Setelah beberapa kali merangkai bunga, pemilik toko sangat puas dengan hasil Rangkaian Livia.
Ia pun di terima bekerja oleh pemilik toko itu.
"Terima kasih banyak pak," Raisa pun meraih tangan bos nya untuk bersalaman.
"Iya sama sama, jadi mulai besok kamu boleh langsung bekerja ya, sekarang pulang dulu gak papa," Ujar pemilik toko bunga itu.
"Iya pak, saya pamit dulu ya," Livia pun meninggalkan toko bunga nya, dan membeli beberapa makanan untuk di bawa pulang ke kontrakan Fina.
Sesampai nya di kontrakan ia melihat Fina sedang di marahi oleh Seorang wanita, dan sesekali ia di dorong oleh wanita itu.
"Ada apa ini,?" tanya Livia sambil memapah Fina untuk bangun.
"Dia udah jatuh tempo belum bayar kontrakan, Di suruh pergi dari sini malah gak mau, dasar gak tau diri," pekik wanita itu.
"Emang berapa bu," Tanya Livia lagi.
"1juta, " ucap wanita itu sinis.
Livia pun merogoh isi tas nya dan mengambil uang di dalam dompet nya, kemudian ia memberikan uang itu kepada si pemilik kontrakan.
"Ini bu 1juta rupiah, udah ya bu jangan maen kasar lagi," Umpat Livia
"Hem Oke kalo gitu, saya permisi," Pemilik kontrakan pun akhirnya pergi setelah di beri uang oleh Livia.
"Ya ampun Livia, Teteh jadi merepotkan kamu," Ucap Fina sambil meraih tangan Livia.
"Enggak apa teh, Livia kan tinggal disini juga," sahut Livia.
"Oh iya teh, ini Livia tadi beli makanan banyak, kita buka dan siapin di meja yuk, nanti kita makan bersama," Ucap Livia sembari memberikan bungkusan makanan itu kepada Fina.
"Ya allah Livia banyak sekali makanannya," Tutur Fina sambil meraih bungkusan makan yg diberikan Livia.
"Iya Teh, Anggap saja ini merayakan karna Livia udah dapet pekerjaan, besok Livia mulai kerja teh" sahut Livia lagi.
"alhamdulilah kalau sudah dapet kerjaan Liv" Fina pun menaruh semua makanan ke dalam piring.
Tak lama kemudian Bram suami Fina pun pulang, dan langsung duduk di meja makan dengan ekspresi wajah yang kesal.
"Ada apa lagi mas, kenapa muka nya di tekuk gitu," Tanya Fina sambil menuangkan segelas air untuk suami nya.
"Biasa masalah kerjaan," Jawabnya ketus.
Livia hanya menggelengkan kepala nya, dan melanjutkan aktifitasnya yg sedang memindahkan makanan yg ia beli tadi ke dalam piring.
"Ini kamu punya uang dari mana, ko bisa beli makanan sebanyak ini," Tanya Bram kepada istrinya.
"Ini bukan aku yg beli mas, Livia yang beli, Dia udah dapet pekerjaan besok udah mulai kerja," jelas Fina sambil tersenyum ke arah Livia.
"Bagus deh kalo udah dapet kerjaan, Fin tadi mas ketemu ibu kontrakan tumben dia gak marah marah di jalan pas ketemu mas, Biasanya kalo udah jatuh tempo marah marah mulu kalo ketemu," Ujar Bram sambil nyomot udang goreng.
"Tadi kesini mas, dia marah marah sama aku, tapi gak lama Livia datang, dan Livia yang bayarin" Jelas Fina
Bram pun langsung terdiam, selama Livia tinggal di rumah nya, Bram selalu menunjukan rasa Tak suka dengan adanya Livia, tapi kini ia merasa tak enak hati karna ternyata Livia anak yg baik, Rupanya ia sudah salah menyangka Bram mengira Livia gadis brutal Seperti anak anak gadis yg suka nongkrong di Bawah jembatan layang yang sering ia lewati.
"Yasudah teh ayok kita makan," Ajak Livia.
Mereka pun akhirnya makan bersama sama, setelah selesai makan Livia membantu Fina untuk membereskan bekas makan mereka tadi.
"Teh hidup di kota ternyata gak semudah yang di bayangin ya," Ucap Livia sambil mencuci piring.
"Ya begitu lah Liv, Teteh juga pas pertama kali ke kota ngerasa gak betah, tapi lama kelamaan malah enakan hidup di kota Liv, gak selalu di kekang mau apa apa nya," Jelas Fina sambil mengelap meja makannya.
"Emang pas di kampung teteh selalu di kekang?" Tanya Livia penasaran.
"Iya Liv, makanya pas lulus sekolah teteh memutuskan untuk nyari kerja di Kota, untungnya bapak ngizinin," tutur Fina.
"Enak ya teh bapak teteh selalu ngedukung apa yang menjadi pilihan teteh," Livia pun mengingat kedua orang tua nya yang selalu mengekang diri nya.
"Enak gak enak sih Liv," ucap Fina.
"Loh kenapa teh," tanya Livia penasaran.
"Enggak Liv hehe," Fina enggan untuk menceritakan kepahitan hidup nya kepada Livia.
Livia pun hanya menyunggingkan senyuman, ia tak ingin melanjutkan pertanyaannya, karna ia merasa Fina tak ingin menceritakan masalah kehidupannya kepada Livia.
"Ya sudah teh, Livia ke kamar dulu ya," Pamit Livia lalu pergi meninggalkan Fina.
Keesokan pagi nya, Livia terburu buru untuk pergi bekerja, Ia kesiangan karna Fina lupa membangunkannya, Livia pun tak sempat sarapan, setelah bersiap siap ia langsung Berangkat kerja.
"Pak cepet ya pak," Titah Livia kepada tukang ojek.
"Iya neng ini sebentar lagi sampai," sahut Tukang Ojek.
Akhirnya Livia Pun sampai, setelah ia membayar ongkos Livia langsung berlalu masuk kedalam Toko bunga tersebut.
"Anak baru, tapi hebat ya datang nya siang," Cibir salah satu karyawan toko bunga itu, setelah melihat Livia baru memasuki Toko.
"Maaf kak," ucap Livia sambil menaruh tas nya di laci.
Livia bekerja di toko itu tidak sendirian, disitu sudah ada 2 karyawan yang sudah agak lama bekerja di toko, tapi saat Livia masuk, Satu karyawan sedang cuti, sehingga hanya tersisa 1, karyawan itu bernama Mita, usianya lebih tua dari Livia, sifatnya sangat sombong dan Blak blakan.
"Eh nanti sore kamu antar Buket Bunga itu ke Hotel Garden Gold ya,", titah Mita, sambil menunjuk ke salah satu Buket bunga mawar putih yang sangat indah.
"Tapi kak, Saya kan baru masuk hari ini, dan lagi pula saya baru pertama kali datang ke kota ini, saya belum menghafal jalan di sini," Timpal Livia
"Makanya itu saya nyuruh kamu, biar kamu tau jalan disini, lagi pula kamu kan punya mulut, ya kalo gak tau bisa nanya kan sama orang orang, gimana sih" Ketus Mita sambil meninggalkan Livia.
"Ih nyebelin banget sih, kalo bukan senior aja udah gue kasih pelajaran ni orang," gerutu Livia dalam hati.
Livia pun mulai melakukan pekerjaannya, mulai dari merangkai bunga, memindahkan bunga bunga yang hampir layu, lalu membersihkan kaca depan toko tersebut.
"Mentang mentang gue anak baru, kenapa semua kerjaan di Kasih ke gue semua, walaupun dia udah lama disini tapi kan sama aja, statusnya sebagai Karyawan," Gumam Livia dalam hati sambil menyapu lantai dengan asal.
"Eh kalo nyapu yang bener dong, gak liat apa ada orang di sini," Protes Mita.
"Oh kakak orang ya" ledek Livia sengaja
"Ih kurang ajar banget sih," Mita pun semakin kesal pada Livia, ia pun tak menghiraukan Livia dan meninggalkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments