Cowok jutek

"Nona hati,-hati,"

"Iya Bik, aku akan jaga diri, bibik juga ya." ucap Luna memeluk satu-satunya orang yang dia sayangi.

"Desi, tolong urus butik selama aku pergi," ucapnya pada sekretaris sekaligus sahabatnya itu.

"Kamu yakin lun, mau pergi sendirian?"

"Iya, kenapa?"

"Bukan apa-apa, kamu kan nggak pernah pergi sendiri, aku khawatir aja." sahut Desi.

"Desi, aku udah gede, dan aku-"

"Iya aku tau, tapi aku khawatir sama kamu lun, apalagi sama phobia kamu itu." sahut Desi bersikukuh.

"Jadi kamu mau ikut? terus yang ngurus butik siapa? aku belum mau bangkrut Des, emangnya kamu mau kita jadi gelandangan?"

"Ya nggak gitu juga kali, ya udah deh tapi janji ya, kalau ada apa-apa kamu harus segera hubungi aku."

"Iya aku janji. Makasih ya!" ucap Luna memeluk sahabatnya.

"Bik, Luna berangkat, bibik jaga diri ya."

"Iya non, harusnya bibik yang bilang gitu ke non Luna." ucap bibik memeluk Luna.

Desi dan berangkat menuju bandara, siap terbang ke Indonesia. Jarak antara Malaysia Indonesia dekat, jadi tidak butuh waktu lama bagi Luna untuk tiba di Indonesia.

"Luna, ingat jangan lupa hubungin aku ya,"

"Iya aku janji, kamu juga jaga butik. Jangan sampai kita bangkrut, ok!"

"Iya, iya..." sahut Desi mencebik kesal.

Luna memeluk sahabatnya, dan dia menangis. Luna sudah menceritakan semuanya pada Desi, dan gadis itu juga mendukungnya.

"Jangan takut, kamu pasti bisa, dan jika kamu mengalami kesulitan segera hubungi aku dan Jimmy, kami pasti datang membantumu. Ok."

Luna mengangguk pelan.

"Kamu enggak sendirian lun, kami selalu bersama mu dan selalu mendukung mu."

"Aku pergi." Luna melambaikan tangannya dan berjalan menjauh.

Hingga pesawat berangkat barulah Desi kembali ke butik.

Di dalam pesawat gadis itu duduk dengan gelisah. Luna memiliki satu kelemahan, dia akan merasa takut, panik dan tegang saat pesawat akan lepas landas. Olehkarena itu dia jarang bepergian, jika terpaksa dia pasti akan mengajak Desi, jadi Desi yang akan ada disampingnya dan menenangkannya. Dan tidak seorang pun yang tau akan kelemahannya itu.

Tapi ini untuk pertama kalinya dia akan pergi sendirian. Luna duduk dengan perasaan gelisah. Pesawat bahkan belum lepas landas, tapi gadis itu sudah berkeringat.

Tiba-tiba duduklah seseorang disebelah nya, Luna tidak ambil pusing, bahkan dia tidak melirik, siapa yang duduk disebelahnya.

Pramugari menjelaskan tata tertib dan menyuruh mereka semua bersiap, memasang sabuk pengaman karena pesawat akan segera berangkat.

Kepanikan kembali menyerang diri Luna, bahkan kali ini lebih mendominasi, gadis itu menutup matanya dan tanpa sadar dia memegang tangan orang yang duduk di sampingnya.

Pria itu menoleh, awalnya dia ingin marah, namun pria itu membatalkan niatnya setelah melihat apa yang terjadi pada gadis cantik disebelah nya itu

Dia bisa melihat jelas jika gadis itu ketakutan, mulutnya komat-kamit, entah ala yang dia ucapkan, mantra atau doa, pria itu tak tau, Melihat Luna di serang panik, pria itu membiarkannya, dia hanya tersenyum tipis melihat Luna yang lucu.

Lima menit berlalu penerbangan sudah berjalan normal, Luna juga sudah mulai bisa menguasai dirinya. Dia pun membuka matanya dan menoleh ke samping, gadis itu terkejut melihat ada pria duduk di sebelahnya. Dan yang membuatnya semakin kaget, tangannya masih disana menggenggam bukan meremas tangan pria itu dengan kuat.

"Maaf, aku..aku tidak sengaja." ucapnya panik

Sungguh Luna malu, dia pikir yang duduk di sampingnya adalah Desi. Karena memang biasanya Desi yang duduk di sebelahnya.

"No problem," sahut pria itu dingin.

"Sekali lagi aku minta maaf, " ucap Luna tulus

Pria itu tak lagi menjawab, dia memilih menutup mata dan memasang headset di telinganya.

Luna menatap takjub pada pria tampan di sebelahnya itu. Wajahnya tampan hidung mancung, kulitnya putih bersih, tinggi dan proposal, tampan sekali, argh...Luna terpesona.

Luna tersadar, dan kembali ke posisinya. Dia juga coba memejamkan mata.

Tiba-tiba terjadi guncangan, saat pesawat menabrak awan, lagi Luna di serang rasa panik,. refleks dia meremas kuat tangan pria itu dan menyembunyikan kepalanya ke dada kokoh yang terasa nyaman itu.

Lagi pria itu terkejut. Gadis itu semakin menjadi, tadi tangannya yang dipegang, sekarang justru dia menempelkan kepalanya di bahunya itu.

Dengan tatapan sinis dia mulai bicara, "Apa kamu tidak pernah naik pesawat?"

"Pernah. Maaf, tapi aku memang sedikit phobia."

"Cih merepotkan, harusnya kalau takut, tidak usah naik," ejek pria itu.

"Kok kamu nyolot, aku kan sudah minta maaf." sahut Luna sedikit terpancing emosi.

Gadis itu bungkam saat beberapa orang melirik mereka.

Pria itu berbisik, "Iya, tapi asal kamu tau, phobia mu itu mengganggu." sahut pria itu.

Pria itu memanggil pramugari dan dari pembicaraan yang Luna dengar, dia minta pindah, tapi sayangnya semua kursi penuh, mau tak mau pemuda itu harus duduk di sampingnya sampai tiba di tujuan, yaitu Jakarta.

Luna berpura-pura tidak tau dan menutup matanya, dia sengaja melakukan itu untuk menghindari pertengkaran dengan pria disebelah nya itu.

Luna masih bisa mendengar pria itu berdecak kesal.

Keduanya diam hingga pesawat mendarat, Luna berusaha keras untuk tidak memegang lengan pria itu. Dia harus berkeringat dingin dan menutup rapat mata dan mulutnya.

"Sudah sampai, apa kau masih mau disini?" bisik pria itu. refleks Luna membuka mata, benar adanya mereka sudah mendarat dan sebagian penumpang sedang berjalan turun, begitu pun dengannya.

Pria muda itu bernama Daren Dirgantara, seorang CEO di sebuah perusahaan ternama di Jakarta. Dan dia baru saja kembali ke Indonesia, Setelah satu bulan ini mengurus anak cabang perusahaan ayahnya yang berada di Kuala lumpur.

Daren tampan, dengan hidung mancung kulit putih bersih dan tubuh atletis. Sosok sempurna yang selalu di idolakan banyak wanita tapi jangan salah, Regan adalah cowok dingin dan kaku. Dia tidak memiliki pacar, pengalamannya memiliki seorang kekasih membuatnya pusing tujuh keliling. Baginya cewek itu merepotkan dan juga menyebalkan.

***

Luna menginap di hotel, dia mencari hotel yang letaknya dekat dengan kantor Papanya.

Gadis itu sudah menyusun rencana, jika dia ingin mendatangi kantor papanya besok, dia juga akan membawa photo ibunya sebagai bukti.

Luna berbaring di atas ranjang, tiba-tiba dia teringat pada amplop coklat yang belum sempat dia buka.

Luna berdiri membuka tas dan mengambil amplop itu, lalu perlahan membukanya dengan perasaan was-was.

Dia membaca lembaran demi lembaran, wajahnya pucat dan tangan nya gemetar.

Dalam laporan itu, Luna menemukan fakta bahwa ibunya dinyatakan meninggal pada kecelakaan di hari dimana dia dilahirkan.

Tangan Luna gemetar, bahkan gadis itu tak mampu menahan dirinya, dia terjatuh ke lantai.

Pertanyaan demi pertanyaan berputar di kepalanya.

'Apa yang telah terjadi sebelumnya?

Mengapa ibunya tidak mengklarifikasi berita itu, dan menata dia masih hidup?

Lagi Luna membaca surat itu, satu bulan setelahnya ayahnya menikah lagi dengan Miranda, kakak kandung ibunya.

Luna terus membaca dan dia tahu jika Surya Adtmaja memiliki dua orang anak perempuan, satu bernama Rena Adtmaja dan satunya bernama Sakila Adtmaja.

"Salah satunya pastilah saudara kembar ku?" bisiknya pelan.

"Besok aku akan mendatangi rumahnya, aku ingin memastikan dulu yang mana saudara kembar ku." ucapnya berbinar.

Luna bangkit dan berjalan ke tempat tidur, dia ingin mengistirahatkan tubuh nya yang lelah. Tak butuh waktu lama dia pun terlelap.

Pagi ini Luna membuka mata dengan perasaan bahagia, dia akan melihat saudara kembarnya.

Luna mandi dan bersiap, lalu gadis itu sarapan di lobi hotel.

Luna yang asyik makan terkejut mendengar berita yang menyebut nama Surya Adtmaja, dia melihat ke layar televisi dan terkejut mendengar berita jika salah satu putri Surya Adtmaja yang bernama Sakila Adtmaja dinyatakan meninggal dunia karena kecelakaan.

Airmatanya luruh, jatuh berderai tanpa bisa dia tahan. Gadis itu membeku, tak tau harus berbicara apa, hari ini seharusnya menjadi hari yang paling membahagiakan di dalam hidup nya harus hancur, mendengar berita ini.

Ditempat lain, tepatnya di sebuah kamar hotel, seseorang tengah memaki melalui ponselnya.

"Dasar bodoh, kenapa itu bisa terjadi?"

"Saya tidak tau, tapi kami sudah melaksanakan tugas kami dengan baik,"

"Tapi mayatnya belum ditemukan!",

"cepat cari!" maki pria itu.

Terpopuler

Comments

Diaz

Diaz

kecelakaan apa di bunuh🤔

2022-11-28

2

🍭ͪ ͩSUHU🐝₆₉🔵

🍭ͪ ͩSUHU🐝₆₉🔵

kenapa ceo identik dengan tampan,kaya kaku dan dingin.. duhh bikin hati adek mleyot bang 🤭

2022-11-24

2

𝕸y💞 Ree🍏

𝕸y💞 Ree🍏

mudah²an bukan kembarannya luna yaa yg meninggal
blm apa² sudah sedih bgt😔

2022-11-23

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!