Keramaian terjadi di rumah keluarga Adtmaja.
Tak hanya para keluarga dan kerabat serta koleganya yang datang memberi Ucapan turut berduka cita, banyak juga para pencari berita yang mengantri dan menunggu kabar terbaru mengenai kecelakaan yang menimpa anggota keluarga Adtmaja itu.
Sementara di dalam rumah, suasana duka sangat terasa sekali.
Surya terbaring sakit di dalam kamarnya. Dia mendapatkan serangan jantung.
Berita tentang kecelakaan putrinya membuatnya syok, hingga penyakit jantung yang sudah lama dia derita kambuh.
Ironisnya istri dan putrinya Rena tak mau membawanya ke rumah sakit, mereka hanya memanggil dokter keluarga untuk memeriksa dan mengobati nya.
Di dalam rumah mewah Adtmaja, Miranda istrinya dan juga Rena putrinya menangis sedih.
Setiap orang yang datang menjadi sangat iba dan kasihan.Para pelayat baru sunyi saat malam hari.
"Ma,"
"Hemm..." sahut Miranda sambil menikmati buah di depannya.
"Sampai kapan sih aku harus akting kayak gini?"
"Kenapa? udah capek?" tanya Miranda
"Ya iyalah, mana muka aku jadi kucel gini gara-gara nangis terus-terusan. Dasar si Upik abu, dah mati tetap aja masih nyusahin." omel Rena.
"Sabar sayang, apa kamu pikir Mama juga nggak capek. Justru Mama yang lebih capek dari kamu, harus pura-pura dan harus terlihat benar-benar kehilangan dia."
"Sampai kapan ini Ma?"
"Besok, setelah itu Mama akan meminta polisi menghentikan pencarian mayatnya."
"Tapi Ma, bagaimana kalau dia belum mati? nanti dia bisa datang dan balas dendam?"
"Hahaha, kamu bercanda sayang, kamu tau kan, itu jurang sayang dan jika dia selamat, dia juga pasti akan di makam hewan buas disana. Siapa yang akan menolongnya tidak ada." sahut Miranda
"Mama benar,"
"Sudahlah kau tenang saja, sebentar lagi semua kekayaan Adtmaja akan menjadi milik kita, dan kita akan kaya raya. Hahahhah" ucap Miranda bahagia.
Dan mereka berdua tertawa bersama.
Tanpa mereka sadari seseorang tengah mendengarkan pembicaraan keduanya. Dia mengepalkan tangan, namun tak berani muncul apalagi menghardik kedua perempuan itu.
"Ma.."
"Apalagi!" omel Miranda
"Terus Papa gimana?" tanya Rena
"Maksudmu tua bangka itu?" tanya Miranda sambil tertawa
"Hahaha lupakan saja sebentar lagi dia juga akan menyusul istri dan anaknya, tinggal kita disini menguasai semua hartanya, hahahaha" lagi Miranda tertawa lebar.
Senyum jahat muncul di wajahnya cantiknya yang sudah terlihat agak tua.
Miranda lalu berdiri, "Mama mau kemana?" tanya Rena
"Mama mau lihat si tua bangka itu, dan memastikan dia tidak meminum obatnya, Mama mau dia segera mati." sahut Miranda lagi.
"Tapi Ma, kalau papa mati kita gimana?"
"Maksudmu apa?"
"Ma, kita kan belum tau si Lila selamat atau nggak?"
"Sudah pasti enggak, percaya sama Mama!"
"Iya, ok aku percaya. Tapi gimana dengan wasiat papa? bisa juga kan? Papa membuat wasiat sebelum dia mati dan kita enggak tau apa bunyinya, bisa jadi.."
"Maksudmu papa mewariskan ini semua sama Lila?"
"Nah itu, Ma, sebaiknya untuk jaga-jaga dan memastikan kekayaan ini tetap milik kita , Kita meski menemukan surat wasiat itu dan menggantinya dengan yang baru, kita merombaknya beralih menjadi milik Mama."
"Bagus juga, besok mama akan menghubungi pengacara Papa. Mama ingin memastikan bahwa semua ini menjadi milik kita."
"Gitu donk, itu baru maka Rena.* sahut gadis itu.
Miranda melanjutkan langkahnya menuju kamar yang letaknya diatas, kamar yang di dalamnya ada suaminya Surya Adtmaja sedang terbaring sakit.
Pelan Miranda membuka pintu. Dan masuk lalu duduk di samping ranjang Surya.
Pria itu terbaring lemah sejak mendapat berita kecelakaan putrinya. Dan sampai saat ini enggan untuk membuka mata.
Miranda menarik kursi dan duduk di samping suaminya yang terbujur, diam dan tidak bersuara.
"Apa kabar suamiku tercinta." ucapnya mengejek.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Kustri
siapa yg menguping, pasti'a bkn di pihak si 2 ular
2023-07-28
0
🍁мαнєѕ❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ
mampir lagi kakak
2022-11-30
2
@🌹 Sekar Rinjani🌴✨
aku like mami
2022-11-30
3