aku ceritakan, gadis yang selalu aku suruh kau untuk mencarinya, dia disini" ucap Gio dengan tersenyum.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Selamat membaca, jika ada kesalahan Typo mohon maaf🙏🏻
Terimakasih kepada teman-teman yang sudah membaca karya saya.🙏🏻😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Dhiana Wiyanshena
suka 👍
2021-07-16
0
Ervina 123
bertemu lagi
2021-02-24
1
Retno Marsudi
sebahagia itukah dirimu menemukan dina bang gio
2020-08-24
3