Ancaman

Hendra dan juga istrinya Silvia semalam mah tidak bisa tidur dengan tenang, Bagaimana tidak Putri mereka Adinda tidak pulang semalaman bahkan sampai Keesokan paginya.

Hendra pagi-pagi sekali menghubungi anak buahnya untuk menyisir seluruh kota mencari keberadaan Adinda, yang ia yakini pasti sedang bersama dengan Kevin.

Padahal selama ini dirinya sudah melarang agar Jangan berhubungan dengan pria itu, tetapi sepertinya Adinda sulit sekali untuk dibilang karena buktinya anak itu terus membangkang.

"Papa mau ke mana pagi-pagi begini padahal di luar dingin sekali lho, apalagi Papa yang punya riwayat penyakit asma seperti itu?" Tanya Silvia penasaran.

Hendra menghembuskan nafasnya kasar mendengar pertanyaan dari sang istri barusan, dirinya memang tahu kalau ia punya penyakit dan penyakitnya itu bukan sesuatu yang dianggap sepele namun kalau keberadaan Adinda tidak diketemukan itu sama saja bohong menjaga kondisi sendiri namun anak malah diabaikan.

"papa bakalan pergi mencari Adinda sampai ketemu dan akan menyeret anak itu pulang lalu mengirim dia ke luar negeri saat ini juga, Persetan dengan segala macam ujian karena sepertinya anak itu sudah tidak bisa dibilang dengan kata kata yang halus!" sahut Hendra kesal.

Silvia memegang tangan suaminya itu karena biar bagaimanapun kesehatannya lebih penting dari apapun itu karena dirinya yakin Adinda pasti bakalan menjaga diri, Tetapi kalau Hendra kenapa-napa Bagaimana dengan dirinya dan juga Adinda yang tidak mungkin ada yang bakalan bisa melihat dan juga bagaimana dengan perusahaan yang tidak mungkin Silvia yang menanganinya karena itu bukan merupakan kemampuannya untuk bergerak di bidang itu.

"Bukan Papa saja yang khawatir dengan keadaan Adinda saat ini tetapi Mama juga! hanya saja Mama mohon Papa tolong paham dengan keadaan dan juga kondisi kesehatannya Papa, kita tunggu sampai siang kalau dia pulang itu artinya anak itu memang tahu rumah Tetapi kalau sampai siang dia tidak pulang terserah Papa mau berbuat apa! " bujuk Silvia membuat Hendra langsung duduk sambil mengusap kasar rambutnya dan terlihat pria itu benar-benar frustasi dengan Sikap yang ditunjukkan oleh Adinda yang sangat tidak masuk akal.

"Papa sangat membenci Maharani karena gara-gara anaknya itu membuat anak kita menjadi gadis yang susah diatur, Kenapa tidak Mereka pergi jauh sekalian mengikuti suaminya itu agar tidak usah mengganggu kehidupan rumah tangga kita lagi! "Hendra benar-benar tidak bisa lagi berkompromi soal wanita di masa lalunya itu Dan semua itu sudah diketahui oleh Silvia bahkan wanita itu tidak keberatan sama sekali Kalau suaminya menyebut mantannya karena menurutnya urusan Hendra dan juga Maharani sudah selesai ketika dirinya menikah dengan pria tersebut.

"Nanti setelah dia selesai ujian akhir kita bakalan membawa dia pergi ke luar negeri dan tidak akan pernah kembali lagi, sampai anak itu yang selalu mengganggu Putri kita menikah dan memiliki pengganti Adinda. "Silvia menimpali apa yang dikatakan oleh suaminya itu tetapi tidak menyetujui kalau sampai Hendra membawa Adinda pergi sebelum mengikuti ujian akhir karena Percuma saja anaknya bersekolah selama 3 tahun jika tidak bisa mendapatkan ijazah SMA.

"Sudah kalau begitu bapak kembali ke kamar dulu soalnya capek sekali akibat semalam tidurnya tidak benar terlalu cemas memikirkan Adinda, Mama juga kalau sudah selesai bikin sarapan Lebih baik kembali tidur saja tidak usah terlalu kerja keras Jika punya anak satu tetapi tidak pernah mengingat pengorbanan kedua orang tuanya! "setelah mengatakan hal tersebut Hendra pun memilih untuk masuk ke dalam kamar dan tidak ingin terlalu banyak pikiran.

Silvia menatap sendu ke arah punggung suaminya yang terlihat sudah sangat rapuh itu akibat mungkin terlalu banyak beban pikiran, sebab Hendra merupakan anak yang dituntut harus selalu sempurna oleh keluarganya sebab Hendra merupakan satu-satunya anak laki-laki di keluarga Bratayuda dan alhasil pria itu memegang tanggung jawab yang begitu besar terhadap bisnis semua keluarganya.

Suaminya bahkan tidak ada waktu beristirahat meskipun itu hari Minggu sekalipun, padahal ketika orang lain sedang menikmati waktu bersama keluarga suaminya itu malah sibuk mengurus bisnis yang tidak pernah ada habisnya.

Silvi yang merasa bersalah ketika dirinya melahirkan Adinda kemudian dokter memvonis kalau dirinya sudah tidak bisa mempunyai anak lagi, sebab rahimnya bermasalah dan harus diangkat membuat dirinya hanya bisa memberikan seorang putri kepada Hendra dan itu merupakan Adinda.

Terkadang karena merasa sayang dan juga kasihan melihat kerjaan Hendra yang terlalu banyak, wanita itu membujuk suaminya agar menikah lagi dan bisa mempunyai anak laki-laki dari istrinya tersebut Namun Hendra mengatakan bahwa ia tidak perlu semua itu yang diperlukan hanyalah kesetiaan Silvia selalu disampingnya.

Silvia mencoba menghubungi Adinda lagi dan ternyata kali ini nomor ponsel putrinya itu sudah aktif, namun Lagi Dan Lagi Adinda tidak merespon panggilan darinya membuat wanita itu hanya bisa mendesah kasar dan tidak tahu lagi harus berbuat bagaimana.

Adinda sekarang terlihat duduk menangis di pojokan sambil memakai pakaiannya satu persatu, ia menutupi segala kebodohan yang telah dilakukannya semalam akibat terlalu terbawa suasana sampai lupa yang mana yang harus dilakukan dan yang mana tidak boleh dilakukan bersama Kevin.

Kevin pun seperti itu menatap ke arah kekasihnya itu dengan tatapan bersalah, karena kalau semalam akal Sehatnya masih berfungsi dengan benar tidak mungkin dirinya akan mengajak ia Adinda melakukan hal itu.

"Kenapa kita semalam melakukan itu Kevin? kalau misalnya aku khilaf Seharusnya kamu mengingatkan aku, kenapa malah terjadi seperti ini nanti aku kata Papa dengan Mamaku? "lirih Adinda yang matanya bahkan sudah sangat sembab dan bengkak akibat terlalu lama menangis.

"Maafkan aku Sayang soalnya semalam itu terlalu terbawa suasana sampai lupa, tapi kamu tenang saja aku janji bakalan tanggung jawab dan akan berusaha mendapatkan restu dari kedua orang tua kamu! "ujar Kevin.

"aku mau pulang tetapi bagian itu ku terasa perih sekali, Bisakah kamu menyiapkan air hangat mungkin dengan mengompresnya bakalan terasa lebih nyaman? "pinta Adinda yang sudah tidak ingin berlarut lagi dengan kesedihan karena mendengar kata-kata Kevin tadi dirinya yakin kalau kekasihnya itu bisa dipegang janjinya.

Kevin dengan segera melakukan apa yang diperintahkan oleh Adinda, namun terkadang bayang-bayang nasehat yang diberikan oleh ibunya itu muncul seketika.

"Ibu setuju kamu berhubungan dengan wanita siapa saja termasuk dengan seorang janda sekalipun! Akan tetapi kalau kamu berhubungan dengan anaknya Hendra dan juga Silvia Bratayuda, Ibu bakalan menentangnya!"tegas Maharani dengan tatapan matanya yang tajam berharap agar putranya itu paham dengan apa yang ia inginkan.

Berulang kali Kevin bertanya alasan apa sampai ibunya melarang dirinya berhubungan dengan Adinda, seperti yang dilakukan oleh orang tuanya Adinda yang juga melarang agar anaknya tidak boleh berhubungan dengannya.

Namun berulang kali juga dirinya tidak pernah mendapatkan jawaban dari ibunya tersebut, karena Rani selalu mengatakan bahwa anaknya belum waktunya untuk mendengarkan semuanya.

Adinda yang sudah selesai mengompres dirinya sendiri terlihat meringis kesakitan, namun dirinya harus pura-pura untuk kuat karena takut jangan sampai orang tuanya bakalan tahu gelagat aneh yang ia Tampilkan nanti Saat pulang.

"Aku antar kamu pulang ya? Supaya kalau misalnya orang tua kamu marah aku yang bakalan tanggung jawab, tetapi aku tidak rela kalau kamu pulang sendiri dan bakalan kena marah dari mereka! "jelas Kevin tetapi Adinda menggelengkan kepalanya.

"Aku baik-baik saja kok karena mereka Kedua orang tuaku tidak mungkin bakalan menyiksaku habis-habisan, yang kamu lakukan sekarang hanyalah mengingat janji yang sudah kamu ucapkan dan tidak pernah melupakannya! "tolak Adinda sampai tersenyum lalu pergi dari kos-kosannya Hendra tersebut dengan naik taksi yang kebetulan melintas di daerah itu.

"Semalam Adinda menginap di kosan kamu? Wah kalian sudah ngapain saja sampai anak orang jalannya sudah kayak bebek ngangkang itu, hayo Kamu jangan macam-macam loh sudah tahu kan sikapnya Papanya Adinda itu seperti apa? "tanya Seno yang kebetulan satu sekolah dengan Kevin dan juga Adinda serta tetangga kosannya Kevin saat ini.

"kamu pikir otak aku itu isinya seperti kamu yang hanya berpikir seputaran daerah itu saja, aku ini otakku masih berfungsi dengan benar jadi tahu yang mana yang harus aku jaga dan mana yang harus aku permainkan! "perkataan Kevin itu untung juga tidak didengar oleh Adinda karena jika tidak otomatis wanita itu bakalan sakit hati dan merasa bahwa sebenarnya Kevin itu hanya mempermainkannya saja kalau memang dirinya tulus tidak mungkin ia bahkan melakukan hal yang seperti itu terhadap Adinda.

Adinda yang sudah sampai di rumah ya secara perlahan turun dari taksi dan berusaha merapatkan kedua kakinya kemudian membersihkan keringat yang bercucuran di keningnya, dirinya berusaha bersikap biasa saja agar tidak ketahuan oleh kedua orang tuanya tentang apa yang ia lakukan semalam.

"Wah ternyata Tuan Putri tahu pulang juga ya? sampai-sampai tidak sadar kalau di sini orang tuanya itu mau copot jantungnya karena terlalu cemas, eh tahu-tahunya dia enakkan loh di luaran sana dengan kekasih hatinya yang tidak tahu diri dan juga tidak tahu bertanggung jawab itu! "Sindir Silvia yang sudah tidak tahu lagi harus berkata manis seperti apa dan juga berkata kasar seperti apa agar Adinda paham.

"Mah aku baru pulang loh! Setidaknya biarkan Aku istirahat dulu kemudian baru bertanya, karena kalau aku sudah istirahat apapun pertanyaan Kalian pasti bakal aku jawab tanpa terkecuali!"ujar Adinda yang terlihat begitu lemas.

"Kamu kalau seperti begini terus jangan menyesal kalau hidup kekasih tercinta kamu itu bakalan berhenti, dan dia tidak akan pernah bernafas lagi. Kamu tahu sendiri kan ancaman Papa kamu yang tidak pernah bermain, kalau dia sedang serius dan juga sedang sangat tersulut emosinya?"jelas Silvia membuat tubuh Adinda bergetar ketika mengingat ancamannya selama ini selalu diberikan oleh Hendra ketika membahas hubungannya dengan Kevin.

Episodes
1 Adinda Putri
2 Insiden
3 Malam Yang Panjang
4 Ancaman
5 Hendra Meradang
6 Terluka
7 Menyadarkan
8 Kesal
9 Arga Satria
10 Kecewa
11 Mantan
12 Maharani Safitri
13 Adinda Kabur
14 Mencari
15 Tak Mau
16 Pengecut
17 Positif
18 Tak Percaya
19 Dikucilkan
20 Ancaman
21 Bertemu
22 Menghilang
23 Kecewa Adinda
24 Hamil Muda
25 Drama
26 Masa Lalu
27 Terkuak
28 MEMULAI SEGALANYA
29 Badai Ku Hadapi
30 Mengembara versi Author
31 Berpisah
32 Arga dan Semua
33 Merasa Sendirian
34 Bertemu Tamu Aneh
35 Devon Taylor
36 Kevin Merana
37 Hari Pertama
38 Bertemu Devon
39 Bertemu Devon Lagi
40 Buah Hati
41 Jalan Jalan
42 Merengek
43 Salah siapa?
44 Melahirkan
45 Akhirnya
46 Amelia Putri
47 Tersiksa
48 Arti Seorang Arga
49 Daddy
50 Orang Spesial
51 Bertemu
52 Arga dan Amelia
53 Cemburu
54 Kesal
55 Welcome Baby A
56 Rani dan Firman
57 Masa Lalu
58 Anita Stres
59 Tidak peduli
60 Kembali pulang
61 Caper
62 Bertengkar
63 Mau Tidak
64 Memohon
65 Kevin kecelakaan
66 Anita Marah
67 Heran
68 Anak Tak Tahu Diri
69 Perjanjian
70 Kembali
71 Kecewa
72 Menyendiri
73 Kecewa
74 Bertemu lagi
75 Cemburu
76 Nostalgia
77 Bisakah?
78 Di usir
79 Panik
80 Memaksa
81 Paham
82 Membela
83 Putus Asa
84 Diajar
85 Tak Terima
86 Pasrah
87 Pulang
88 Mencari
89 Kembali Pulang
90 Sudahlah
91 Why?
92 Dipermalukan
93 Kaget?
94 Diusir
95 Sampai
96 Percaya
97 Jangan Tertarik
98 Anita Tak terima
99 Adinda kecewa
100 Bertemu
101 Orang Aneh
102 Tak Punya Hati
103 Tak percaya
104 Bertemu
105 Curiga
106 Berkunjung
107 Diam
108 Kembali
109 Kaget
110 Jangan Harap
111 Nekat
112 Mengusir
113 Tak Peduli
114 My God
115 Terkejut
116 Sidang
117 Keteguhan Hati
118 MENERIMA
119 Tak Rela
120 Wah
121 Cerai
122 Clear
123 Sah
124 Kecewa
125 Mengalah
126 Honey moon
127 Setelah Purnama
128 Akhirnya
129 Butuh Proses
130 Berusaha
131 End
132 SEASON 2
133 Sekolah
134 Dafa Sanjaya
135 Emosi
136 Naura
137 Menghindar
138 Tak peduli
139 Sakit
140 Tak Suka
141 Berdebat
142 Bertengkar
143 Bertahan
144 Dia
145 Mata itu..
146 Bisa bicara
147 Tidak Terima
148 Penggangu
149 Astaga
150 Murka
151 Operasi Pertama
152 Kecewa
153 Mami Adinda
154 masa lalu
155 Terjebak
156 Tidak Terima
157 Ambil saja
158 Devon
159 Arkan
160 B Aja
161 Bingung
162 Bertemu
163 Diusir
164 Cemas
165 Sakit
166 Tolong
167 Bertemu
168 Marah
Episodes

Updated 168 Episodes

1
Adinda Putri
2
Insiden
3
Malam Yang Panjang
4
Ancaman
5
Hendra Meradang
6
Terluka
7
Menyadarkan
8
Kesal
9
Arga Satria
10
Kecewa
11
Mantan
12
Maharani Safitri
13
Adinda Kabur
14
Mencari
15
Tak Mau
16
Pengecut
17
Positif
18
Tak Percaya
19
Dikucilkan
20
Ancaman
21
Bertemu
22
Menghilang
23
Kecewa Adinda
24
Hamil Muda
25
Drama
26
Masa Lalu
27
Terkuak
28
MEMULAI SEGALANYA
29
Badai Ku Hadapi
30
Mengembara versi Author
31
Berpisah
32
Arga dan Semua
33
Merasa Sendirian
34
Bertemu Tamu Aneh
35
Devon Taylor
36
Kevin Merana
37
Hari Pertama
38
Bertemu Devon
39
Bertemu Devon Lagi
40
Buah Hati
41
Jalan Jalan
42
Merengek
43
Salah siapa?
44
Melahirkan
45
Akhirnya
46
Amelia Putri
47
Tersiksa
48
Arti Seorang Arga
49
Daddy
50
Orang Spesial
51
Bertemu
52
Arga dan Amelia
53
Cemburu
54
Kesal
55
Welcome Baby A
56
Rani dan Firman
57
Masa Lalu
58
Anita Stres
59
Tidak peduli
60
Kembali pulang
61
Caper
62
Bertengkar
63
Mau Tidak
64
Memohon
65
Kevin kecelakaan
66
Anita Marah
67
Heran
68
Anak Tak Tahu Diri
69
Perjanjian
70
Kembali
71
Kecewa
72
Menyendiri
73
Kecewa
74
Bertemu lagi
75
Cemburu
76
Nostalgia
77
Bisakah?
78
Di usir
79
Panik
80
Memaksa
81
Paham
82
Membela
83
Putus Asa
84
Diajar
85
Tak Terima
86
Pasrah
87
Pulang
88
Mencari
89
Kembali Pulang
90
Sudahlah
91
Why?
92
Dipermalukan
93
Kaget?
94
Diusir
95
Sampai
96
Percaya
97
Jangan Tertarik
98
Anita Tak terima
99
Adinda kecewa
100
Bertemu
101
Orang Aneh
102
Tak Punya Hati
103
Tak percaya
104
Bertemu
105
Curiga
106
Berkunjung
107
Diam
108
Kembali
109
Kaget
110
Jangan Harap
111
Nekat
112
Mengusir
113
Tak Peduli
114
My God
115
Terkejut
116
Sidang
117
Keteguhan Hati
118
MENERIMA
119
Tak Rela
120
Wah
121
Cerai
122
Clear
123
Sah
124
Kecewa
125
Mengalah
126
Honey moon
127
Setelah Purnama
128
Akhirnya
129
Butuh Proses
130
Berusaha
131
End
132
SEASON 2
133
Sekolah
134
Dafa Sanjaya
135
Emosi
136
Naura
137
Menghindar
138
Tak peduli
139
Sakit
140
Tak Suka
141
Berdebat
142
Bertengkar
143
Bertahan
144
Dia
145
Mata itu..
146
Bisa bicara
147
Tidak Terima
148
Penggangu
149
Astaga
150
Murka
151
Operasi Pertama
152
Kecewa
153
Mami Adinda
154
masa lalu
155
Terjebak
156
Tidak Terima
157
Ambil saja
158
Devon
159
Arkan
160
B Aja
161
Bingung
162
Bertemu
163
Diusir
164
Cemas
165
Sakit
166
Tolong
167
Bertemu
168
Marah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!