.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hari ini seperti biasa Casilda mencari buah-buahan di mulut goa yang sekarang telah menjadi spot favoritnya.
Tempat itu benar-benar rimbun dan sejuk serta damai. Uniknya, aura di sekitar goa itu terasa sedikit berbeda dengan wilayah Hutan Keramat lainnya.
Casilda memetik sebuah anggur berwarna hitam dan mencobanya. "Huek! Asaamm!!" Ia menggeliat tidak enak.
Gerakannya itu membuat sebutir buah terjatuh dari keranjangnya dan masuk ke dalam goa. "Ah! Tunggu!" Casilda menaruh keranjangnya di tanah dan mulai memasuki goa itu.
Memang benar, hanya ada satu butir buah saja yang jatuh. Namun, ia adalah orang yang tidak mau rugi. Dirinya dengan cepat berlari untuk mengejar buah yang sedang kabur (?) itu.
"Gotcha! Akhirnya tertangkap juga kau!" Casilda akhirnya dapat menangkap buah yang terjatuh itu. Ia melihat sekeliling. Bagaimana dirinya tidak menyadari bahwa ini adalah goa kristal? Ini sungguh menakjubkan!
"Menakjubkan apanya? Nggak ada buah di sini, nggak seru, ah" kesal Casilda.
Gadis tukang makan itu pun berbalik arah dan menuju pintu masuk goa. Setelah sampai di sana, ternyata pintu masuknya tertutup batu yang sangat besar.
"Demi makanan! Kenapa ada batu di sini?" gerutunya.
(*"demi makanan" memiliki arti sama seperti "ya ampun")
Ia melihat sebuah tulisan di batu yang tertulis 'kau harus mencari harta karun terlebih dahulu untuk dapat keluar dari tempat ini'. Casilda tersenyum kesal. Rupanya goa pun dapat mempermainkannya.
"Oke, siapa takut! Kalau harta karunnya bukan hal yang aku inginkan, jangan salahkan aku jika kau aku hancurkan!" tunjuk Casilda kepada batu itu. Casilda pun kembali memasuki goa, meninggalkan sebuah batu yang sedang sweatdrop karena kelakuan absurdnya.
'Kenapa malah aku?'-Batu.
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
...༺♥༻...
...。☆✼★━━━━━━━━━━━━★✼☆。...
...꧁ ༺ ᴛʜᴇ ʜᴇɪʀᴇꜱꜱ ᴏꜰ ᴛʜᴇ ʟᴇɢᴇɴᴅᴀʀʏ ꜰᴀᴍɪʟʏ༻ ꧂...
.......
.......
...『"ᴘᴏᴋᴏᴋɴʏᴀ, ꜱᴇʟᴜʀᴜʜ ᴋᴇʙᴜꜱᴜᴋᴀɴ ᴋᴀʟɪᴀɴ ᴀᴋᴀɴ ᴀᴋᴜ ᴜɴɢᴋᴀᴘ!"』...
...。☆✼★━━━━━━━━━━━━★✼☆。...
...༺♥༻...
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
.......
Casilda berjalan dengan tegap tanpa menengok ke arah kristal-kristal itu sedikitpun. Ia sama sekali tidak tertarik. Toh, memangnya kristal bisa dimakan? Tidak, kan?
Memang benar, kristal akan sangat mahal bila dijual. Tapi, kristal-kristal itu kan bukan miliknya. Ia tak mau kena azab saat ketahuan mencuri.
Lagipula, walau kristal-kristal itu miliknya, paling akan ia gunakan untuk bahan tambahan dalam membuat pil. Siapa tahu bisa berguna.
Sepanjang jalan, kristal-kristal itu bersinar saat Casilda melewati mereka. Gadis itu merasakan adanya sihir cahaya di dalam kristal-kristal itu.
'Menggunakan kristal sebagai lampu... Sebenarnya orang yang membuat goa ini sekaya apa?' pikir Casilda dengan herannya.
Goa ini adalah goa buatan, bukan goa alami. Dari auranya saja sudah berbeda. Dindingnya dikikis halus dengan sihir dan ketiadaan rumput di dalam goa membuat deduksi Casilda semakin terbukti.
Jika ini adalah goa alami, seharusnya ada rumput-rumput liar yang tumbuh di dalam goa. Tapi, ini tidak. Tidak ada stalagtit di goa dan tidak ada kelembaban di sini. Casilda yakin 100% bahwa goa ini dibuat oleh seseorang jutaan tahun yang lalu.
Tapi masalahnya, siapa?
'Hmph, untuk apa memikirkan hal itu? Sebaiknya aku segera mencari harta karun gaje dan kembali ke rumah untuk membuat pil.'
Casilda menambah kecepatan berjalannya hingga sampai di sebuah jalan buntu. "Demi uang! Malah ada jalan buntu di sini!" geram gadis itu.
Ia menghentak-hentakkan kakinya ke tanah dengan kesal. Sepertinya goa ini memang mempermainkan dirinya.
Gratak
Atau tidak.
Dinding di depan Casilda perlahan mulai runtuh dan memperlihatkan sebuah relief aneh berbentuk panel-panel seperti komik yang menempel di sana. Casilda mendekatkan wajahnya untuk dapat melihat relief itu. Ada gambar ombak, pohon, api, langit malam, dan petir di sana.
