Dengan sedikit menggerutu Regan pergi meninggalkan tempat itu.
Sementara Luna tersenyum penuh kemenangan. Gadis itu terus berjalan menyusuri jalanan, melihat-lihat kota Jakarta.
Tiba-tiba Luna tersadar, 'Bukan kah itu cowok yang di pesawat?' ucapnya pelan.
Gadis itu menepuk kepalanya sendiri, 'Kenapa aku bisa lupa, harusnya tadi aku meninjunya biar dia tau rasa. Tapi nggak apa-apa, bukankah tadi dia sudah merasakan heels ku, lumayan itung-itung pemanasan, hahahaha" Luna tertawa kecil.
Luna terus berjalan dan dia memutuskan untuk berbelok duduk di sebuah kafe. Memesan minuman dan menyendiri disana.
Luna kembali teringat akan saudara kembarnya. Tanpa sadar airmata nya meleleh, dia merasa sangat sedih, belum sempat bertemu tapi orang yang dia cari keburu meninggal. Dan lebih menyedihkan adalah mayatnya justru belum ditemukan sampai saat ini.
Luna merasa perjalanannya sia-sia.
Luna yang asik melamun tidak menyadari jika ada seseorang yang berjalan menuju mejanya dan duduk di hadapannya.
"Hai, boleh aku duduk disini?" ucap pria itu sopan.
Luna terkejutnya, dia menatap sengit, memindai dari atas hingga ke bawah pria yang kini duduk tanpa ijin di hadapannya itu.
Pria itu tersenyum, "Kenalkan nama saya Alvian,"
"Maaf tapi saya tidak kenal dengan Anda, dan saat ini saya tidak ingin diganggu." sahut Luna dengan nada datar.
Alvian tersenyum kembali, "Iya kita memang belum kenal, tapi saya ingin berkenalan denganmu, kalau boleh saya ingin berkenalan."
Luna menatap dengan tatapan tajam, dia sungguh rasa terganggu dengan kehadiran Alvian di depannya apalagi saat ini suasana hatinya sedang tidak baik-baik saja.
Luna belanja berdiri dan menarik tasnya dia ingin berbalik dan pergi dari sana namun dengan cepat tangan Alvian menahan lengannya.
"Saya paman Shakila dan saya lihat tadi kamu baru saja datang berkunjung ke rumahnya, Tapi jujur saya tidak mengenalmu. Siapa kamu sebenarnya?" tanya Alvian dengan tatapan tajam.
Luna sempat terkejut, namun dia dengan cepat mengubah raut wajahnya.
Gadis itu tersenyum manis dia kemudian menjawab, "Maaf saya tidak mengenal Shakila, saya datang hanya sebagai rekanan dari perusahaan Bapak Surya Atmaja tidak lebih. Saya hanya ingin menyampaikan turut berbela sungkawa dan berduka atas meninggalnya Putri beliau."
"Oh ya, bagaimana saya bisa mempercayai mu!" tuduh Alvian
"Apa maksud anda, anda menuduh saya? atas dasar apa?"
"Lalu mengapa kau lari, saat saya ingin bicara denganmu." cecar Alvian lagi.
"Saya tidak mengenal anda dan saya tidak ingin berhubungan apapun dengan anda, permisi, " Luna melepaskan cekalan tangan Alvian dan berlalu pergi.
"Mengapa aku tidak bisa mempercayainya nya? aku merasa dia sangat mirip dengan Lila," ucap Alvian lagi.
Alvian juga pergi dari sana, dia kembali ke rumah Surya Adtmaja, dan sesuai dengan janjinya dia akan tinggal disini mulai malam ini.
Luna kembali kesal, dalam satu hari dia sudah dua kali bertemu dengan orang aneh, yang pertama pria muda yang menyebutnya Lila dan yang kedua adalah pria ini yang juga mengatakan dia mirip dengan gadis itu.
Luna terus berjalan, tanpa dia sadari sebuah motor melaju kencang kearahnya.
Mobil Regan kebetulan parkir tak jauh dari tempat Luna, dan dia meradang melihat gadis itu berjalan gontai, emosinya kembali meluap dan dia ingin membalas gadis itu. Regan berjalan mendekati Luna, dan dia kaget saat sebuah sepeda motor ingin menabrak gadis itu, refleks dia mendorong Luna dan mereka jatuh terguling di tanah.
Sontak saja keduanya menjadi tontonan, Regan memeluk Luna untuk melindungi gadis itu.
"Apa yang kamu lakukan?" ucap Luna dengan mata melotot,
"Eh, maaf" ucap Regan yang masih terlihat syok.
Luna mendorongnya Regan dan bangkit berdiri. Regan sendiri juga berdiri dan membersihkan dirinya.
"Kau mencari kesempatan, kau mau berbuat mes-"
"Aku sudah menolong mu, bukannya terimakasih malah marah-marah, dasar tak tau diri," ucap Regan
"Kau!" lagi Luna menunjuk wajah Regan
"Cih, tau gitu aku biarkan kamu ke ditabrak motor tadi," ucapnya ketus sambil membersihkan celana yang kotor.
"Kakak, kenapa lama se-ka-li?" ucap seseorang di belakang mereka, sontak keduanya menoleh.
"Lila, kamu Lila?" ucap gadis itu tak percaya
Dia langsung menghambur memeluk gadis itu yang masih bengong dan tak mengerti apa maksud gadis yang memeluknya itu.
"Ayo kamu cepat ikut aku," ucap gadis yang bernama Karin.
Karin adalah sahabat Lila sejak lama dan dia mengetahui semua yang terjadi pada sahabatnya itu.
"A..aku.."
"Shuuut! diam, aku tidak mau ada yang tau jika kamu selamat," ucap Karin yang membuat tubuh Luna membeku.
'Apa maksud gadis ini." batinnya
"Kak cepat, ayo!" teriak Karin pada Regan.
Diseberang jalan, seseorang tampak mengepalkan tangannya kesal, usahanya untuk menabrak Luna gagal, dan gadis itu selamat.
Dia menggunakan kembali helmnya dan pergi dari sana.
Di tempatnya Alvian menggeram kesal, dia ingin memastikan apakah gadis itu Lila yang selamat dan menyamar atau...
Triiing ponselnya berdering sebuah pesan masuk.
Alvian membaca isinya, kemudian dia tersenyum.
"Miranda, kita lihat bagaimana aku akan membalas mu," ucapnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Ⓜ️🅐®️ᵞ🅐Ⓜ️
Pria Misteri..??
2022-12-02
4
🍁мαнєѕ❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ
kapan2 aku singgah lagi
2022-11-30
2
@🌹 Sekar Rinjani🌴✨
aku kasih rate kakak
2022-11-30
3