Laki-laki Asing

Harusnya hari ini adalah hari paling membahagiakan bagi Mutia. Hari di mana seharusnya ia dan Yusuf mengucap janji suci di hadapan para saksi. Hari di mana seharusnya ia bersanding di pelaminan dengan Yusuf, laki-laki yang sangat ia cintai. Tapi, semua bak mimpi semata, saat ia terbangun mimpi itu pun seolah pergi meninggalkannya begitu saja.

Mutia menuruni anak tangga dengan lemas. Hari ini rasanya ia tidak ingin menunjukkan wajahnya pada siapapun. Malu, sudah pasti. Tapi jika harus terus berdiam diri di rumah, rasanya ia tidak sanggup. Malah akan semakin memperburuk suasana hatinya.

Setelah menyelesaikan sarapan pagi yang terasa sangat berbeda sekali dari biasanya, Mutia beralih pada sang mama. Gadis itu berpamitan untuk keluar dan mencari udara segar demi menghibur perasaannya yang masih sangat hancur.

Mutia duduk di pinggir sebuah danau yang lumayan sepi. Melamun, dan terus memikirkan nasibnya yang entahlah ...

Hingga dari arah kejauhan terdengar suara bising yang berasal dari segerombol para pemotor yang menuju kearahnya. Mutia bangkit dan berusaha bersembunyi. Jujur saja ia sangat takut jika mereka akan menyakitinya. Mutia bersembunyi di sebuah pohon dan mengintip segerombolan pemotor itu yang terus mendekat kearah.

Namum tiba-tiba,

Gubrakkk!

Salah satu pemotor itu jatuh di iringi suara tawa dari para pria di belakangnya. Mereka malah terlihat senang menatap salah satu temannya yang tengah meringis menahan sakit.

"Mau lari ke mana kau!" maki salah satu dari mereka. Pria itu terlihat menyunggingkan sebuah senyuman kearah laki-laki yang terkapar di atas tanah.

Mungkin laki-laki yang terjatuh itu ingin bangkit, tapi karena sebelah kakinya tertindih badan motor, ia sangat kesusahan untuk berdiri.

Mutia heran, kenapa mereka tidak menolongnya? Dan malah semakin tertawa senang.

"Brengs*k!" Laki-laki itu hanya membalasnya dengan umpatan. Ia berusaha sekuat tenaga untuk menyingkirkan badan motor itu, tapi salah satu dari mereka malah menginjak tangannya.

"Hahaha ....!" Terdengar tawa riuh dari para pria itu.

"Bagaimana rasanya, apa sakit?"

Laki-laki itu terlihat mengepalkan kedua tangannya.

"Kalau berani, jangan main keroyokan!" ucap laki-laki itu menantang pada pria-pria di sekelilingnya.

"Keroyokan atau sendiri, hari ini kau akan mampus juga!"

"Brengs*k!"

"Sekarang kau tidak bisa apa-apa lagi!" Pria itu memberikan kode pada teman yang lain, lantas dua pria maju dan...

Bugh, bugh!!

Mereka memberikan pukulan bertubi-tubi pada laki-laki yang tengah terluka itu. Laki-laki itu tidak bisa apa-apa. selain kakinya yang tertindih oleh badan motornya sendiri, ia juga tidak bisa melawan mereka yang membabi buta menghajarnya.

Mutia membekap mulutnya sendiri melihat adegan brutal di depannya. Kedua kakinya lemas seketika melihat darah yang menetes dari luka-luka yang ada di tubuh laki-laki asing itu.

"Bangun! Mana Kemampuan bela dirimu, hah!!" Meski sudah tak berdaya dua pria itu masih saja memberikan pukulan pada tubuhnya.

"Akhhh ....!" Laki-laki itu berteriak kesakitan saat salah satu dari mereka menginjak kakinya.

"Kenapa kau terlihat lucu sekali? Hahaha ...!!" Mereka seolah belum cukup puas hanya untuk menghajarnya.

"Bagaimana kalau kita buat wajahnya cacat agar siapapun tak sudi melihatnya?" usul salah satu dari mereka.

"Tidak! Luka cacat di tubuhnya sudah cukup membuatnya tersiksa. Ceburkan saja dia ke sana!" tunjuk salah satu pria itu kearah danau.

Lantas mereka beramai-ramai menyeret tubuh yang sudah tidak berdaya itu dan membawanya ke tepi danau.

Byurrr ....

Suara jatuhnya tubuh laki-laki itu membuat kedua mata Mutia melebar. Tubuh gadis itu bergetar hebat, menyaksikan penyiksaan di depan matanya.

Tidak! Aku tidak boleh diam saja. Bagaimana kalau laki-laki itu mati?

