"Ayo kita masuk," Ucap Shira.
Kami berempat pun masuk ke dalam ruangan itu, namun saat kami masuk ke dalamnya kami melihat ada tiga anak laki-laki tadi duduk di bagian atas yang ternyata satu kelas dengan mereka.
"Mereka itu kan tiga anak yang tadi," Ujar Oda.
"Tcih! kenapa mereka lagi," aku kembali meresa kesal saat melihat mereka.
Tiga anak laki-laki itu pun juga melihat kehadiran ku, Rin, Oda dan Shira, juga menatap kami dengan tatapan yang sinis lalu membuang muka.
"Sebaiknya kita pilih tempat duduk kita," ucap Shira.
Kami pun memilih tempat duduk, Aku, Shira dan Oda duduk bersebelahan di urutan baris ke tiga dari yang terdepan, sedangkan Rin duduk di sebelah samping urutan baris pertama bersama dengan anak perempuan lainnya.
Setelah semua murid sudah berada di dalam kelas, tak lama kemudian seorang laki-laki yang merupakan Guru yang akan mengajarkan kami pun datang dan memperkenalkan dirinya.
"Selamat pagi semuanya," salam sang Guru.
"Selamat pagi," jawab seluruh murid.
"Perkenalkan, namaku adalah Hisobu, aku adalah Guru yang akan mengajarkan kalian tentang ilmu sihir di sini," lanjut Sang Guru memperkenalkan dirinya.
Setelah memperkenalkan dirinya sang Guru pun langsung memulai pelajarannya yang pertama.
Seseorang yang akan menjadi kesatria kerajaan harus mengikuti pelatihan sihir di kerajaan, itu agar para calon kesatria dapat menguasai kekuatan sihir dan mengembangkan kemampuan mereka.
Ada beberapa jenis pelatihan atau Pelajaran yang diterapkan, yang pertama adalah teknik sihir dan yang kedua adalah teknik pedang.
Manusia memiliki Elementnya masing-masing, dan mereka dapat mengendalikan element itu dengan kekuatan sihir mereka.
Namun untuk menggunakan kekuatan sihir harus terlebih dahulu mengaktifkan energi yang ada di dalam diri manusia atau yang disebut dengan Mana.
Tentu tidak mudah untuk mengaktifkan energi itu, harus dengan latihan yang keras dan konsentrasi yang tinggi.
"Jika kalian sudah berhasil mengaktifkan Mana di dalam diri kalian, maka kalian akan bisa menggunakan kekuatan sihir seperti ini," jelas sang Guru sembari menunjukan sihir api di tangan kanannya.
Adapun teknik pedang atau yang disebut dengan ilmu berpedang, untuk para calon kesatria tentunya harus menguasai teknik ini, teknik yang sangat penting untuk seorang kesatria dalam bertempur.
Jika teknik ini dipadukan dengan kekuatan sihir maka akan menciptakan serangan yang besar dan kuat.
"Baiklah semuanya, sekarang kita pergi, akan ku tunjukan tempat-tempat berlatih yang ada," ajak sang Guru kepada semua muridnya.
Setelah selesai penjelasan tentang materi sihir, semua murid pun diajak pergi ke tempat berlatih teknik pedang.
Sebuah tempat terbuka yang luas dan ada para murid lainnya yang sedang berlatih, dimana mereka dapat melakukan pergerakan yang leluasa.
Menyaksikan para murid lain yang berlatih pun membuat mereka terkagum dan menjadi bersemangat.
"Ini adalah tempat untuk latihan teknik pedang, kalian akan berlatih praktek sihir dan teknik pedang di sini," jelas sang Guru.
Lalu mereka diajak ke sebuah tempat seperti lapangan arena dimana tempat itu yang akan menjadi tempat mereka melakukan latihan bertarung nantinya.
Dan itu membuat seluruh murid begitu kagum dan merasakan suasana yang menegangkan di tempat itu.
"Nah, sekarang kita sampai di tempat arena bertarung, Di sinilah kalian akan melakukan pelatihan dan ujian bertarung nantinya" jelasnya lagi.
Setelah sang Guru menunjukkan tempat-tempat pelatihan dan menjelaskannya kemudian mereka semua pun kembali ke dalam kelas dan melanjutkan pelajaran dasar mereka.
Beberapa jam pun berlalu dan hari sudah mulai sore, sudah saatnya bagi para murid selesai mengikuti pelatihan mereka hari ini.
Kami semua pun keluar dari ruang kelas dan pergi untuk pulang ke rumah.
Aku, Oda, Rin dan Shira berada di depan kerajaan sedang berbincang sedikit tentang apa yang kami pelajari tadi.
"Kita belajar banyak hari ini," ucap ku dengan senang.
"Iya, hari ini kita hanya belajar pengenalan dan dasarnya saja," lanjut Shira.
"Tapi Aku kurang mengerti jika harus belajar seperti itu, aku lebih suka langsung dipraktekkan saja," ucap Oda dengan ekspresinya yang lesu.
"Semangat lah Oda! Kita harus mengetahui dasarnya dulu agar bisa mempraktekkannya dengan baik," ucap Rin menyemangati Oda.
"Yah, Aku yakin kalian akan menjadi kesatria kerajaan yang hebat nanti," ujar Shira memberikan semangat kepada Oda dan yang lainnya.
"Shira, terimakasih atas apa yang sudah kamu lakukan kepada kami hari ini, kami sangat terbantu olehmu," ucap ku berterimakasih kepada Shira.
"Tidak masalah, kita ini kan teman," jawab Shira dengan senangnya.
"Oh iya Shira, apa kau berasal dari kerajaan? Sepertinya kau kelihatan kenal dekat dengan tiga anak yang tadi," tanya Oda kepada Shira.
"Iya, Aku memang tinggal di sini, aku adalah anak dari yang mulia Raja Endeis dan Ratu Altria," jawab Shira dengan santai
memperkenalkan dirinya sebagai anak dari yang mulia Raja dan Ratu kerajaan.
Mendengar hal itu, sontak membuat ku, Oda dan Rin terkejut karena kami sama sekali tidak mengetahuinya.
"PANGERAN!?" ucap kami bertiga dengan terkejut.
Kami pun langsung bertekuk lutut dan menundukkan kepala di hadapan Shira memberi hormat serta meminta maaf atas ketidak tahuan kami.
"Maaf atas kelancangan kami Pangeran, kami benar-benar tidak mengetahui kalau anda adalah seorang Pangeran kerajaan," ucap ku dengan sedikit panik karena merasa bersalah.
"Iya Pangeran, mohon maafkan kesalahan kami," ucap Oda dan Rin bersamaan.
Shira yang melihat sikap kami yang seperti itu membuat Shira merasa tidak enak,dan langsung memegang lengan ku yang berada dihadapannya juga menyuruh kami bertiga untuk berdiri dan bersikap biasa saja terhadapnya.
"Hey, apa yang kalian lakukan? Ayo bangkitlah," ucap Shira menyuruh kami bertiga untuk berdiri kembali.
Kami pun kembali bangkit dan berdiri.
"Kau adalah seorang Pangeran, sudah sepantasnya kami bersikap seperti ini kepadamu," ucap ku.
"Ya, itu benar Pangeran," lanjut Oda.
"Tidak apa-apa, kalian boleh bersikap biasa saja dengan ku seperti layaknya seorang teman," ucap Shira dengan senyuman yang lebar di wajahnya.
"A-apa tidak masalah jika seperti itu?" tanya Rin dengan nada suara yang gugup.
"Dengarkan lah Aku, kalian bertiga ini sudah ku anggap sebagai temanku sendiri, yah walaupun kita baru bertemu hari ini,
tapi kedepannya kita akan terus bertemu dan berlatih bersama kan? Jadi, aku mohon pada kalian bertiga mulai saat ini sampai seterusnya untuk menjadi teman ku, Kalian mau kan?" ucap Shira dengan penuh rasa ingin berteman tanpa memandang status dan gelar.
Mendengar perkataan Shira seperti itu membuat ku, Oda dan Rin merasa sangat senang dan gembira karena bisa berteman langsung dengan seorang pangeran kerajaan.
"Baik! Pangeran, tentu saja kami mau," ucap kami bertiga.
"Dan satu lagi, mulai sekarang jangan panggil aku dengan sebutan itu, tapi panggil saja aku dengan nama ku saja," pinta Shira sekali lagi kepada kami.
Aku, Oda dan Rin pun saling menatap satu sama lain seakan memiliki pemikiran yang sama dan kemudian kami pun tersenyum.
"Baiklah kami mengerti, Shira," ucap kami bertiga dengan sangat senang dan gembira.
Shira yang melihat ekspresi itu pun merasa senang karena ia sudah mendapatkan teman baru yang baik.
"Oh iya, kalian berasal dari desa marle ya? Jaraknya agak jauh dari sini kan, apa kalian mau ku pinjamkan kereta kuda untuk pulang?" Shira menawarkan kepada kami salah satu kereta kuda milik kerajaan untuk mengantarkan kami pulang.
"Eh, tidak perlu Shira, kami lebih suka berjalan kaki bersama-sama sembari menikmati indahnya suasana sore hari," jawab ku.
"Iya benar, terimakasih atas tawarannya, tapi kami ingin berjalan kaki saja," lanjut Oda.
"Baiklah kalau begitu, hati-hatilah di jalan," ucap Shira.
"Iya, kalau begitu kami pulang dulu ya, sampai jumpa besok, Shira," ucap ku pamit untuk pulang.
"Dah.. sampai jumpa besok ya," lanjut Oda.
"S-sampai jumpa," lanjut Rin juga yang masih sedikit merasa gugup.
Aku, Oda dan Rin pun akhirnya pulang ke desa dengan berjalan kaki bersama-sama, namun tidak mengurangi perasaan senang dan semangat kami sedikitpun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments