Menjelang ujian akhir, Rara yang merupakan mahasiswa jurusan multimedia kini di sibukkan dengan padatnya kegiatan serta tugas-tugas akhirnya.
Hari ini, Rara menyelesaikan kelasnya lebih awal saat jam menunjukkan pukul 11 siang di jam yang melingkar pada pergelangan tangannya. Hendak pergi ke studio tapi di urungkan, pada akhirnya Rara pun menuju café dan membawa laptop untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Di temani es Americano di sela-sela kesibukannya, hingga 1 jam pun berlalu. Rara menjadi risih kala merasa jika ada yang memperhatikannya.
Segera Rara menyeruput habis minuman dingin itu seraya menutup laptopnya. Dengan langkah terburu-buru Rara kemudian meninggalkan cafe. Masih dengan perasaan yang sama, sesekali Rara menoleh memastikan jika benar ada orang yang mengikutinya. Perasaan nya kian gusar, hingga tiba di halte bus menunggu jemputannya yang setia.
“Aduh lama banget.” Gumam Rara cemas seraya menggerakkan kakinya. Tak berselang lama, bus pun tiba. Tampak ramai sekali penumpang hingga berdesakan, namun Rara hanya mengabaikannya karena ia ingin segera cepat pulang.
Ramainya penumpang membuat Rara tidak mendapat kursi, terpaksa lah ia berdiri. Tiba-tiba saja sosok pria aneh berpakaian serba hitam muncul di hadapannya. Rara hanya diam dan menoleh tanpa menatapnya. Sayangnya saat sopir bus mengerem mendadak, sontak saja membuat para penumpang terhuyung dan Rara hampir terhempas.
Tepat sekali sebelum Rara terjatuh, tangan pria aneh itu menahan pinggangnya dan menariknya dalam pelukan yang tidak di sengaja.
“Maaf…emm terimakasih.” Rara segera melepasnya setelah keadaan lebih aman. Pria aneh itu segera melepas masker dan kaca mata hitamnya, menampakkan wajah tampan yang tidak asing itu.
“Pria cabul? Kau mengikutiku ya, kenapa berada disini?.”
“Enak saja, ini fasilitas umum aku berhak menggunakannya juga.” Jawab Jordan pelan seraya menyeringai penuh arti.
Belum sempat menjawab, desakan para penumpang terjadi lagi hingga mendorong tubuh Jordan mengapit tubuh Rara tanpa jarak. Sesak rasanya, tapi apa boleh buat karena tidak ada celah dan sangat sempit. Rara sejak tadi berusaha mendorong tubuh Jordan karena ia merasakan gesekan aneh di beberapa bagian tubuhnya, sayangnya tidak berhasil.
“Diamlah, jangan banyak gerak.” Bisik Jordan di telinga Rara membuat ia meremang.
“ Tapi ini tidak nyaman.” Keluh Rara.
Lagi dan lagi Jordan nyaman dengan aroma tubuh gadis itu, ia kini memejam dan mengendusi rambut Rara. Hidungnya semakin turun mencoba menikmati aroma itu lebih dalam. “ Sial, aku ini kenapa?.” Batin Jordan. Tinggi Rara yang hanya sebatas dada Jordan, ia pun dapat mencium aroma maskulin pria itu. Semakin lama semakin membuat keduanya berdegup tak karuan. Rara hanya memalingkan wajahnya berusaha tetap tenang, meskipun nyatanya tidak bisa.
“ Rara.” Panggil lembut pria itu membuat Rara mendelik tajam.
“Darimana kau tau namaku?”
“i..tu.....kamu kan terkenal.” Untung saja otak cerdas itu berfungsi dengan baik, Jordan mengulas senyum agar dirinya tampak meyakinkan.
“Oh.” Rara mengangguk membenarkan jawabannya, Itu bisa di percaya karena Rara cukup di kenal di jagat maya. Hingga bus tiba di pemberhentian, Rara segera keluar untuk membebaskan diri dari kumpulan penumpang yang sejak tadi membuatnya sulit bernafas. Di ikuti oleh Jordan di belakangnya, namun Rara masih belum menyadari.
“Huh…leganya.” Rara mengelus dadanya pelan menghirup udara segar siang menjelang sore itu. Entah karena desakan penumpang atau karena pria itu yang membuat jantung Rara melompat-lompat sesak. Rara berjalan menuju kos nya yang sudah tidak jauh dan Jordan masih setia mengekori di belakang gadis itu.
“Berhenti mengikutiku!! ” Sentak Rara cepat menoleh, ia menyadari sejak tadi pria itu di belakangnya.
Dengan jurus pura-puranya,Jordan bersandar di pohon rambutan pinggir jalan itu seraya memainkan ponselnya. Cuit…cuit … Sialnya seekor burung kecil hinggap tepat di dahan pohon atas kepala Jordan dan membuang kotorannya tepat mengenai rambut pria itu. Prruuttt....tercium bau khas dari cairan kental berwarna kecoklatan itu yang jatuh mendarat di rambut Jordan, pria itu terhenyak lalu menyentuh rambutnya.
“Hoek….iyuh bau.” Jordan pun muntah-muntah mencium bau tak sedap itu.
“Hahahaha, rasakan azab penguntit.” Gelak tawa Rara memenuhi jalanan kampung yang cukup sepi itu, tidak mempedulikan pria itu lagi, Rara pun melenggang pergi. Jika di tanya malu atau tidak, tentu saja malu, Jordan kini hanya tersenyum pahit maratapi nasib sialnya.
.
.
.
to be continued
visual Rara
(@gegeelisa94 )
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Tantri Safitri
rasakan tuh eek burung😁😁😁😁
2024-04-23
1
mmm
rasakan 😅😅😅
2023-01-27
2
mmm
tawaku sebatas pruutttt .. wkwk emang beraknya burung bgtu yak? ada2 aja thor😂😂
2022-12-20
0