Wanita penggoda? Siapa? Aku?

"Napa cemberut aja? Hahaha, gue bisa tebak, nih kayaknya. Pasti Lo gagal lagi dengan cowok temuan Lo di aplikasi. Iya 'kan?"

Chana hanya diam mendengar ocehan kembarannya. Di antara banyaknya manusia di rumah mewah itu, Sakya memang orang yang paling senang melihat kesengsaraan Chana. Terlebih jika itu berkaitan dengan masalah pria.

"Ha ha ha. Lo harus nyari dukun yang sakti biar itu cowok pada nempel sama Lo."

"Berbisik bener ya Allah. Punya sodara cowok lemesnya melebihi emak-emak komplek."

"Alasan dia apa lagi? Apa dia gak sanggup bayar makanan yang Lo pesen? Atau dia terkejut melihat bodyguard Lo dan lari ketakutan? Atau dia bilang merasa insekyur sama Lo? Atau ... dia kaget liat Lo makan banyak?"

"Kak, bisa gak Lo diem sebentar aja? Maksud gue ... mulutnya tutup sebentar aja. Ini gue lagi kesel sama bapak-bapak."

"Bapak-bapak? Maksudnya cowok temuan Lo itu bapak-bapak?"

"Bukan!"

"Terus?"

Di caffe saat itu ....

Pria itu mendorong kepala Chana dengan telunjuk agar menjauh dari wajahnya.

"Hei, Nona. Modus seperti ini tidak akan berguna untuk menggoda pemimpin kami."

"Modus? Memangnya mengagumi mata dia ini sebuah modus? Modus untuk apa? Anda bilang menggoda? Memangnya saya terlihat seperti wanita penggoda, Pak?"

"Ha ha ha. Biasanya para wanita sering sekali menggoda teman saya ini dengan berbagai cara seperti insiden tidak berguna atau trik murahan lainnya."

Waja Chana yang sudah memerah karena terik matahari, semakin merah karena kesal dengan ucapan pria itu.

"Tolong jaga ucapan Bapak. Saya ini memang tidak bisa menahan diri pada sesuatu hal yang indah, tapi bukan berarti saya ada niat menggoda. Lagi pula kenapa saya harus menggodanya, gak penting banget. Mau dia pemimpin kalian, mau dia presiden pun saya tida peduli."

"Kamu benar-benar tidak tahu siapa dia?"

Chana menggelengkan kepala. "Memangnya dia siapa? Anak pejabat?" tanya Chana polos.

"Maaf, Nona. Ada apa ini?" bodyguard Chana menghalangi tubuh Chana. Dengan tatapan tajamnya, dia menatap dua pria tadi.

"Jika ada masalah katakan pada saya. Apa Nona saya melakukan kesalahan?"

"Ya, dia --"

"Tidak, tadi dia tidak sengaja menendang botol soda dan mengenai kepala saya."

Bodyguard itu menoleh ke belakang pada Chana. Gadis itu tersenyum ketakutan.

"Kalau begitu, saya minta maaf." Bodyguard itu menundukkan kepala sebagai tanda permintaan maaf.

"Tidak apa-apa."

Bodyguard itu langsung membalikkan badan.

"Ayo pulang," ucap bodyguard itu dengan tegas.

Chana berusaha melepaskan diri saat bodyguardnya itu menggendong paksa Chana. Namun, dia sadar itu adalah hal yang mustahil. Untuk itulah dia hanya pasrah sambil tidak berhenti menggerutu.

"Dia bahkan punya pengawal pribadi, apa dia anak bangsawan sepertimu juga, Bos?"

Pria itu menatap Chana tanpa jeda hingga Chana benar-benar luput dari matanya.

"Kenapa lama banget, Bro! Ada masalah?" tanya seseorang yang memakai jaket sama. Jaket club' motor Harley yang sedang nongkrong waktu itu.

"Ada sedikit inside tadi."

"Cewek lagi?"

"Iya, tapi sepertinya dia gadis yang berbeda. Tidak seperti gadis-gadis lainnya. Dia bahkan tanpa malu menatap wajah Willi dari dekat. Dia bahkan terang-terangan mengatakan suka pada matanya. Tapi yang lebih mengejutkannya lagi dia tidak tahu siapa Willi dan dia juga memiliki seorang bodyguard."

"Sudahlah, hentikan membahas masalah tadi. Bagaimana dengan rencana kita untuk touring?"

"Semuanya sudah oke, sih. Logistik untuk dibagikan ke orang-orang tidak mampu dan gelandangan pun sudah siap, tinggal angkut pake kontainer."

"Bagaimana dengan uang cash nya?"

"Sudah dimasukin ke amplop. Masing-masing isinya tiga ratus rebu. Cukup kan?"

"Ada berapa amplop?"

"Kita buat 500 pcs."

"Oke."

"Eh, Will, artis perempuan yang waktu itu tampil di acara donasi, minta nomor telpon Lo."

"Kalian saja tidak memiliki nomor ponselku bukan? Lalu kenapa aku harus memberikannya pada orang yang tidak penting?"

William Henry Ferdinand adalah pemimpin club'motor Harley. Dia seorang pengusaha kaya yang tidak hanya memiliki perusahaan di Indonesia akan tetapi juga di luar negeri.

Pria yang tertutup itu tidak pernah membagikan hal-hal pribadi pada orang lain termasuk nomor telpon. Hanya ada empat kontak di ponselnya.

Untuk urusan bisnis ada asisten khusus yang menanganinya, entah itu telpon, pesan dan lain sebagainya. Untuk pertemanan atau untuk orang-orang yang termasuk sodara di dalamnya, William mempunyai asisten sendiri yang menangani urusan telpon dan pesan.

William selalu mengisi waktu liburannya dengan touring dan melakukan aksi sosial. Dia mengeluarkan dana dari dana pribadinya dan dari teman-temannya, itu pun jika mereka memberikan tanpa diminta.

Keesokan harinya, seperti biasa rumah itu akan heboh dengan suara Iksia yang ribut membangunkan anak gadisnya.

Chana sangat sulit bangun di pagi hari, dia akan bersembunyi di balik selimut tebalnya. Sementara Iksia akan berusaha keras menariknya dari tempat tidur.

Sementara Arzhan dan Sakya hanya akan tersenyum sambil sarapan mendengar keributan dua orang wanita kesayangan mereka.

"Dad, come on. Mom sudah teriak sejak tadi tapi si kebo itu tidak juga bangun."

"Baiklah, dad lihat dulu mereka sedang apa."

Arzhan meninggalkan sarapannya yang belum sempat dihabiskan. Dia berjalan menuju kamar Chana.

"Sayang, sudahlah." Arzhan merangkul pundak istrinya yang sudah kelelahan membangunkan Chana.

"Apa, sih, maunya anak ini. Sudah waktunya dia berangkat ke kampus, masih aja tidur kayak anak kucing."

"Ya sudah, kamu sarapan dulu biar tenaganya kembali penuh."

Arzhan memeluk istrinya sebelum dia keluar dari kamar.

"Dad juga masih ngantuk, ikut bobo dong."

Dengan senyuman di wajahnya, Chana menyibakkan selimut yang semula sangat kuat menutup tubuhnya.

Arzhan berbaring di samping Chana, anaknya itu langsung memeluk erat tubuh daddy-nya.

"Seharusnya kamu segera mencari pengganti Daddy. Haruskah kamu menikah lebih awal?"

"Aku maunya sama Daddy aja. Yang lain nakal."

"Coba cari laki-laki yang ada di dunia nyata, Chana."

"Memangnya aku nyari laki-laki dari dunia ghaib, Dad?"

"Maksud Daddy itu yang benar-benar kamu kenal, yang bisa kamu lihat secara langsung. Tau orang tuanya, tau kebiasaan dan prilakunya. Jangan cari di media sosial. Dunia maya itu penuh tipu-tipu, Honey."

"Ya udah, Daddy cariin pacar buat aku."

"Kalau untuk calon suami, Daddy akan bantu. Tapi untuk pacar, Daddy gak mau. Nanti Mom marah. Mom gak ngizinin kamu atau kakak kamu pacaran kan?"

"Kolot banget, sih Mommy."

"Dia hanya ingin menjaga kamu, Sayang. Mom tidak ingin hal buruk terjadi."

Hal buruk yang pernah kami lakukan. Arzhan berbisik dalam hati.

"Ayo, sekarang mandi dan dandan yang rapi. Nanti Daddy kenalin kamu sama seseorang. Dia itu pelukis handal, dan sangat tampan."

Mendengar ucapan Arzhan, tanpa basa-basi lagi Chana langsung bangun. Dia melompat dari atas kasur melangkahi Arzhan yang sedang berbaring.

"Anak itu," gumam Arzhan, lalu tersenyum.

Terpopuler

Comments

IKa LesTari

IKa LesTari

lanjooooooootttt 🥰🥰🥰🥰

2022-11-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!