Di umur yang ke 16, kami mulai mengikuti pelatihan sihir di kerajaan untuk menjadi kesatria kerajaan nantinya.
Hari itu adalah awal bagi kami memulai pelatihan sihir, dan kami memutuskan berkumpul di gerbang desa untuk berangkat bersama-sama.
Pagi hari di rumahku setelah sarapan pagi bersama ibuku, aedangkan Ayahku sedang berada di kerajaan.
"Ibu! Aku berangkat ya," salam ku kepada ibu.
Kemudian Ibu pun datang dari dapur dan menghampiri ku.
"Apa kau sudah membawa bekalmu yang Ibu taruh di atas meja?" tanya Ibu.
"Sudah bu," jawab ku sambil memakai sepatu.
"Baiklah, Aku berangkat sekarang," lanjut ku pamit.
"Hati-hatilah di jalan ya," Ucap Ibu.
"Baik bu!" Jawab ku dengan semangat.
Aku pun pergi menuju gerbang desa untuk berkumpul bersama Rin dan Oda.
Sesampainya di sana, sudah ada Rin yang lebih dulu tiba, berdiri di bawah sinar matahari pagi membuatnya terlihat begitu menawan.
"Selamat pagi Rin," aku menyapa Rin dengan perasaan senang dan semangat.
"Selamat pagi Yuuta," Rin pun menjawab dengan senyumnya yang manis.
"Wah sepertinya kau sangat bersemangat ya," ucap ku.
"Bukankah kau juga sangat bersemangat, Yuuta?" jawab Rin dengan tawa kecilnya.
"Tentu saja!" Ucap ku bersemangat.
"Oh iya, kenapa hanya kau sendiri di sini ? Dimana Oda?" lanjut ku menanyakan Oda.
"Dia belum datang, mungkin sebentar lagi akan sampai," jawab Rin.
"Baiklah, kita tunggu saja," ucap ku.
Setelah beberapa lama kami menunggu, kemudian Oda pun akhirnya datang sambil berlari dengan selapis roti di mulutnya.
"Maaf teman-teman aku terlambat," ucap Oda yang sedikit terengah-engah karena berlari dan lanjut menghabiskan roti yang ia makan.
"Kenapa kau berlari sambil memakan roti, Oda?" tanya Rin.
"Eeh, maaf Rin tadi aku bangun kesiangan, hehe," jawab Oda.
"Kau ini, setidaknya habiskan dulu makananmu sebelum berangkat," ucap ku menasehati Oda.
"Hehehe," Oda hanya tertawa sembari mengelus kepalanya.
"Ya sudah, ayo kita berangkat sebelum terlambat," Ucap ku.
Setelah kami berkumpul, kami pun mulai berjalan menuju kerajaan, untuk sampai ke kerajaan, kami harus menempuh jarak yang cukup jauh.
Dan setelah melakukan perjalanan yang cukup untuk membuat kami sedikit lelah, akhirnya kami tiba di kerajaan Luxion, tempat kami melakukan pelatihan sihir.
Di sana terdapat banyak sekali orang yang juga mengikuti pelatihan sihir, ada yang dari desa-desa lain dan ada juga yang dari kerajaan atau seorang bangsawan.
Kami semua yang baru saja mengikuti pelatihan sihir memakai seragam berwarna putih yang sama dan terlihat bersemangat.
"Wah, ramai sekali ya," ujar ku kagum dengan suasana ramai di kerajaan.
"Iya, mereka semua terlihat begitu bersemangat," ucap Rin.
"Tentu saja, ini kan kerajaan pasti ada banyak orang di sini," ucap Oda mengejek ku.
"Baiklah ayo kita masuk," ucap ku.
Kami pun masuk ke dalam kerajaan, melihat lihat sekeliling dan mencari ruangan tempat kami akan belajar dan berlatih.
"Besar dan luas sekali tempat ini, di mana kita akan berlatih?" ujar Oda.
Kami kebingungan tidak tahu harus kemana karena ini adalah pertama kalinya bagi kami datang ke kerajaan.
Saat melihat sekeliling mencari jalan, Aku melihat tiga anak laki-laki yang sedang berkumpul dan Aku ingin bertanya pada mereka.
"Ah, ayo coba kita tanyakan pada mereka," Ucap ku.
Aku, Rin dan Oda pun menghampiri tiga orang anak laki-laki itu dan mulai bertanya pada mereka.
"Maaf, apa kalian tahu dimana ruangan dilaksanakannya pelatihan sihir?" tanya ku.
Tiga anak laki-laki itu pun melihat kami dengan tatapan yang sinis.
"Kalian pasti dari desa ya? Cih! Jauh-jauh lah dariku dasar sampah!" ucap salah seorang di tengah dari mereka dengan angkuh.
Mendengar jawaban yang seperti itu sontak membuat ku sangat kesal.
"Apa maksud dari perkataan mu itu? Aku hanya bertanya pada kalian!" tanya ku dengan perasaan kesal namun aku mencoba untuk menahan emosi ku.
"Kalian juga baru akan mengikuti pelatihan sihir seperti kami kan?" tanya Oda pada tiga orang anak laki-laki itu.
"Jangan asal samakan kami dengan kalian, kalian itu hanya bocah dari desa sedangkan kami adalah seorang bangsawan!" Ucap salah seorang lain yang bertubuh gemuk.
Dan ternyata ketiga anak itu adalah seorang bangsawan dari kerajaan, kami pun terkejut mendengar hal itu, namun juga merasa heran dengan sikap dan perlakuan bangsawan seperti mereka.
"Apakah kalian tidak diajarkan sopan santun dan cara menghargai orang lain?!" ucap ku dengan sedikit emosi.
"Emmh.. Yuuta, tenanglah," Rin yang panik dan tidak tahu harus berbuat apa mencoba untuk menenangkan ku yang mulai tidak bisa menahan emosi.
"Aku hanya bertanya secara baik-baik pada mereka tapi mereka malah berkata seperti itu, bagaimana aku bisa tenang?" jawab ku.
Rin hanya bisa terdiam karena tidak biasa dengan suasana yang memanas seperti itu.
Melihat adanya keributan seorang anak yang berambut pirang datang menghampiri kami semua dan bertanya.
"Apa yang sedang terjadi di sini?" tanya anak laki-laki itu dengan sikap yang tenang dan nada bicara yang halus.
Kami semua pun mengalihkan perhatian kepada seseorang yang bertanya itu, dan sontak membuat ketiga anak laki-laki itu terkejut saat melihatnya.
"Shira? tidak ada yang terjadi di sini, semua baik-baik saja," jawab salah seorang di tengah dari ketiga anak laki-laki tersebut.
"Apa kau bilang? Tidak ada? barusan kalian mengejek dan menghina kami! padahal kami hanya bertanya pada kalian," ucap ku yang merasa semakin kesal karena kebohongan mereka.
Anak laki-laki berambut pirang yang bernama Shira itu pun mulai bisa membaca dan memahami apa yang sedang terjadi dan menyuruh tiga anak laki-laki itu pergi.
"Kalian bertiga sebaiknya pergi dari sini," Ucap Shira menyuruh tiga anak laki-laki itu pergi.
"Cih! Ayo kita pergi," ucap anak yang ditengah.
Tiga anak laki-laki itu pun akhirnya pergi dan meninggalkan kami.
"Maafkan sikap mereka yang seperti itu," ucap Shira meminta maaf atas perlakuan ketiga anak laki-laki tadi.
"Perkenalkan, namaku adalah Shira, apa ada yang bisa ku bantu?" lanjutnya memperkenalkan diri kepada ku, Rin dan Oda.
"Terimakasih karena sudah membantu kami, nama ku Yuuta, dia Oda, dan ini adalah Rin," Ucap ku berterimakasih juga memperkenalkan diri.
"Kami dari desa Marle, dan kami baru saja sampai di sini untuk mengikuti pelatihan sihir namun kami kesulitan untuk menemukan ruangannya," lanjut ku menjelaskan.
"Oh kebetulan aku juga ingin ke sana, kalau begitu mari kita berjalan bersama," jawab Shira.
"Wah syukurlah, jadi kita tidak perlu mengelilingi seluruh kerajaan ini," ujar Oda dengan perasaan lega.
Mendengar perkataan Oda yang konyol itu membuat kami tertawa, keadaan pun mulai membaik dan Aku pun sudah memenangkan emosi.
Setelah itu Aku, Oda, Rin dan juga Shira berjalan bersama-sama menuju ruang pelatihan sihir.
"Tiga anak laki-laki itu, apa kau mengenal mereka?" tanya ku kepada Shira.
"Mereka adalah anak bangsawan dari kerajaan, yang di tengah tadi adalah anak dari perdana mentri namanya Kirei, yang gemuk itu namanya Higatsu, dan yang satunya lagi adalah yoe," Jelas Shira memperkenalkan ketiga anak tadi.
Tak lama kemudian kami pun akhirnya sampai di ruangan itu dan ada beberapa anak yang sudah hadir di sana.
"Nah ini dia ruangannya," ucap Shira menunjukan ruangan tempat pelatihan sihir.
"Akhirnya ketemu juga" ucap Oda dengan senang.
"Terimakasih sudah menunjukkan jalannya pada kami Shira," ucap ku.
"Tidak apa-apa, lagi pula aku juga akan mengikuti pelatihan di sini," jawab Shira.
"Wah! bagus kalau begitu," ucap Oda dengan semangat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
anggita
rin.. oda.. ✌
2022-11-19
0