Hari ini seperti biasah aku kembali mengunjungi perpustakaan di sela-sela pergantian jam mata kuliah yang jaraknya tidak terlalu jauh. Karena jarak antar kosan ku dengan kampus lumayan jauh jika harus berjalan kaki. Maka di sela-sela waktu senggang ku luangkan untuk sekedar bermain-main komputer agar lebih mahir dan membaca beberapa buku referensi untuk mengerjakan laporan.
Nampaknya Malang tak selamanya dingin seperti dalam bayanganku, siang ini terasa sangat panas sekali. Aku tak sabar untuk segera masuk ke dalam perpustakaan, untuk sedikit menghilangkan gerah di tubuh. Aku bergegas menuju tempat resepsionis petugas loker untuk meminjam kunci dan menaruh beberapa barang bawaan ku yang lumayan banyak.
Setelah mendapatkan kunci dan menaruh beberapa barang, aku lekas masuk menunju tempat komputer, udara dingin mulai terasa disini. Hening begitulah suasana didalam sana semua fokus pada kegiatan masing-masing tak ada yang saling bicara. Mereka hanya berbisik jika berinteraksi dengan temannya.
Mulailah menyalakan komputer di meja depanku, aku mulai mencoba membaca-membaca beberapa jurnal penelitian yang berkaitan dengan praktikum beberapa waktu yang lalu. Aku mencari dari beberapa literatur yang berbeda untuk membandingkan dengan hasil praktikum kemarin.
Namun tak kunjung mendapatkannya juga, hingga memutuskan untuk naik keatas lantai dua, mencoba mencari dari sumber yang berbeda. Kali ini aku akan mencoba mencari sumber di buku. Setelah beberapa lama aku mencari, ku temukan juga buku yang aku cari. Namun sayang buku yang aku cari bersamaan dengan seseorang pula yang mencari.
“Maaf permisi itu buku saya”. sapa ku kala itu
“Tidak bisa aku yang menemukan buku ini lebih dulu”.
“Tapi saya butuh buku itu, untuk mengerjakan pembahasan praktikum saya”.
“Lo Rahayu”.
“Oh mas Andika, maaf saya tidak tau”.
Karena berada saling berhadapan namun terhalang oleh buku, jadi tidak saling mengetahui saat itu.
Memberanikan diri untuk meminjam terlebih dahulu buku tersebut sebentar saja, untuk melihat beberapa bab yang aku butuhkan.
“Bolehkah saya pinjem sebentar mas bukunya? Setelah ini akan saya kembalikan kembali”.
“Silahkan pakai saja, aku hanya ingin membaca beberapa literatur yang berbeda. Untuk mencari tau mengapa hasil pengamatan kalian kemarin ada sedikit perbedaan dengan teori-teori yang sudah ada".
Aku pun meminjam buku yang di bawa mas Andika tersebut. Namun setelah beberapa waktu aku mencoba untuk membaca-baca, tak bisa pula ketemukan kesimpulannya.
Hingga aku merasa tidak enak karena sudah menggunakan buku tersebut lumayan lama, sedangkan mas Andika masih menunggu buku itu. Ku putuskan untuk ku kembalikan saja lah buku ini. Nanti kapan hari akan aku cari lagi.
“Mas ini bukunya, trimakasih”.
“Apa kamu sudah menemukan jawaban mengapa terjadi perbedaan antara hasil pengamatan kalian dengan beberapa teori yang ada?”.
Aku hanya menggeleng-gelengkan kepala saja.
“Duduklah mari ku jelaskan”
Aku duduk disebelah mas Andika belajar bersama gitu?.
Pertanyaan dalam hatiku.
Mimpi kah ini?.
Demi apa coba?.
Tolong jangan GR Rahayu, dia sudah punya pacar.
“Apa kamu tak mau ku jelaskan maksud dari buku itu?”.
“Oh tidak mas, maaf tentu aku mau”.
Aku layaknya anak kucing yang diperintah oleh majikannya, langsung iya-iya saja dan masih belum percaya.
Satu jam berlalu mas Andika menjelaskan banyak hal, bukan hanya tentang praktikum dan hasil pengamatan ku, tapi juga beberapa materi kuliah yang aku tak mengerti dijelaskan dengan sangat detail dan sabar. Aku semakin kagum dengannya.
.
.
.
.
***
Malam harinya aku semakin tak konsentrasi dalam mengerjakan tugas, aku teringat mas Andika. Bayangan wajah mas Andika sangat jelas di benakku senyumnya yang sangat sempurna, suaranya terdengar sangat merdu ketika menjelaskan materi padaku. Harum parfumnya masih sangat jelas terasa. Memang beda ya kalau parfum mahal awet baunya masyaallah.
Dalam hati aku bertanya-tanya, beberapa hari ini entah kebetulan atau tidak?.
Tapi perasaanku mengatakan aku beruntung, kerap kali bisa berinteraksi langsung dengan mas Andika. Seseorang yang sangat ku kagumi dari awal bertemu dulu.
Apakah ini hanya suatu kebetulan saja ataukah semesta pun mendukung?.
Seseorang yang kerap membatu memberikan beberapa solusi saat aku butuhkan. Mengapa dia baik sekali mengajakku berkeliling lab, membantu menjelaskan beberapa materi praktikum yang aku tak bisa serta membatu menjelaskan beberapa materi kuliah yang sulit.
Apakah dia seperti itu juga dengan semua orang?.
Aku sangat senang mas Andika baik padaku, namun nampaknya aku terlalu kepedean. Ini adalah hal yang biasa seorang asisten praktikum lakukan, membantu praktikannya yang sedang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugasnya.
Aku kembali melihat diriku sendiri, aku sadar aku siapa baiknya jangan terlalu mendekat dan berharap saat mengagumi seseorang. Karena saat terjatuh nanti pasti akan sangat sekali.
Terhempas jatuh dari ketinggian hingga dasar yang paling rendah dan tertimpa batu pula. Ohhhh tidak terlalu menyakitkan.
Aku pun kembali menatap cermin dan tersadar ada banyak hal yang harus aku pikirkan dan kerjakan selain urusan hati.
Astagfirullah Aku terlena dalam angan ku yang indah, diperdaya dengan ekspektasi yang terlalu tinggi tentang seseorang. Hingga aku tak menyadari aku di sini hampir satu bulan, itu berarti aku harus segera membayar uang kos kembali untuk memperpanjang sewa .
Kembali terbangun oleh realita, bahwa uang beasiswa tak kunjung cair juga. Aku tak mungkin untuk meminta ke orang tuaku, karena aku tau keadaan ekonomi keluargaku jauh dari cukup, dan masih ada tiga adikku juga yang harus bersekolah.
Aku haru bagaimana?.
Aku harus minta bantuan ke siapa?.
Semakin tak bisa konsentrasi belajar malam ini.
Ku buka jendela kamarku, untuk sekedar menghirup udara yang lebih sejuk, siapa tau aku bisa menemukan ide. Kebetulan kamarku berada di lantai dua. Sayangnya meskipun sudah membuka jendela aku pun tak menemukan apa-apa. Bahkan sekedar udara sejuk pun tak kurasa. Hanya suara nyamuk yang mulai menyapa.
Kembali merebahkan badanku di kasur, karena untuk melanjutkan belajar lagi aku sudah tak selera. Terbayang ekspektasi tentang mas Andika yang berharap terlalu tinggi, dan terbangun dengan realita beban hidup yang ku hadapi.
Ingin mencari ide di internet, aku tak punya laptop bahkan HP saja aku masih belum punya. Sekedar miring ke kanan dan ke kiri mencari posisi ternyaman dan mencoba berangan-angan apa yang bisa ku kerjakan untuk mendapatkan uang.
Hingga tak terasa malam semakin larut, masih terjaga dengan segenap angan-angan, untuk sekedar bertahan hidup di sini aku harus bagaimana?
Kira-kira kalau aku hanya melamun dan berdiam saja seperti ini, aku bisa ketemu uang lewat jalur apa?.
Padahal Allah tidak akan pernah merubah jalan akir cerita yang baik dari tujuan hambanya, jika tidak berusaha.
.
.
.
.
.
Jangan lupa like, komen jadikan favorit ya ✌️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments