Party

"Oke perfect." Amelia memandang pantulan dirinya di depan cermin. Wajahnya tampak cantik dengan polesan make up yang natural namun tetap terlihat glamor. Dia menggunakan dress berwarna peach dengan kerah sabrina yang tidak terlalu rendah, cukup untuk memamerkan bahunya yang jenjang. Rambutnya dibiarkan terurai karena dia tak ada waktu untuk styling rambut ke salon.

Amelia hari ini akan menghadiri acara ulang tahun Felix, teman sesama influencernya. Pesta akan diadakan di ballroom salah satu hotel di Jakarta. Sebenarnya Amelia hari itu lelah sekali dan kurang tidur, ingin rasanya tidur lebih cepat, namun dia tak punya pilihan karena tidak enak hati dengan Felix.

Felix adalah salah satu orang yang berjasa untuk karir Amel sebagai influencer. Karir sebagai beauty content creator Amel diawali dengan video-video review produk kecantikan dari skin care sampai dengan make up. Amel mulai mendapat perhatian netizen saat salah satu video reviewnya mendapat komentar dari Felix yang saat itu adalah brand ambassador produk yang di review Amel. Sampai akhirnya mereka membuat video kolaborasi yang membuat Amel semakin dikenal banyak orang.

"Yang penting aku setor muka, mengucapkan selamat pada Felix lalu aku akan segera pulang." Batin Amel sambil memarkirkan mobilnya di basement hotel. Amel bergegas memasuki lift dan menekan tombol UG. Saat lift sudah separuh tertutup, tiba-tiba lift terbuka lagi. Dua orang lelaki muda masuk kedalam lift yang sama dengan Amel, sepertinya mereka bersaudara karena wajah mereka memiliki kemiripan.

"Ehem, Kamu Amelia kan? Beauty Influencer yang sedang naik daun itu?" Sapa salah satu pria di dalam lift. Amelia menoleh lalu tersenyum sambil menganggukan kepala.

"Wah untung gw tadi maksa Lo buat ajak gw Bang, ga nyangka belom apa-apa udah ketemu seleb aja, yes!" Lanjut si pria kegirangan.

"Udah deh ah jangan bikin malu gw. Maaf ya Mel adek gw emang norak" Ucap pria satunya lagi yang ternyata dia sudah mengenal Amel.

"Iya kak Daniel nggak papa kok." Jawab Amel sambil tertawa kecil. Daniel merupakan sahabat dari Felix, mereka sudah pernah bertemu beberapa kali baik karena urusan pekerjaan atau sekedar brunch atau dinner bersama.

"Lo dah kenal Amelia Bang? Parah gw selama ini ga pernah dikenalin! Rama!" ucap Rama kecewa dengan kakaknya, selama ini kakaknya mengenal banyak wanita cantik tapi tidak pernah satupun dikenalkan padanya. Rama akhirnya memperkenalkan dirinya sendiri ke Amel. Dia mengulurkan tangannya mengajak berjabat tangan.

"Amelia, panggil aja Amel." Amel menyambut tangan Rama sembari tersenyum dan pada saat itu pintu lift terbuka.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Amelia My Baby!" Sambut Felix ketika dia melihat Amel masuk ke ballroom. Beberapa orang menatap ke arah Amel dan tersenyum sambil menundukan kepala sebagai tanda mereka menyambut kehadirannya. Amelpun membalas senyuman mereka.

"Aku kira kamu ga akan datang Mel, 2 minggu belakangan kamu selalu missed our dinner or brunch." Lanjut Felix. Memang sudah 2 minggu Amel selalu tidak hadir di pertemuan rutin mereka karena pekerjaan yang menumpuk yang berdampak pada kesehatannya. Amel lebih suka mengisi waktu kosongnya dengan merebahkan diri di kasur.

"Maaf ya Ko, 2 minggu ini aku kurang enak badan karena kurang istirahat, jadi kalau ada waktu luang aku memilih untuk tidur saja. Anyway kadonya sudah aku kirim langsung ke apartment Koko ya" Jawab Amel jujur. Endorsement yang masuk ke Amel memang semakin banyak jadi waktu luangnyapun semakin berkurang, apalagi dia mengurus semuanya sendiri. Namun ia tetap tidak mau mempekerjakan orang lain walau itu hanya sebagai admin, karena dia tetap ingin menjaga unsur misterius pada dirinya.

"Ehem, cuma Amel doang nih yang disapa, Gw invisible gitu?" protest Daniel yang dari tadi berdiri di belakang Amel.

"Gw kesel lagian ama lo juga, gw dah bilang mau booking tempat lo buat party, lonya nolak mulu. Males gw." Ucap Felix sewot. Rencana awalnya Felix mau menyewa cafe milik Daniel untuk acara ulang tahunnya karena cafenya cukup besar dan ada arena outdoor serta kolam renang. Namun Daniel menolak karena dia tidak mau tempatnya dipakai untuk mabuk-mabukan. Daniel sangat hafal tabiat Felix, setiap ulang tahun dia selalu menyediakan cocktail sampai whiskey dan semakin malam suasana akan semakin liar, dia tidak mau repot bebersih muntahan orang di pagi hari apalagi kalau sampe ada yang berkelahi.

"Eh ini adek lo kan? Cucok juga Niel" ucap Felix menyadari keberadaan Rama.

"Ga usah macem-macem Lo, Rama ga mau jadi seleb." Jawab Daniel. Felix yang merupakan senior dibidang entertainment sekarang sedang mulai membuka manajemen artist untuk menaungi influencer pemula, ketika melihat seseorang yang potensial secara naluriah dia akan mengajar orang tersebut bergabung di manajemennya.

Bagi Felix Rama mempunyai potensi, wajahnya cukup tampan dan mempunyai daya tarik tersendiri. Kulit Rama lebih gelap dari Daniel karena dia suka sekali motor-motoran berbeda dengan Daniel yang lebih suka berdiam di rumah mengurusi bisnisnya. Daniel memang tidak suka kalau Rama masuk ke dunia hiburan, apalagi dibawah naungan Felix karena dia sudah hafal semua keburukan sahabatnya itu. Daniel takut Rama terjerumus ke gelapnya dunia hiburan seperti Kakak wanitanya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Suasana pesta semakin meriah. Amel sudah mulai merasa tidak nyaman, badannya juga sudah super lelah. Dia mencari keberadaan Felix untuk berpamitan.

Rama sedaritadi juga mencari Kakaknya yang sibuk menyapa teman pembisnis maupun teman selebnya. Jujur Rama merasa canggung dikelilingi orang tak dikenal yang asik berjoget dan minum-minuman keras sambil diiringi musik DJ.

Amel menuju ke ruangan kecil di samping ballroom, sepertinya disana tempat Felix membawa teman-teman VIPnya jika mereka membutuhkan privasi untuk berbicara mengenai pekerjaan. Ya walaupun ini acara ulang tahun kadang ada saja pekerjaan yang harus diselesaikan. Amel membuka ruangan itu dan di dalam ternyata hanya ada Daniel.

"Kak Daniel, Kakak liat Ko Felix ga? Aku mau pamit." ucap Amel kepada Daniel yang terduduk. Kepala Daniel bersandar ke sofa dan matanya terpejam. Amel berjalan mendekat ke arah Daniel. "Apa Kak Daniel tidur ya?" batinnya. Saat jarak mereka sudah sekitar 50cm, Daniel membuka matanya. Mata Daniel terlihat kemerahan, dan itu membuat Amel mundur sedikit karena ia sadar Daniel sedang mabuk. Namun belum sempat amel mengambil langkah tangan Daniel langsung menariknya, dan dalam hitungan detik Amel sudah berada dipelukan Daniel.

"Kak Daniel, lepas!" Amel mencoba berontak namun tentu saja sulit. Daniel mempunyai tubuh tegap dengan tinggi 185cm. Sedangkan Amel hanya gadis mungil dengan bobot 40kg dan tinggi 160cm. Amel berusaha memukul2 dada Daniel namun percuma.

"Apa kamu sekarang bahagia?" Tanya Daniel sambil menatap kedua mata Amel. Amel terdiam mendengar pertanyaan Daniel, apa maksudnya? Mengapa Daniel menanyakan hal itu? Belum sempat Amel menjawab tiba-tiba, Cup. Satu ciuman Daniel mendarat di kening Amel.

"Jangan sedih lagi ya, jangan menangis lagi" Ucap Daniel kemudian memejamkan matanya. Pelukannya kemudian melonggar dan Amel akhirnya bisa melepaskan diri. Saat Amel hendak keluar ruangan ternyata bertepatan Felix dan Rama membuka pintu.

"Lho Amel kamu disini?" Tanya Felix.

"Iya Ko, tadi aku cari Koko, niatnya mau pamit, eh ternyata di dalem sini Koko ga ada, malah ada Kak Daniel. Itu Kak Daniel kenapa? Pingsan?" Ucap Amel kepada Felix dan Rama.

"Tadi dia ga sengaja minum cocktail, karena ga pernah minum jadi langsung tepar, makanya tadi gw manggil Rama buat bawa dia pulang. Daniel badan doang yang besar tapi cemen." Felix menjelaskan penyebab Daniel tepar diatas sofa. Setelahnya Amel dan Rama langsung berpamitan karena memang malam sudah terlalu larut untuk mereka.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!