Meski dihantui rasa takut yang begitu hebat, Mutia memberanikan diri untuk melakukan sesuatu. Ia tidak ingin kekejaman itu terus berlangsung di depan matanya.

"Bagaimana kalau motor ini juga kita ceburkan saja ke danau? Jadi, mereka pasti mengira jika bocah ini mampus karena kecelakaan!" ungkap salah satu dari mereka. Dan langsung di angguki setuju oleh yang lain.

"Cepat, ceburkan! Sebelum ada orang yang melihatnya!" perintah yang lainnya lagi.

Dua pria berusaha mendorong motor itu agar bisa secepatnya menyusul sang pemilik, tapi dari balik pohon tiba-tiba seorang gadis muncul dan berteriak,

"Tolong ...! Tolong ...!"

Mereka terkejut bukan main melihat gadis asing yang tiba-tiba muncul dari balik pohon. Tidak lagi mempedulikan motor milik laki-laki tadi, mereka memilih lari secepat mungkin meninggalkan tempat itu karena terlalu takut di pergoki para warga.

Suara yang berasal dari knalpot bising milik mereka perlahan menghilang seiring dengan laju motor yang semakin jauh. Mutia buru-buru melihat kearah danau mencari di mana keberadaan laki-laki asing tadi.

Bagaimana ini? Kenapa tidak ada satu orangpun yang datang? Apa mereka tidak mendengar teriakanku sama sekali?

Karena tidak ingin sesuatu yang lebih buruk menimpa laki-laki itu, Mutia terpaksa menceburkan dirinya sendiri kedalam danau. Kedua tangannya bergerak ke sana sini mencari di mana keberadaannya. Cukup lama, hingga akhirnya Mutia berhasil menemukan tubuh laki-laki asing itu dan dengan susah payah membawanya ke tepian danau

"Akhhh ... kenapa kau berat sekali?" Mutia menyeret tubuh laki-laki asing itu dengan susah payah. Memeriksa detak jantung serta nadinya, lantas jalan napasnya untuk memastikan apakah dia masih hidup.

"Syukurlah dia masih hidup." Mutia bernapas lega. Ia berusaha membangun laki-laki itu, menepuk kedua pipinya, lantas memberikan pertolongan pertama dengan menekan dada laki-laki itu dengan kedua tangannya. Nihil. Laki-laki itu tidak memberikan respon sama sekali.

Mutia kebingungan sendiri. Di tambah ponselnya yang ikut basah karena ia lupa menaruhnya di dalam kantong celana. Bagaimana ini?

Berpikir dan berpikir lagi. Akhirnya Mutia menemukan sebuah cara. Meski terdengar konyol, hanya itu satu-satunya cara yang dapat Mutia lakukan di saat keadaan benar-benar terdesak seperti ini.

Napas buatan. Ya, mungkin hanya dengan cara itu ia bisa memberikan menyelamatkan nyawanya.

Mutia sudah memposisikan wajahnya tepat di atas wajah milik laki-laki itu. Selanjutnya Mutia mengambil napas dalam-dalam, dan ....

"Uhukkkk ....!!" Laki-laki itu terbatuk dan mengeluarkan banyak sekali air dari mulutnya. Mutia lega sekali, setidaknya usahanya untuk mencium demi menyelamatkan nyawa laki-laki itu tidak sia-sia.

"Kau tak apa-apa?" Mutia menepuk lagi kedua sisi wajah itu.

Perlahan laki-laki itu membuka kedua matanya. Ia cukup terkejut melihat sosok gadis asing di depannya. Tapi, baru beberapa detik kemudian, kedua mata itu kembali ....

"Hei, bangun!" Mutia menepuk keras wajah laki-laki itu yang terlihat menutup kedua matanya lagi. Ia gelagapan, Mutia ketakutan menyangka jika laki-laki asing itu ...

"Hei, jangan mati! Astaga, bagaimana ini! Bagaimana kalau dia benar-benar mati!"

Episodes
1 Maafkan Aku, Mutia ...
2 Amarah Naila
3 Korban Perceraian
4 Laki-laki Asing
5 Rumah Sakit
6 Sadar
7 Kia
8 Permintaan Airin
9 Rencana Perjodohan
10 Kembali Bekerja
11 Bertemu
12 Kau ...?
13 Kecoa
14 Siapa Pria Itu?
15 Keterlaluan!
16 Tidak Diakui
17 Terbalik
18 Baca, ini seru lho!
19 Fitnah Dari Kania
20 Berapa Yang Kamu Minta
21 Kita Mau Ke Mana?
22 Rapat
23 Broto
24 Bergosip
25 Siapa Dika?
26 Jauhi Naila!
27 Cerita keren, ayo baca!
28 Terluka
29 Kekasihmu Yang Mana Lagi?
30 Jangan Menyiksa Diri
31 Kamu Pernah Melakukannya?
32 Rumah Mutia
33 Bertengkar
34 Berkelahi
35 Rahasia
36 Ini Tentang Aku dan Kamu
37 Pernyataan Haidar
38 Kisah Gadis Keren, ayo singgah!
39 Tolong .... jangan!
40 Kamu tak apa-apa?
41 Cemas
42 Para Istri
43 Kisah Airin-Alex
44 Mutia Sadar
45 Pertengkaran Di Ruangan Mutia
46 Nenek Tua
47 Tentang Video
48 Hadiah Untuk Mutia
49 Aku Atau Kau!
50 Kania Mengamuk
51 Kiriman Hadiah
52 Membatalkan Pertunangan
53 Maafkan Aku ... Kia
54 Keputusan Kia
55 Kebiasaan Setelah Mandi
56 Pertemuan
57 Memprovokasi
58 Membalas
59 Calon Menantu
60 Ke Mana Saja?!
61 Siapa Yang Pantas?
62 Perubahan Sikap Rengganis
63 Katakan, Lydia?!
64 Dia Mengancamku
65 Lamaran
66 Bertengkar
67 Melerai
68 Bagaimana Hubungan Kalian?
69 Dipercepat
70 Kecurigaan Laura
71 Mutia Hilang
72 Benarkah Kia Pelakunya?
73 Terluka
74 Apa Yang Terjadi?
75 Kia dibawa Polisi
76 Menghilangkan Bukti
77 Benar Kau Yang Melukai Mutia
78 Bukan Kia, Ma
79 Kebenaran
80 Dulu Dia Juga Melakukan Itu Padaku
81 Sah!
82 Hamil
83 Melahirkan
84 NOVEL BARU
85 Kenzie Ersya Pratama
86 Kamu ...?!
87 Rencana Menambah Momongan(TAMAT).
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Maafkan Aku, Mutia ...
2
Amarah Naila
3
Korban Perceraian
4
Laki-laki Asing
5
Rumah Sakit
6
Sadar
7
Kia
8
Permintaan Airin
9
Rencana Perjodohan
10
Kembali Bekerja
11
Bertemu
12
Kau ...?
13
Kecoa
14
Siapa Pria Itu?
15
Keterlaluan!
16
Tidak Diakui
17
Terbalik
18
Baca, ini seru lho!
19
Fitnah Dari Kania
20
Berapa Yang Kamu Minta
21
Kita Mau Ke Mana?
22
Rapat
23
Broto
24
Bergosip
25
Siapa Dika?
26
Jauhi Naila!
27
Cerita keren, ayo baca!
28
Terluka
29
Kekasihmu Yang Mana Lagi?
30
Jangan Menyiksa Diri
31
Kamu Pernah Melakukannya?
32
Rumah Mutia
33
Bertengkar
34
Berkelahi
35
Rahasia
36
Ini Tentang Aku dan Kamu
37
Pernyataan Haidar
38
Kisah Gadis Keren, ayo singgah!
39
Tolong .... jangan!
40
Kamu tak apa-apa?
41
Cemas
42
Para Istri
43
Kisah Airin-Alex
44
Mutia Sadar
45
Pertengkaran Di Ruangan Mutia
46
Nenek Tua
47
Tentang Video
48
Hadiah Untuk Mutia
49
Aku Atau Kau!
50
Kania Mengamuk
51
Kiriman Hadiah
52
Membatalkan Pertunangan
53
Maafkan Aku ... Kia
54
Keputusan Kia
55
Kebiasaan Setelah Mandi
56
Pertemuan
57
Memprovokasi
58
Membalas
59
Calon Menantu
60
Ke Mana Saja?!
61
Siapa Yang Pantas?
62
Perubahan Sikap Rengganis
63
Katakan, Lydia?!
64
Dia Mengancamku
65
Lamaran
66
Bertengkar
67
Melerai
68
Bagaimana Hubungan Kalian?
69
Dipercepat
70
Kecurigaan Laura
71
Mutia Hilang
72
Benarkah Kia Pelakunya?
73
Terluka
74
Apa Yang Terjadi?
75
Kia dibawa Polisi
76
Menghilangkan Bukti
77
Benar Kau Yang Melukai Mutia
78
Bukan Kia, Ma
79
Kebenaran
80
Dulu Dia Juga Melakukan Itu Padaku
81
Sah!
82
Hamil
83
Melahirkan
84
NOVEL BARU
85
Kenzie Ersya Pratama
86
Kamu ...?!
87
Rencana Menambah Momongan(TAMAT).

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!