Episode 1

6 bulan kemudian

Sejak kejadian itu, Dina menjadi pendiam. Sahabat satu satunya merasakan kesedihan Dina, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa.

Dina juga memutuskan untuk cari pekerjaan. Apapun akan dikerjakannya untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari dan biaya kuliahnya. Karena bundanya tidak ada meninggalkan banyak harta, bundanya hanya meninggalkan rumah yang sederhana dan uang tabungan yang sedikit, yang selama ini ditabung bundanya untuk masa depan Dina.

Dikampus

"Din, kenapa buru-buru sih?" tanya Nayla ketika dia melihat sahabatnya buru - buru masukkan bukunya ke dalam tas.

"Sorry, aku lupa kasih tahu sama kamu. Mulai hari ini aku sudah dapat kerjaan, jadi setiap aku pulang kuliah aku harus kerja" jawab Dina sambil tersenyum sama sahabatnya

"Ya, ampun Din. Kenapa sih nggak kabari aku? Ya udah kamu kerja dimana?" tanya Nayla dengan kesal sama sahabatnya

"Ya, maaf ! Aku lupa kasih tahu sama kamu. Jangan marah ya." bujuk Dina sama sahabatnya karena dia juga yang salah tidak kasih tahu.

"Iya, sekarang jawab dulu kamu dimana kerjanya?" tanya Nayla lagi dengan serius

"Aku, kerja di...." Nayla sangat gugup menjawabnya. Dia takut Nayla marah sama nya

"Tapi kamu jangan marah ya, ini kerjaan ku sementara kok. Kalau sudah dapat tempat kerjaan yang bagus, pasti aku tinggalkan" jawab Dina sambil pegang tangan sahabatnya untu meyakininya.

"Iya. Cepat deh, kamu kerja dimana?" jawab Nayla.

" Aku kerja di Bar Competion" jawab Dina dengan wajah yang ditekuk.

"Ya, ampun Din. Kenapa disitu sih? kamu tahu kan disitu tempatnya bahaya." jawab Nayla dengan wajah kaget.

"Maaf. Hanya tempat itu yang mau menerima ku, saat ini dan bisa mengatur jadwal kuliah ku" jawab Dina dengan mata yang sudah mulai berkaca-kaca.

Nayla langsung memeluk sahabatnya itu. Dia tahu keadaan sahabatnya.

"Maaf, aku tidak bisa membantu kamu. padahal aku sahabat kamu. Aku akan dukung kamu. Tapi kalau ada apa-apa kamu harus cepat kabari aku." kata Nayla sambil memeluk sahabatnya dengan mengelus punggung sahabatnya itu. Dia tahu Dina saat ini hanya perlu dukungan.

" Aku akan bantu kamu untuk cari pekerjaan, yang tidak mengganggu kuliah mu" janji Nayla

"Makasih, kamu memang sahabatku yang terbaik" kata Dina dengan mata yang sembab akibab nangis.

Dikantor Gio

"Ton, bagaimana yang aku suruh? Kamu sudah menemukannya?" tanya Gio sama asistennya sekaligus sahabatnya. Semenjak kejadian itu Gio menyuruh Toni untuk mencari informasi Dina.

"Maaf, pak. saya belum bisa menemukannya" jawab Toni dengan wajah takut. Meskipun Toni sebagai sahabatnya Gio, dia selalu menghormati sahabatnya itu. Dia selalu bisa menempati posisinya, kalau dalam kantor dia selalu memanggil Gio dengan sopan, beda kalau diluar jam kerja.

Gio, hanya menghela nafas saja. Dia tidak pernah lupa dengan wajah Dina. Pertama melihat wajah Dina dia langsung jatuh cinta dengannya. Inilah pertama kalinya dia merasakan jatuh cinta.

"Ya, sudah. Terus cari dia! sekarang kita makan siang dulu." kata Gio

"Oke bos" jawab Toni dengan senyum.

Didalam perjalanan makan siang, dimobil Gio hanya diam saja. Toni yang melihatnya sudah hal yang biasa. Seluruh pegawai pun yang dikantor mereka juga tahu, bahwa Gio orang yang suka diam dan dingin. Tak satupun pegawai yang diperusahaannya berani menatap bosnya.

Didalam keheningan Toni membuka suara duluan

" Bro, wajah bisa dirubah ngak sih? Datar terus wajahnya." ngoceh Toni sama Gio, karena wajahnya terus saja dingin tak pernah berubah.

"Memang kenapa wajah ku?" tanya Gio dengan tatapan tajam ke Toni.

"Santai. maksud aku, ya sekali - kali kenapa senyum. Biar semua orang ngak takut lihat wajah mu." jawab Toni sambil senyum.

"Sialan. Sudah berani ya sama, ku?" jawab Gio dengan tatapan dingin, sambil menjitak kepala Toni.

"Ya, sory kali" jawab Toni tersenyum, sambil mengelus kepalanya akibat kena jitakan Gio.

Direstoran

"Oh, ya aku lupa kasih tahu kalau Tasya sudah balik dari LA" kata Toni sambil menunggu pesanan mereka datang.

"Kapan itu anak balik ? Kenapa tidak ada kabari ke aku?" tanya Gio

"Ya, mana aku tahu. Tadi pagi dia nelpon kalau dia sudah balik ke Indonesia. Jadi ngajak ketemuan di bar tempat kita biasa. kamu bisakan?" kata Toni

"Oke. Ntar kamu jemput aku. Aku lagi malas bawa mobil" jawab Gio

"Oke bro!" kata Toni

*K**ediaman keluarga Adi Jaya*

Adi Jaya dan Cantika kedua orang tua Gio sampai di Indonesia jam 2 siang tadi. Sampai dirumah mereka langsung istirahat. Menjelang sore hari mereka bersama duduk santai didepan TV, sambil menunggu anaknya pulang.

"Bi,Arum." panggil Cantika untuk pembantunya

"Ya, nya! ada yang saya bisa bantu?" jawab bi Arum sambil menunduk.

"Bi, tolong siapkan makan malamnya ya. Biar nanti setelah pulang Gio kami bisa makan malam bersama. Karena sudah lama tidak makan bersama Gio" kata Cantika dengan tersenyum dan lembut

"Baik,nya. Bibi akan siapkan. Apa ada lagi,nya ?" jawab bi Arum.

"Tolong bawakan kopi untuk suami saya, ya bi!" kata Cantika

"Baik,nya. Permisi nya, tuan!" kata bi Arum sambil membungkukan tubuhnya ketika mau pergi dari ruang depan.

***

"Tuan permisi, ini kopinya" kata bi Arum

"Makasih ya, bi." jawab Adi yang lagi asik menonton TV

"Sama-sama tuan" kata bi Arum. Disaat dia mau pergi ke dapur Cantika bertanya dengannya.

"Bi, biasanya Gio jam berapa pulang dari kantor?"

"Biasanya tuan muda jam 6 sore sudah sampai dirumah, nya" kata bi Arum.

"Owh. Ya, sudah bibi bisa lanjut kerja lagi. Nanti saya akan panggil lagi kalau ada yang saya perlukan"

" Baik, nya"

Jam 6 sore, Gio tiba dirumah. Dia mendapati ibu dan ayahnya didalam rumah dan sedang duduk santai didepan TV.

"Gio, sayang sudah pulang? kenapa tidak beri salam sayang?" tanya ibunya ketika dia melihat Gio masuk kerumah.

Gio, tetap tidak peduli dengan pertanyaan mamanya. Dia langsung mau menuju kamarnya. Karena ayahnya melihat Gio tidak menjawab istrinya. Adi Jaya sangat marah dengan sikap cuek anaknya kepada istrinya.

"Gio! Kalau ibu mu bertanya, kamu jawab! Kenapa sekarang kamu menjadi anak yang tidak sopan?" teriak ayahnya. Gio tetap juga tidak mau menjawab mereka.

Setelah 1 jam dikamar, Gio keluar dari kamarnya. Dia langsung mau pergi keluar dari rumah. Cantika yang melihat anaknya mau pergi dia langsung bertanya pada anaknya.

"Sayang, mau kemana? Kita makan malam bareng dulu, yuk! sudah lama kita tidak makan malam bersama." bujuk ibunya.

Gio langsung berhenti pas depan meja makan.

"Maaf, saya tidak punya waktu. Saya makan diluar saja sama Toni" jawab Gio dengan dingin.

Cantika sangat sedih mendengar jawaban anaknya. Adi yang melihat kesedihan istrinya, dia langsung menghentikan Gio.

"Gio, gimana sih kamu. Apa lebih penting orang lain dari pada keluarga mu?" bentak Adi

"Bagaimana dengan kalian? Apa lebih penting pekerjaan kalian dari pada anak kalian? jawab Gio dengan suara tinggi.

🌸🌸🌸🌸🌸🌸

mohon dukungannya. Maaf apabila ada kesalahan Typo. Terimakasih sudah membaca karya saya 🙏🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

Suyatno Galih

Suyatno Galih

msh nyimak

2021-12-13

0

Ajung Atan

Ajung Atan

begitulah susah nya jadi orang tua pasti selalu di beri pilihan buah simalakama,coba deh anak anak bayangkan dan renungkan orang tua bekerja dan berusaha untuk mencari duit buat membesarkan anak serta memberi kehidupan yg layak untuk anak,tapi konsekuensinya anak jadi merasa terabaikan karna orang tua nya terlalu sibuk mencari duit yah bisa di bilang kurang kasih sayang lah🤔,nah kalau orang tua yg selalu ingin memberikan kasih sayang yg utuh untuk anak nya dan tak mau memakai jasa pengasuh pasti waktu orang tua terkuras buat mengurus anak otomatis usaha terabaikan pastilah keuangan juga sedikit tersendat alias berkurang pemasukan nah sekolah anak kan perlu tu duit biasanya orang tua tidak mampu membiayai sekolah anak nya di tempat favorit anaknya protes juga dibilang tidak perhatian tidak sayang karna tidak memberikan pendidikan yg sesuai cita cita anak"kecuali anak yg benar benar berbakti akan berusaha sendiri untuk pendidikan nya apalagi kalau udah kuliah "(yg tanda kutip untuk anak yg mandiri serta anak yg baik yah),tapi tidak sedikit anak yg menyalahkan orang tua nya yg tidak mampu menguliahkan nya nah begini lah susah jadi orang tua sibuk bekerja anak marah karna kurang kasih sayang, lebih banyak dirumah bersama anak otomatis keuangan pasti kurang moncer nantinya anak marah juga kalau tidak mampu kuliah di fakultas yg dia suka

2021-05-15

0

..

..

seorang anak engga butuh uang aja tapi gio juga butuh materi apalagi ibu gio selalu ikut suami tapi gio di tinggalin wajar sih kecewa😣 🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️

2021-05-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!