Flashback On
Setelah menunaikan ibadah shalat magrib, Yusuf memutuskan untuk duduk di halaman depan rumahnya yang nampak sangat asri itu. Kebetulan udara malam ini terasa sangat sejuk, sehingga membuat Yusuf terlena dan mencoba melupakan sejenak permasalahan dalam hidupnya. Sudah hampir satu tahun berlalu. Tapi bayangan wajah cantik Nilam selalu menari-nari dalam benak Yusuf. Senyuman khas milik gadis itu begitu lekat dalam ingatannya. Yusuf berusaha untuk mengikhlaskan keputusan Nilam, yang lebih memilih menikah dengan pria lain daripada menunggu dirinya menjadi sukses. Sempat pikiran buruk terlintas di kepalanya. Yusuf yang masih sangat mencintai Nilam, tidak mau menikah jika bukan dengan Nilam. Bahkan Yusuf berharap jika pernikahan Nilam hanya seumur jagung. Tiba-tiba lamunan Yusuf dibuyarkan oleh suara sapaan dari arah luar.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh," ucap suara seseorang dari luar gerbang .
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh sebentar ya ," jawab Yusuf.
Yusuf lalu beranjak dari tempat duduk nya dan menuju gerbang untuk membuka pintu , serta melihat siapa yang berkunjung ke rumahnya itu.
Saat membuka pintu gerbang, Yusuf tampak kaget mendapati seorang wanita bercadar tengah berdiri di depan gerbang rumahnya. Dia tampak sangat heran, ada keperluan apa wanita bercadar ini datang ke rumahnya.
"Permisi Zahra nya ada pak?" tanya wanita bercadar itu kepada Yusuf dengan nada suara yang sangat lembut.
"Ada di dalam, masuk aja silahkan!" jawab Yusuf yang menjadi kaku karena melihat penampilan wanita itu.
Yusuf pun berjalan lebih dulu dan wanita bercadar itu berjalan di belakang Yusuf.
"Tunggu sebentar ya, saya panggilkan Zahra dulu, silahkan duduk!" pamit Yusuf kepada wanita bercadar itu.
"Iya terima kasih pak ," balas wanita itu dengan tersenyum . Yusuf dapat melihat dari mata wanita itu kalau wanita itu sedang tersenyum.
"Kalau dari matanya sih bisa dibayangkan kalau wanita itu cantik, tapi bagaimana jika ternyata giginya tonggos?" monolog Yusuf didalam hati. Membayangkan itu membuat Yusuf jadi bergidik ngeri.
Yusuf pun lalu menemui Zahra di kamarnya dan segera memberitahukan kepada adik tersayangnya itu, kalau ada wanita bercadar yang sedang mencarinya.
"Ra ada yang nyari Kamu tuh, sekarang orangnya ada di ruang tamu." ucap Yusuf menunjuk ke arah ruang tamu.
"Siapa Mas?" tanya zahra penasaran dengan orang yang mencarinya itu.
"Mas nggak tahu? yang pasti wanita itu mengenakan cadar, " jawab Yusuf sembari mengedikkan bahunya.
"Oalah itu Mbak Dinda Mas, guru bahasa Arab Zahra!" seru Zahra yang kemudian bangkit dari tidurnya dan meninggalkan Yusuf seorang diri di kamarnya.
"Dinda, guru bahasa Arab ternyata pantesan penampilan nya kaya gitu, kelamaan di Arab mungkin dia?" ucap Yusuf dalam hati kemudian keluar dari kamar sang adik dan menuju kamar miliknya.
Di ruang tamu Zahra langsung memeluk erat Dinda, ya nama wanita bercadar itu adalah Dinda Zulaikha.
"Apa kabar Zahra? " tanya Dinda penuh kelembutan.
"Baik Mbak, Mbak apa kabar?"
jawab Zahra yang kemudian bertanya kembali kepada Dinda.
"Alhamdulillah Mbak baik-baik saja, walau beberapa hari ini Mbak agak sedikit sibuk," balas Dinda tetap dengan nada suara yang begitu lembut.
"Zahra maaf sebelumnya, Mbak izin numpang shalat magrib di rumah Kamu boleh? soalnya Mbak belum shalat magrib, takut waktunya terlewat. " izin Dinda yang balas anggukan dari Zahra.
"Ayo Mbak ikut Aku, shalatnya di kamar Aku aja ya Mbak! tapi ambil wudhu nya di samping kamar mandi yang ada di dapur ya Mbak, " ajak Zahra sambil menggandeng tangan Dinda agar mengikuti Zahra.
"Di sini Mbak tempat wudhu nya!" tunjuk Zahra yang kemudian menuju ke kamarnya untuk menaruh tas milik Dinda, serta menyiapkan mukena dan sajadah untuk digunakan Dinda.
Di tempat wudhu dengan sangat khusyuk Dinda mengambil wudhu, tidak lupa dilepaskannya terlebih dahulu cadarnya, tanpa Dinda sadari ternyata Yusuf yang ingin ke kamar mandi tidak sengaja melihat wajah milik Dinda. betapa terkejutnya Yusuf saat melihat keindahan wajah Dinda.
"Subhanallah ada bidadari lagi wudhu." monolog Yusuf dalam hati.
Yusuf begitu terpesona dengan kecantikan Dinda, bahkan karena begitu terpesonanya Yusuf sampai tidak tahu kalau Sang adik tersayangnya menjewer kupingnya, sehingga membuat Yusuf kaget .
"Hayo ngapain? ngintip ya?" tebak Zahra dengan asal bicara,dan membuat Yusuf jadi salah tingkah.
"Siapa uang mau ngintip? Mas mau ke kamar mandi kok! eh...tapi di sana malah ada teman Kamu , jadi Mas tunggu aja di sini sampai teman Kamu selesai wudhu. " jawab Yusuf yang terlihat kalau dia sangat gugup karena kepergok melihat wajah cantik milik Dinda.
Zahra lalu tertawa melihat tingkah laku sang kakak.
"Dasar modus, kalau suka ngomong Mas! jangan jaim gitu. "ledek Zahra yang tidak mendapat respon dari Yusuf. Yusuf pun akhirnya pergi meninggalkan Zahra.
" Aku comblangin mau nggak?" ledek Zahra lagi yang membuat Yusuf tambah kesal dan masuk kembali ke dalam kamarnya. Dia pun merasa puas karena sudah membuat kakaknya itu kesal.
Di dalam kamarnya, Yusuf masih kesal dengan tingkah sang adik yang sudah menuduh dirinya mengintip. Padahal dia tidak berniat mengintip wajah di balik cadar milik Dinda. Tapi siapa juga yang mau melewatkan melihat pemandangan wajah yang cantik seperti bidadari. Kan mubazir, sayang jika di lewatkan.
Yusuf sebenarnya ingin sekali keluar dari kamar, tapi dia malas untuk berdebat dengan adik satu-satunya itu. Sudah pasti yang menang pasti Zahra. Yusuf duduk kembali di kursi yang ada di dalam kamarnya. Pikirannya masih berpetualang dengan apa yang barusan terjadi. Bayang-bayang wajah cantik dan mulus milik Dinda di balik cadar, membuat Yusuf sedikit hilang akal. Karena bayang-bayang itu terus menari-nari dalam benaknya.
"Kok Aku jadi kepikiran gadis itu ya, kaya nggak pernah liat wanita cantik aja sih Aku ini!" liriknya sambil memukul-mukul kepalanya.
Suara canda tawa Ibu, Zahra serta Dinda dari ruang tamu, terdengar hingga ke kamar Yusuf. Dalam kegundahannya, dia berfikir kenapa Dinda bisa langsung akrab dengan sang ibu yang terkenal sangat irit dalam berbicara alias pendiam. Tapi malam itu sang ibu begitu bahagia dengan kehadiran Dinda. Bahkan ibunya yang terkenal kaku selama ini terlihat sangat kocak malam ini.
"Aku baru tahu, kalau Ibu bisa bercanda juga," gumam Yusuf sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Nafi' thook
Nah, inilah jodoh sesungguhnya
2023-03-09
0
Vernon
tadi ngebatinnya bidadari loh suf 🤭. Ngga tongos juga kan giginya ? Jangan dipandangi terus ya suf, dosa soalnya 🤭
2023-01-23
1
⍣⃝ꉣꉣ❤️⃟Wᵃf◌ᷟ⑅⃝ͩ●diahps94●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Alhamdulillah ya Suf, ternyata dia tak tonggos seperti dugaan awalmu. Awas jangan terlalu lama dipandang nanti takut terjerat susah lepas loh. Dari mata turun ke sanubari.
2023-01-23
1