Bab 2

...☘️ Reading book ☘️...

Didalam kelas, kini Berlin sibuk menulis tugas yang diberikan guru padanya, namun beberapa saat datanglah seseorang yang membuat seluruh kelas menjadi riuh.

"Diam sejenak, ini adalah murid baru! Perkenalkan dirimu..." Ujar kepala sekolah yang secara langsung memperkenalkan anak baru.

Tiara hanya bersikap acuh, ia tidak mempedulikan orang lain termasuk anak baru yang bikin riuh seisi kelas.

"Perkenalkan nama saya Peter Aril Coldas!" Ucapnya memperkenalkan diri dengan datar, namun terus menatap kearah Tiara berada.

"Dasar gadis nakal, ku pastikan kau akan jadi milikku" Batin Peter dengan tersenyum tipis.

"Wah ganteng banget!!" Histeris para siswi yang terpesona.

"Gantengan aku lagi!" Ujar siswa yang tak ingin mengakui kegantengan Peter.

"Bagaimana apa ada yang ingin bertanya pada teman kalian!" Ucap kepala sekolah dengan menatap seluruh ruangan.

"Saya pak!" Tunjuk salah satu siswi.

"Baiklah, tanyakanlah..." Ucap kepala sekolah.

"Pindahan dari mana?" Tanya nya dan hal itu yang membuat semua orang juga ikut antusias.

"Amrik!" Jawabnya dengan wajah datarnya.

Begitu banyak pujian dari para murid, namun tidak membuat Tiara peduli dan bahkan hanya menatap sekilas lalu kembali menundukkan kepalanya.

"Baiklah bapak pergi dulu ya, bertemanlah dengan baik pada teman baru kalian!" Ujar kepala sekolah yang langsung pergi dengan tergesa-gesa, namun setelah pintu ditutup ia menghela nafas lega.

"Baiklah, silakan duduk di kursi yang kosong!" Tunjuk guru pengajar pada kursi kosong yang berada di paling sudut.

"Nggak, aku mau di sana!" Tunjuknya pada kursi yang dekat dengan Tiara duduk.

Tiara langsung mendongak, ia melihat tatapan orang tertuju padanya. Ia menatap kearah Peter yang tersenyum miring dan melangkah mendekat kearahnya.

"Hay kita bertemu lagi!" Bisik Peter tepat ditelinga Tiara.

Deg...

Jantungnya seakan berhenti berdetak, suara yang begitu halu dan dingin namun penuh arti.

"Apa cowok itu akan terus mengikuti ku!" Batinnya.

Tiara menatap Peter yang duduk dikursi sampingnya dan terus menatapnya, semua tatapan tak suka pun tertuju kepada Tiara membuat dirinya sungguh tak nyaman dengan situasi ini.

"Baiklah, kamu duduk disana ya ria!" Ucap guru pengajar yang tak ingin mendapatkan masalah.

Guru pengajar tau, jika sudah kepala sekolah memperkenalkan maka murid itu bukanlah orang biasa, jadi ia membiarkan kemauan Peter kali ini.

Semua murid pun kembali fokus terhadap soal yang sudah diberikan guru pengajar, sedangkan Peter terus menatap Tiara dari samping dengan senyum yang terus terlihat.

Tiara merasakan tak nyaman yang terus-terusan ditatap begitu, ia berusaha menutup wajahnya dengan buku namun pria itu tak ingin melepaskan tatapan elang itu terhadapnya.

Tiara langsung bangkit, ia mengumpulkan tugasnya dengan cepat untuk menghindari tatapan elang Peter terhadapnya.

"Pak saya sudah menyiapkan ini, bolehkah saya izin keluar!" Ucap Tiara yang meminta izin.

"Baiklah, kembalilah dengan cepat!" Ucap guru pengajar dan dengan segera Tiara keluar dari kelasnya.

Tak lama kemudian Peter pun izin keluar kelas juga, sepertinya ia mengikuti Tiara agar Tiara tidak bisa pergi dari pandangannya.

Tiara berjalan menuju kamar mandi, gadis itu masuk dan mencuci wajahnya disana. Ia ingin merilekskan dan mendinginkan otak nya.

Namun saat air diwajahnya kembali dibasahkan, dari kaca ia melihat Peter yang menghampiri nya dengan senyum smrik. Tiara berbalik dan terkejut, ia memundurkan tubuhnya namun pembatas kaca membuatnya tak bisa mundur lagi.

"Ka-kamu ngapain di-disini..." Gugup Tiara yang ketakutan.

Ia memegang dengan erat pembatas itu saat Peter mengikis jarak diantara mereka.

"Apa kamu ingat dengan ku Amora?" Tanyanya dengan tatapan tajam yang tertuju pada Tiara.

"Kamu salah orang tuan, a-aku adalah Tiara bukanlah Amora!" Jelas Tiara yang ketakutan.

"Mungkin sekarang kau masih pura-pura, tapi ingat aku akan melakukan apa saja!" Sinis Peter dengan wajah remehnya.

"Sepertinya anda salah paham, mungkin saja wajah kita yang sama dan kamu jangan menganggap semua orang itu adalah Amora mu!" Ketus Tiara yang langsung mendorong tubuh Peter agar menjauh darinya.

Namun hal itu sia-sia peter sama sekali tak beranjak dan bahkan lebih dekat.

"Baiklah, bagaimana kau menjelaskan bahwa kau bukanlah Amora!" Bisik Peter yang mendekatkan wajahnya ke telinga Tiara dan menggigit sedikit telinga Tiara dengan geram.

Tiara sedikit menggeliat dan langsung menundukkan kepalanya, telinganya memerah merasakan panas nafas Peter yang berhembus saat berbisik dan mengigit telinganya.

"A-aku sudah memiliki KTP, lihatlah bukankah aku dan berbeda!" Ucap Tiara ketakutan dengan tubuh yang bergetar hebat.

Tiara mengambil KTP dari dalam sakunya, ia memperlihatkan pada Peter agar membedakan antara Amora gadis yang selalu disebutnya dan dirinya.

Peter mengambil nya, ia melihat semua informasi dari KTP itu dan ia melihat tanggal lahir yang sama namun dengan tahun yang berbeda.

"Kau pikir aku bodoh, KTP bisa saja di perbarui dan kau tak akan bisa mengelak dari ku!" Kukuh Peter dengan menepuk dinding samping berdirinya Tiara sehingga membuat gadis itu sedikit terkejut.

"A-aku tak berbohong, i-itu se-sebenarnya" Ucapnya yang takut.

Kini tubuhnya sudah sangat bergetar dan wajahnya terus menunduk tak berani menatap cowok yang ada dihadapannya.

Peter memegang dagu Tiara dan mengangkat wajah itu agar menatap kearahnya, Peter menelisik setiap wajah Tiara dan berhenti pada benda berwarna merah muda itu.

Ia sungguh merindukan rasa dari bibir itu, ia pun mulai mendekatkan wajahnya agar dapat bibirnya menyentuh bibir Tiara.

Namun hal itu tidak semudah itu, Tiara langsung memalingkan wajahnya dan menghempaskan tangan Peter dengan kasar. Tampak terlihat rahang Peter yang mengeras mendapat perlakuan kasar dari Tiara.

Peter langsung mencekram kedua tangan Tiara dan mengangkatnya keatas.

"Apa sikapmu begitu memperlakukan aku Amora" Geram Peter dengan mata tajamnya.

Tiara merasakan sakit ditangannya akibat cengkraman Peter terhadapnya.

"A-aku bukan Amora! Anda ingat lebih baik namaku adalah Tiara!" Bentak Tiara yang sudah tak bisa menahan amarahnya.

Peter melepaskan tangan Tiara dan dengan segera berjalan keluar dari kamar mandi wanita itu, ntah apa yang dipikirkan oleh Peter, namun kepergian Peter membuat Tiara lega.

Mereka berdua cukup beruntung karena tidak ada satu orang pun yang berada di kamar mandi itu.Tiara hanya menatap kepergian Peter, ia bernafas lega setelah kepergian pria aneh itu. Tiara kembali mencuci wajahnya dan mengelapnya menggunakan tisu lalu pergi keluar dari kamar mandi itu.

Tiara kembali berjalan kelasnya, seperti biasa ia akan terus menunduk menatap jalan dari pada menatap sekelilingnya.

Tiara berjalan masuk kelasnya dan terlihat beberapa siswi mengerumuni meja Peter dengan guru yang sudah tak ada lagi.

Tiara hanya menatap sekilas, lalu kembali menunduk dan fokus terhadap buku yang ia baca.

"Eh Tiara kekantin yok!" Ajak Ria yang memang temannya.

Tiara hanya mengangguk, ia pun berjalan keluar bersama ria dan semua itu tidak luput dari pandangan Peter terhadapnya.

"Eh nama kamu Peter kan, yok bro kita main di lapangan!" Ajak seorang cowok yang merupakan ketua kelas dan juga anggota dari tim basket.

Peter pun mengangguk, ia pun pergi bersama dengan cowok yang memanggilnya dan meninggalkan beberapa cewek yang mengerumuninya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!