Pada panel pertama nampak api tengah membakar hutan. Petir menggelegar dalam gelapnya malam. Ombak berdesir hebat di lautan.
Panel kedua, api yang sebelumnya menyambar seluruh hutan sekarang hanya membakar sebuah pohon hingga hangus, sementara pohon lainnya masih rindang.
Panel ketiga menggambarkan serangan petir yang besar ke seluruh hutan. Api yang semula kecil menjadi sangat besar.
Panel keempat, ombak menerjang hutan itu sampai semuanya tenggelam. Api dan petir itu hilang karena diterjang ombak.
Panel kelima, hutan menjadi semakin subur dan tidak ada api maupun petir yang menyerang.
Panel keenam, akar pohon terlalu banyak menyerap air, membuat lautan yang penuh ombak menjadi berkurang. Langit malam menjadi mendung.
Panel ketujuh, lautan kini benar-benar kering, sementara hutan masih berdiri kokoh di sana.
Panel kedelapan, petir kembali muncul di langit, bersamaan dengan munculnya api di dasar laut yang sudah mengering. Petir, api, dan langit malam berada pada sisi kanan, sementara hutan dan langit siang berada pada sisi kiri.
Casilda menatap relief itu bingung. Apa maksud dari benda gaje yang sama sekali tak bisa dimakan ini?
Sekali lagi, firasatnya mengatakan ada sesuatu yang tersirat dari relief ini. Hutan, ombak, petir, api, dan langit malam menggambarkan sesuatu yang nampak di dunia ini.
Tapi.... Apa?
Tangan Casilda tanpa sadar menyentuh relief itu dan seketika dinding yang tertempel relief itu bergerak ke atas. Sebuah ruangan muncul di depan Casilda. Ruangan itu sangat menyilaukan, entah apa yang berada di sana.
Tanah yang Casilda pijak seolah-olah menjadi miring dan membuat gadis itu terperosok masuk ke dalam ruangan rahasia itu.
Brukk
Tubuh kecil Casilda terjerembab ke dalam ruangan aneh yang tersembunyi. Ia melihat isi dari ruangan itu. Begitu mengejutkan!
Sangat banyak koin emas dan uang-uang kertas di sana. Periasan-perhiasan di sana juga sangat banyak. Semuanya tertimbun menjadi satu seperti gunung yang berkilauan.
Casilda mendecakkan lidahnya. "Ck, kupikir ada bahan-bahan untuk membuat pil di sini, ternyata aku salah" decaknya kecewa.
Ia pun berbalik dan pergi dari ruangan itu. Tiba-tiba sebuah pedang terangkat dan mengarah padanya. Casilda yang memiliki insting yang sangat kuat berhasil menghindari serangan pedang itu.
Pedang yang menyerang Casilda menancap di tanau tepat di depan gadis itu. Pedang itu memiliki bentuk yang sederhana, dengan gagang berwarna hijau tosca tua. Bilah pedangnya memiliki dua warna, hitam dan putih.
Pedang itu memiliki aura aneh yang seolah-olah menyuruh Casilda untuk memegangnya. Tangan gadis itu seperti terangkat sendiri dan memegang gagang pedang itu.
Sriingggg
Cahaya menyebar seketika bersamaan dengan Casilda yang memegang pedang itu. Seketika ruangan penuh harta itu lenyap dan hanya meninggalkan sebuah tempat kosong berwarna abu-abu.
Casilda terheran-heran. Kenapa ruangannya mendadak kosong?
Gadis itu memilih untuk tidak memikirkannya dan melepaskan gagang pedang itu dari tangannya. Eh tunggu tunggu, kenapa tak bisa dilepas?
Casilda mengayun-ayunkan tangannya dengan kuat, namun pedang itu tetap tidak bisa lepas. Dengan berat hati gadis itu keluar dari ruangan dengan membawa pedang aneh itu.
Sepanjang perjalanan menuju mulut goa, ia terheran-heran lagi dengan menghilangnya kristal-kristal tadi. Casilda mengangkat bahunya. 'Paling biaya kontraknya sudah habis' batinnya absurd.
Casilda keluar dari dalam goa. Batu yang menghalangi tadi juga hilang, membuat Casilda sedikit sedih. 'Yaahh, padahal aku ingin menghancurkan batu itu....'
Dirinya pun kembali ke rumahnya. Sepanjang perjalanan ke rumah, para hewan mendadak langsung membungkuk saat melihatnya. Pohon-pohon dengan horornya menepi untuk membuatkan jalan pintas untuk Casilda.
Para makhluk halus pun langsung membungkuk saat bertemu dengan Casilda. Gadis itu merasa aneh. Mereka semua ini kenapa, sih?
Karena merasa ngeri, gadis itu langsung bergegas pulang ke rumahnya yang sederhana. Pedang yang ia bawa ditaruh di sabuk kecilnya untuk memudahkannya dalam berlari.
Tak lama kemudian, Casilda sampai di depan rumahnya dengan terengah-engah. Dirinya capek karena berlari menghindari para makhluk yang mendadak gaje itu.
Cklekk
Casilda membuka pintu rumahnya dan...
Sregg
Brugghh
"APA-APAAN INI?!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments