Di sepanjang perjalanan Livia hanya diam sambil melihat ke arah jendela, ia masih memikirkan ibu nya yang jatuh tadi, ia takut ibu nya kenapa Napa.
"Neng Livia, Akang sudah tau masalah yang sedang kamu hadapi, ibu kamu sudah cerita sama akang, ini keputusan yang terbaik neng, Lebih baik kamu meninggalkan kampung demi masa depan kamu," Ucap Kang Amin supir mobil sayuran yang Livia tumpangi.
"Iya kang, Tapi kasian ibu, gimana kalo ibu di hajar sama bapak habis habisan," ujar Livia
"Enggak mungkin neng, sekarang udah negara hukum, Bapak kamu gak akan berani ngapa ngapain Ibu mu," kang amin pun berhenti di pasar tempat ia menurunkan sayuran.
"Tunggu di sini dulu ya neng, Akang mau antar sayuran ke dalam dulu, setelah itu baru antar ke tempat tujuan kamu," Titah kang amin sambil keluar dari dalam mobil lalu mengangkat sayuran yang ada di bak belakang mobil.
"Iya kang, jangan lama lama," sahut Livia.
Livia masih bingung sebenarnya ia akan kemana, karna di kota ia benar benar belum ada kenalan sama sekali.
"Duh mau kemana ya,"Gumam Livia sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Ayok neng kamu mau kemana, akang antar sekarang," Tanya kang Amin setelah kembali memasuki mobil nya.
"Sebenarnya Livia Gak tau harus kemana Kang, Livia gak punya kenalan di kota," jelas Livia malu.
"Ya ampun neng kenapa gak bilang dari tadi," ucap kang amin sambil menepuk kening nya sendiri.
"Maaf Kang" Lirih Livia.
"Yasudah gini aja, kamu akang Antar ke kontrakan Anak akang aja ya, Gak jauh dari pasar ini kok, nanti sekalian kamu minta Carikan kerjaan sama dia," Saran kang amin.
Livia pun menyetujuinya dan mereka langsung menuju ke kontrakan anak kang amin.
"Nah udah sampai," Ucap Kang amin sambil membantu Livia membawakan ransel nya.
"Assalamualaikum," Salam kang amin sambil mengetuk pintu rumah yang lumayan besar.
"Waalaikum'Sallam , eh bapak," Sahut wanita muda yang keluar dari dalam rumah tersebut.
"Fina, ini Livia, anak Bu Laila kamu inget gak?," kang amin pun meletakkan ransel milik Livia di kursi teras.
"Iya inget pak, kenapa emang nya" Tanya Fina terus terang.
"Dia ingin menumpang disini, selama belum mendapat pekerjaan, nanti setelah dapat pekerjaan Neng Livia bakal cari kontrakannya sendiri,", Jelas kang amin pada anak nya.
"Oh gitu, yaudah masuk dulu yuk," Ajak Fina sambil meraih tangan Livia.
Livia masih malu malu dan hanya diam saja tanpa kata, sebenarnya pikirannya masih tertuju pada keadaan ibu nya di kampung, ia masih belum bisa melepaskan ibu nya.
"Yasudah kalau gitu Bapak pulang dulu ya Fin, " Pamit kang amin pada anak nya.
"Iya pak hati hati ya, salam sama ibu di kampung," Ujar Fina sambil mencium Tangan kang Amin.
"Yasudah neng Livia baik baik ya di sini," kang amin pun langsung menaiki kendaraannya lalu meninggalkan rumah itu.
"Livia kamu tidur di kamar ini ya," titah Fina sambil menunjuk ke kamar yang dekat ruang tamu.
"Iya Teh, terima kasih banyak ya," ucap Livia sambil tersenyum tipis.
"Iya jangan sungkan sungkan ya, anggap saja rumah sendiri," tutur Fina sambil mengusap lengan Livia.
Fina pun mengajak Livia makan malam, setelah makan malam Livia duduk di depan tv bersama Fina, mereka pun asik mengobrol dan sesekali bercanda, tertawa.
Tok tok tok...
Suara ketukan pintu dari depan.
"Sepertinya Suami teteh sudah pulang Liv, tunggu sebentar ya" Ucap Fina lalu meninggalkan Livia.
