Kevin mau tidak mau mengikuti apa yang di inginkan oleh Adinda karena wanita itu kalau sudah menginginkan sesuatu pasti didapatkan, karena jika tidak maka wanita itu bakalan tidak merespon dirinya selama berhari-hari bahkan segala macam panggilan dan juga pesan tidak akan pernah dibalas.
"Apa tidak sebaiknya kamu memberi kabar kepada kedua orang tua kamu agar mereka tidak mencari kamu, Dan mungkin dengan begitu mereka juga bakal lebih percaya kepadaku karena merasa bahwa bisa menjaga anak gadis mereka dengan baik? "bujuk Kevin tetapi yang ada Dinda malah menatap kesal ke arahnya.
Adinda tidak ingin memberi kabar kepada kedua orang tuanya bukan karena tidak sopan hanya saja dirinya sedang kesal dengan mereka, karena Segala sesuatu harus didengar sedangkan permintaan Adinda tidak pernah mereka gubris bahkan entah saat dirinya berbicara mereka merespon atau tidak Ia pun tidak tahu.
"Biarkan saja mereka mau menungguku sampai kapanpun, soalnya aku lagi kesal dengan mereka! Masa iya aku tidak mau jalan sama sekali ke luar negeri tapi dipaksa setiap saat, padahal universitas di sini itu tidak kalah Hebat loh daripada yang ada di luar negeri sana?" Omel Adinda yang berharap agar saat ini kedua orang tuanya mendengar apapun yang ia katakan.
kevin tidak mungkin membantah apapun yang dikatakan oleh kekasihnya yang terlihat sedang curhat dan juga butuh teman untuk mendengarkannya, meskipun dirinya sedikit merasa was-was karena Biar bagaimanapun kekayaan kedua orang tua Adinda itu tidak bisa dianggap remeh dan dirinya takut bakalan berimbas kepada beasiswa yang ia dapatkan.
"tapi kamu tahu sendiri kan kalau aku tidak punya kekuatan untuk melawan mereka juga suatu saat mereka tahu apa yang kita lakukan nanti, dan kamu juga tahu kalau aku masuk ke SMA ternama itu hanya karena mendapatkan program beasiswa dan akhirnya kita bisa bertemu? "Jelas Kevin yang berharap agar Adinda mengerti apa yang dirinya alami selama ini.
"Ya habisnya Siapa suruh kamu itu terlalu Gengsi! Padahal aku kan ingin membantu biaya pendidikan kamu, karena itu semua kan buat tabungan kita untuk besok lusa setelah menikah hanya kamunya saja yang susah. "Sungut Adinda.
"ya Mana bisa begitu Seharusnya aku yang membiayai hidup kamu bukan malah sebaliknya, kecuali kalau aku ini merupakan pria matre dan tidak punya malu sama sekali jadi alhasil mengharap pemberian dari kekasihnya sendiri. "Balas Kevin.
karena keduanya asyik mengobrol sampai tidak sadar kalau sekarang sudah sampai di depan kos-kosannya Kevin, tempat itu begitu sunyi karena sudah pukul 08.00 malam lebih otomatis adalah anak muda yang di situ pasti sudah keluyuran ngapelin rumah gebetannya.
"ini kan kos-kosan khusus cowok? Tetapi kok sunyi ya biasanya kan kalau kos-kosan sama cowok kan paling rame, dengan melakukan aktivitas mereka yang aneh-aneh dan juga tidak masuk akal itu? "tanya Adinda Yang penasaran dengan keadaan kos-kosan yang sudah seperti kuburan karena begitu sunyi seolah-olah tidak ada kehidupan di dalamnya.
Kevin tertawa mendengar pertanyaan dari kekasihnya itu karena memang kebiasaan tempat itu ya selalu sunyi, berbeda dengan Kevin yang tidak mempunyai modal maka dari itu lebih memilih untuk tetap di kos-kosan ketika para penghuni yang lain malah keluyuran malam-malam sekedar untuk jajan dan juga berpacaran.
"Jangan dipikirkan semua keadaan yang di sini yang penting intinya ada aku untuk menemani kamu, jadi lebih baik kita masuk ke dalam saja soalnya kalau nanti ibu kos melihat aku bawa anak cewek bisa panjang urusan nantinya! "ajak Kevin sambil menarik tangan Adinda agar ikut dengannya.
"Idih kamu ceritanya sudah tidak tahan lagi ya, Jadi pengen cepat masuk ke dalam supaya langsung dieksekusi?"tanya Adinda sambil tersenyum mengejek membuat Kevin mengerutkan keningnya karena menurutnya perkataan Adinda itu begitu ambigu dan sulit dipahami jika memang maksudnya itu ada sesuatu hal yang disembunyikan.
Kevin dari tadi mencoba bersikap biasa saja dan juga tidak terpengaruh dengan penampilan kekasihnya saat ini, bagaimana tidak harus menahan nafasnya berulang kali ketika Adinda hanya menggunakan hotpants dan juga tanktop ketika berada di dalam kos-kosannya.
Ukuran dada kekasihnya yang bisa dibilang di atas ukuran orang dewasa membuat buah yang sudah mengkal itu menyembul sedikit keluar, bukan karena Adinda ingin memanas-manasi kekasihnya tetapi memang kebiasaan wanita itu kalau sedang ada di rumah Ya hanya menggunakan itu saja.
"Maaf ya kos-kosan ku tidak ada ac-nya seperti rumah kamu tetapi kan ada kipas angin, jadi kalau kamu kegerahan ya tinggal dipakai saja supaya kamu nyaman. "ujar Kevin Tidak enak hati kepada Adinda.
"aku tidak masalah hidup susah Yang penting intinya dengan kamu, dan aku harap kamu pun seperti itu kalau besok lusa kamu sudah menjadi orang sukses tidak akan pernah melupakan hal ini! "jelas Adinda.
"Minggu depan kan kita ujian nasional Bagaimana kalau kita belajar bareng?"tawar Adinda tentu saja Kevin menolaknya ya Meskipun dirinya merupakan salah satu siswa berprestasi tetapi Adinda pun seperti itu nilai mereka berdua selalu ikutan Kalau Adinda juara 1 itu artinya Kevin juara 2 dan kalau Kevin juara 1 itu artinya Adinda juara 2.
"Aku rasa tidak bisa deh soalnya takut orang tua kamu bakalan marah, dengan kamu ada di sini saja mereka pasti bakalan mencari kamu apalagi kalau sampai kamu sering hilang tiap hari. "tolak Kevin secara halus karena Bukannya tidak menghargai keinginan kekasihnya tetapi untuk saat ini biarlah mereka seperti begini dulu melakukan Backstreet tanpa diketahui oleh siapapun kecuali para siswa di sekolah.
Teman teman mereka di sekolah tidak pernah memberitahukan kepada orang tuanya Adinda tentang hubungan Kevin dan juga Adinda, soalnya mereka tahu bagaimana sikap kasar dan arogannya kedua orang tua Adinda ketika tahu bahwa anaknya berhubungan dengan pria miskin dan juga merupakan orang yang paling dibenci oleh Hendra Bratayuda.
Kevin adalah anak wanita dari masa lalu pria itu dan juga wanita yang sudah membuat Hendra patah semangat ketika dikhianati, beruntung kedua orang tua Hendra segera menjodohkan anak mereka dengan mamanya Adinda sekarang yaitu Silvia Bratayuda dan secara perlahan perasaan cinta itu tumbuh kepada Silvia dan perasaan benci tumbuh kepada ibunya Kevin.
Maharani tidak bisa berbuat banyak ketika anaknya harus dibenci akibat perbuatannya di masa lalu yang melakukan perselingkuhan dengan ayahnya Kevin saat ini,Rani sudah menerima Karma secara langsung yaitu pria yang ia percaya bakalan Setia ternyata malah mendua dan akhirnya dirinya membesarkan Kevin sendirian di kampung.
Begitulah Terkadang manusia lebih mengingat dosa di masa lalu dan juga melupakan kebaikan yang selama ini ia lakukan, karena menurut mereka manusia itu harusnya sempurna tidak boleh melakukan kesalahan sama sekali.
Apalagi setelah Hendra tahu bahwa Kevin itu berasal dari keluarga yang miskin sedangkan dirinya dan juga sang istri berasal dari keluarga Ningrat, tidak mungkin dong dirinya membiarkan anaknya berhubungan dengan orang yang tidak selevel dan juga keturunan dari tukang selingkuh.
Adinda tetap keras kepala mempertahankan hubungannya dengan Kevin membuat Papanya Itu begitu emosi, dan Percayalah berbagai macam strategi sudah ia siapkan untuk melenyapkan Kevin dari kehidupan Adinda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments