Pov Yusuf
Namaku Muhammad Yusuf Ibrahim , aku terlahir dari seorang ibu yang bernama Ratna Lestari dan nama ayahku Taufik Ismail.
Ayah seorang pensiunan tentara Angkatan Udara dan ibu adalah seorang pengusaha di bidang Garment. Saat aku kecil, kedua orang tua ku sangat sibuk dengan pekerjaan mereka. Sehingga aku terpaksa dititipkan kepada bude Ratih, yang tak lain adalah kakak kandung dari ibuku.
Karena seringnya aku dititipkan dan orang tuaku lelah harus bolak-balik , akhirnya ayah dan ibuku memutuskan agar aku dan adikku Zahra Tania untuk tinggal sementara dan bersekolah di rumah bude Ratih .
Bude Ratih sangat menyayangi kami selaku keponakannya, begitu juga dengan pakde Jamal suami dari bude Ratih, beliau sangat menyayangi kami berdua. Pakde Jamal berprofesi sebagai kepala sekolah di SMA dekat dengan rumahnya. Dan bude Ratih hanya seorang ibu rumah tangga biasa.
Bude Ratih memiliki anak gadis bernama Nayla Clarissa , aku dan Nayla hanya terpaut usia dua tahun.
Tentunya lebih tua aku dibandingkan Nayla. Sedangkan Nayla mempunyai dua adik laki-laki bernama Yoga Pratama dan Rama Pramudya.
Aku dan Nayla masuk di sekolah yang pakde Jamal pimpin.
yaitu SMA Kedamaian.
Di SMA itulah aku bersahabat dengan seorang gadis yang sangat baik kepadaku, walaupun aku dulu berpenampilan sangat cupu dan culun, tapi Nilam selalu memberikan perhatiannya kepadaku, yang membuat aku jatuh hati kepadanya. Nilam mau menjadi sahabatku karena menurut Nilam aku ini orangnya polos bahkan hampir bisa dibilang Naif. Karena kepolosan ku inilah, yang membuat Nilam menjadi nyaman denganku. Nilam gadis yang sangat pintar dan juga cantik, bisa dibilang Nilam itu kembang desa di tempat bude Ratih.
Nilam lahir dari orang tua yang sangat sederhana, kadang sering kali Nilam bersekolah tanpa uang jajan. Akan tetapi, kecerdasan Nilam sungguh luar biasa untuk diacungkan jempol.
Saat kelulusan sekolah, aku beranikan diri untuk menyatakan perasaanku kepada Nilam.
Tapi bukannya menerima ataupun menolak, Nilam malah memberikan tantangan kepadaku.
"Kalau Kamu bisa jadi orang sukses, Aku mau jadi pacar Kamu bahkan jadi istri kamu!" tantang Nilam yang membuat aku bingung.
"Maksudnya?" tanyaku yang masih belum paham dengan arah kata-kata Nilam itu.
"Aku sudah lelah hidup miskin Suf, Aku ingin sekali memiliki suami yang sukses dan kaya, jadi Aku tidak perlu untuk susah-susah bekerja, kalau suamiku kaya tentunya orang tua Ku tidak akan susah seperti sekarang, Aku sudah lelah jadi orang miskin Suf. " jelas Nilam kepadaku .
"Aku lelah tiap hari orang tuaku selalu di datangi koperasi atau rentenir, Aku lelah tiap hari menyaksikan orang tuaku dibentak oleh orang. Hati ini sedih Suf, makanya kalau Kamu mau menjadi pacarku, Kamu harus sukses dulu ya!" Nilam menjelaskan kepadaku tentang derita hidupnya yang semakin membuatku untuk cepat-cepat mengabulkan keinginannya.
"Aku janji Lam sama Kamu, Aku akan mewujudkan keinginan mu dan setelah Aku jadi orang sukses, Aku akan segera melamar Kamu."
janjiku kepada Nilam yang dibalas dengan anggukan dan senyuman manis dari Nilam.
"Iya Aku doakan semoga Kamu jadi orang sukses, Aku tunggu janji Kamu Suf. " ucap Nilam sambil tersenyum a
dengan amat manis.
Janji itu yang mampu membuatku menjadi sukses seperti sekarang. Aku sengaja bekerja dengan sangat keras agar mimpiku dan Nilam cepat terlaksana.
Hanya butuh waktu dua tahun bagiku untuk membuktikan semua janjiku pada Nilam, dari hasil jerih payahku akhirnya aku menjadi seorang pengusaha muda di bidang property dan meubel. Aku menceritakan tujuan ku dan meminta izin kepada ayah dan ibu ku, kalau aku ingin melamar Nilam. Kedua orang tua ku sangat mendukung apa yang menjadi keputusan ku, selagi itu memang yang terbaik untuk ku.
Akhirnya tibalah saat di mana aku akan menemui Nilam untuk melamarnya menjadi istri ku.
Selama aku bekerja keras untuk mewujudkan keinginan Nilam ,aku dan dia sama sekali tidak pernah saling memberi kabar selama hampir dua tahun.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu jam dari rumah ku, akhirnya aku sampai juga di kampung bude Ratih. Tidak ada perubahan yang signifikan dari kampung itu. Sebelum menuju ke rumah Nilam, aku mampir terlebih dulu ke rumah bude Ratih untuk bersilaturahmi.
Sesampainya di rumah bude, aku langsung disambut oleh Nayla yang saat itu sedang bersama dengan temannya itu.
"Assalamu'alaikum," ucapku sembari membuka gerbang rumah bude Ratih.
"Waalaikumsalam... Mas Yusuf!" tanya Nayla yang tidak percaya kalau yang didepannya itu adalah aku, saat itu Nayla sedang berdua dengan temannya dan langsung mencium punggung tanganku. Teman Nayla hanya menundukkan wajahnya tanpa mau menatap kepadaku.
"Bude ada Nay?" tanya ku sambil menyerahkan buah tangan yang aku bawa kepada Nayla, yang di sambut dengan senyuman sumringah oleh Nayla.
"Ada Mas di dalam sedang masak," jawab Nayla.
"Mas ke dalam dulu ya, Mas ingin bertemu bude," ucapku kemudian berlalu pergi meninggalkan Nayla dan temannya di ruang tamu.
Saat melihat ku bude tampak shock, karena melihat aku sekarang yang sudah berubah menjadi laki-laki yang gagah dan keren, tidak ada lagi Yusuf si cupu.
"Bude, " ucapku sembari mencium tangannya. Bude tampak terdiam sesaat melihat wajah dan penampilanku yang baru.
"Ya Allah Gusti, Kamu toh ini Suf, Bude sampai nggak mengenali Kamu loh. Kamu sudah berubah Suf, makin ganteng," ucap bude Ratih bahagia bertemu denganku.
"Bude sehat?" tanyaku kepada bude Ratih.
"Alhamdulillah , Bude dan Pakde Mu sehat semua," jawab Bude yang masih tidak percaya dengan perubahan Ku sekarang.
Akhirnya aku menceritakan maksud dan tujuan ku kembali ke kampung bude.
Bude sangat kaget ketika aku berkata kalau aku akan melamar Nilam.
"Haram Suf, melamar orang yang sudah menikah," ucap bude bagai petir di siang bolong bagi ku.
"Maksud Bude gimana! apakah Nilam sudah menikah?" tanyaku dengan hati yang tak percaya.
"Iya Suf, sekitar satu tahun yang lalu Nilam menikah dengan anak seorang saudagar tanah, Jaka namanya, " jawab bude Ratih.
Aku sangat shock dengan apa yang sudah bude katakan kepadaku.
Dalam hatiku bertanya-tanya kenapa Nilam sampai hati meninggalkanku, padahal kan aku sedang berusaha menjadi seperti yang Nilam inginkan.
Akhirnya aku urungkan untuk melamar Nilam, aku pun pulang dengan langkah gontai masuk kedalam mobil setelah berpamitan dengan bude Ratih dan Nayla.
Sesampainya di rumah aku ceritakan semua informasi yang ku dapat dari bude Ratih. Ibu mencoba menguatkan ku.
"Berarti Nilam itu bukan jodoh Kamu Mas, Kamu masih sangat muda dan sukses Kamu bisa mencari yang lebih dari Nilam, percaya sama Ibu," ucap ibu.
Aku hanya mengangguk saja mendengar ucapan ibu.
Pupus semua harapan ku untuk bersanding dengan Nilam. Apa yang aku impikan selama ini hancur dengan sekejap.
"Kenapa kamu gak sabar nunggu aku Lam?" ucapku dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Nafi' thook
itu tandanya nggak jodoh
2023-03-09
0
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
dan akhirnya nilam menyesal
2023-02-04
1
tria sulistia
ya suf. bukan jodohmu itu
2023-01-26
1