"Eh mas sudah pulang, tumben masih sore udah pulang," Fina pun mencium tangan suami nya.
"Lagi gak lembur," Ketus suami Fina. lalu berjalan ke arah ruang tv ia heran kenapa ada orang lain di dalam rumah nya.
"Siapa kamu," tanya pria itu kepada Livia.
Sontak Livia agak kaget saat mendengar suara laki laki itu.
"Mas dia anak tetangga Bapak," jelas Fina sambil menghampiri Livia.
"Livia, ini suami teteh Namanya Mas Bram," tutur Fina memperkenalkan suami nya kepada Livia.
"Kenapa dia di sini" tanya Bram sambil menaikkan sebelah alis nya.
"Dia mau cari kerja mas, dan selama belum mendapatkan pekerjaan Livia numpang dulu di sini, kamu Gak keberatan kan," Tanya Fina sambil meraih tangan suami nya.
"Terserah kamu," ketus Bram lalu meninggalkan Fina Dan Livia.
"Maaf ya Liv, suami teteh emang gitu orang nya," Bisik Fina , ia merasa tak enak hati kepada Livia karna sikap suami nya.
"Iya teh gak papa, Livia juga ngerti ko," timpal Livia
"Yasudah kamu istirahat ya, besok baru cari pekerjaan," Titah Fina sambil memberikan selimut kepada Livia
"Iya teh, selamat malam teh," Tutur Livia.
Fina pun meninggalkannya dan Livia langsung masuk ke kamar.
"Bu, gimana keadaan ibu sekarang " Lirih Livia sambil membaringkan tubuhnya di atas ranjang.
Tak lama kemudian karna Livia kelelahan ia langsung tertidur tanpa mengganti pakaiannya dahulu.
Keesokan pagi nya setelah Livia membantu Fina menyiapkan sarapan, Mereka pun sarapan bersama.
"Livia kamu mau cari pekerjaan apa?" Tanya Bram sambil mengunyah nasi goreng.
"Aku belum tau, " jawab Livia canggung.
"Ada ijazah apa?" Tanya Bram lagi.
"Yang Livia bawa hanya Ijazah SMP, Karena Livia belum lulus SMA," Jelas Livia semakin canggung.
Bram pun hanya Mangut Mangut sambil terus menikmati sarapannya.
"yasudah kalau gitu Livia pamit dulu ya teh, kang, Livia mau cari pekerjaan dulu," Pamit Livia.
"Oh iya Liv, hati hati ya," sahut Fina
"Ia teh, Assalamualaikum,"
"Waalikum'Sallam "
Di siang hari Livia masih belum mendapatkan pekerjaan, ia hampir putus asa, Akhirnya Livia pun memutuskan untuk istirahat sejenak di taman, Ia pun meneguk minuman dingin yang baru ia beli dari penjual keliling di sekitaran taman.
"Ya allah lelah banget ya, Setiap mau ngelamar kerjaan kenapa harus ijazah tinggi yang di tanyain, kenapa gak liat Skil nya dulu, " gumam Livia sambil menyeka keringat nya.
"Eh brosur apaan nih," Livia langsung mengambil Brosur yang ada di sebelah tempat duduk nya.
"Lowongan kerja di toko bunga, membutuhkan satu karyawan yang pandai merangkai bunga," Ucap Livia membaca isi Brosur tersebut.
"Wah boleh di coba nih, kesana ah," Gumam Livia sambil melipat Kertas Brosur dan menyimpannya di dalam tas.
Saat Livia mendatangi Toko bunga tersebut Ia langsung masuk ke dalam dan bertemu dengan pemilik toko nya langsung.
"Selamat siang oak, saya Livia ingin melamar kerja disini," ucap Livia tanpa ragu ragu.
"Kamu bisa merangkai bunga?" tanya pemilik toko bunga.
"Bisa pak, kebetulan saat sekolah saya sering mempraktekan cara merangkai bunga" Ujar raisa.
"Kalau begitu, mari ikut saya, kita tes dulu, saya mau lihat," ajak pemilik toko itu
"Baik pak," Livia pun mengekor di belakang pemilik toko bunga.
"Nih coba Kamu rangkai yang ini," titah pemilik toko sambil menunjukan bunga bunga yang harus Livia Rangkai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments