It's easy for the pretty

"Prang!!" Suara piring dan gelas jatuh membuat seisi cafe memandang ke arah suara. Dua piring pasta carbonara dan dua gelas soda sudah bercampur aduk di lantai dengan pecahan-pecahan kaca dan keramik. Cindy seketika mematung tak tahu apa yang harus dia lakukan, ini hari kedua dia bekerja dan dia sudah membuat masalah selain datang terlambat.

"Kamu bisa kerja ga sih? Bawa begituan aja pake jatoh!" Teriak pelanggan yang memesan pasta dan soda itu. Juli yang sedang mengelap meja di samping pelanggan tersebut langsung menghampiri untuk memberikan tissue karena baju pelanggan tersebut terkena cipratan saus pasta.

"Maaf ya kak." Ucap Juli sembari membantu mengelap pakaian pelanggan yang terlihat sangat emosi.

"Cindy ayo minta maaf dan cepat ambil kain pel di pantry" Juli menyadari Cindy yang diam saja langsung menegurnya.

"Ma, maaf Kak, aku tidak sengaja." Ucap Cibdy terbata-bata, lalu bergegas menuju pantry untuk membawa kain pel dan pengki.

"Lagian jadi pelayan centil banget pake wedges ketinggian." Gerutu sang pelanggan yang masih sibuk membersihkan bajunya dari sisa-sia saus pasta.

Mendengar keributan yang terjadi, tentu saja Pak Tomo langsung keluar dari sarangnya. Matanya langsung menatap tajam ke arah Juli seakan siap untuk menerkam.

"Ada apa ini? Juli! Kamu membuat masalah lagi?" Hardik Pak Tomo yang memang sangat suka mencari-cari kesalahan Juli.

Cindy yang baru datang dari pantry hanya diam saja dibelakang Pak Tomo, ia tidak berusaha memberitahu yang sebenarnya terjadi. Mungkin Cindy terlalu takut menjadi sasaran kemarahan Pak Tomo. Julipun tampak pasrah saat melihat Pak Tomo seolah mau melahapnya hidup-hidup.

"Bukan dia yang salah Pak! Itu pegawai yang di belakang bapak yang sok kecentilan yang jatohin makanan saya." Ucap sang pelanggan membela Juli. Juli langsung melihat ke arah sang pelanggan dan mengucapkan terimakasih tanpa bersuara.

"Benar itu Cindy?" Pak Tomo menoleh ke arah Cindy meminta kejelasan.

"I, iya Pak, saya yang salah." Ucap Cindy masih dengan terbata-bata.

"Maaf ya Kak, nanti pesanan Kakak akan kami ganti yang baru, dan akan ada diskon untuk kakak sebagai ganti rugi dari kami." Ucap Pak Tomo kepada sang pelanggan.

"Cindy, bilang chef untuk buatkan makanan yang baru, biar ini Juli yang bersihkan!" Perintah Pak Tomo kepada Cindy dengan intonasi yang lembut dan sok berwibawa. Berbeda sekali dengan Pak Tomo yang selalu memakai urat leher kalau sedang bicara pada Juli.

"Dasar tua-tua keladi." Gumam Juli pelan namun dapat didengar oleh dua pelanggan yang duduk dimeja sampingnya. Merekapun tertawa kecil mendengar ucapan Juli. Juli langsung mengambil pengki dan mulai memunguti pecahan gelas kaca dan keramik yang besar.

"Aahhkk!" Tak sengaja tangannya tergores pecahan kaca. Melihat itu Rama datang untuk membantu Juli karena semua pesanan sudah selesai ia siapkan.

"Sini gw aja, cuci tangan lo jangan sampai nanti infeksi." Rama langsung mengambil alih tugas bersih-bersih, sementara Juli pergi ke toilet untuk membersihkan lukanya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Gimana jari lo? Nih pake plester, daripada nanti infeksi." Tanya Rama kepada Juli yang sedang beristirahat di ruang karyawan sebelum bersiap pulang. Juli mengambil plester pemberian Rama dan membukanya dengan gigi. Dia berusaha memasang plester itu sendiri namun tiba-tiba Rama memegang tangannya dan membantu memasang plester itu ke jari telunjuk kanan Juli.

"Lo tuh ya, kalo ga salah bilang ga salah, bukan malah pasrah aja kaya tadi." Ucap Rama sembaru memasang plester. Kini mata Rama dan Juli saling menatap dengan tangan Rama masih memegang tangan Juli. Baru kali ini wajah mereka begitu dekat satu sama lain, mungkin jaraknya hanya 20cm. "Ngerti nggak?" lanjut Rama.

Juli langsung menarik tangannya agar terlepas dari genggaman Rama. Dia terlihat sedikit gugup namun tetap berusaha tenang.

"Ngerti sih, tapi mana TomTom mau percaya Ram, kan gw dah bilang dia sensi ama gw." Jawab Juli yang kini matanya tak berani menatap kearah Rama. Jujur berhadapan sedekat itu dengan Rama membuat jantung Juli sedikit bergemuruh.

"Permisi Kak!" Suara Cindy tiba-tiba memecah kecanggungan. Cindy memasuki ruangan karyawan karena shift dia juga sudah selesai. Melihat Juli dan Rama di dalam ruangan Cindy pun spontan bertanya.

"Eh apa aku ganggu Kak? Kalo iya aku keluar dulu sebentar" Ucap Cindy namun bahasa tubuhnya mengatakan dia tidak mau keluar dari ruangan itu.

"Nggak Kok Cindy. Apa ga ada yang mau kamu katakan ke Kak Juli?" Rama berharap Cindy meminta maaf pada Juli karena kesalahan dia Juli jadi di maki di depan umum. Ditambah lagi jari Juli teriris kaca. Juli agak kaget dengan ucapan Rama, dia kira Rama sama dengan yang lain, terhipnotis oleh kecantikan Cindy.

"Maaf Kak Juli, lain kali aku akan lebih hati-hati" ucap Cindy sambil tertunduk.

"It's okay, tapi besok2 kamu pake sneakers aja ya kalau kerja, meminimalisir kejadian yang sama." saut Juli sambil membereskan barang-barangnya, setelahnya Juli langsung berjalan keluat untuk pulang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!