"Kamu yang menyebabkan adikku bunuh diri."
Lyla terkejut dan membulatkan matanya saat mendengar penuturan laki-laki asing yang ada di depannya. Tidak mengerti sama sekali dengan apa yang dikatakan oleh laki-laki ini.
"Apa maksud Anda? Aku tidak tahu siapa adik Anda. Kami hanya–."
"Masih tidak mau mengakui?" Laki-laki itu marah dan berjalan dengan sangat cepat ke arah Lyla berada dan mencengkeram pipi gadis itu dengan sangat erat.
"Ini bukti jika kamu ada dengan adikku!" teriaknya dengan keras sambil memperlihatkan foto yang tadi dia lemparkan di hadapan wajah Lyla. Lyla sampai terkejut dan menutup matanya karena takut akan kemarahan laki-laki ini.
"Itu hanya bukti, tapi Anda lupa dengan fakta! Aku benar tidak mengenal adik Anda!" teriak Lyla di antara tangisnya. Melihat air mata yang keluar membasah di wajah Lyla tak lantas membuat laki-laki itu menjadi iba. Dia menghempaskan wajah Lyla cukup kasar. Sakit Lyla rasakan pada wajahnya.
"Di sini, sudah jelas jika kamu ada bersama dengan adikku di hari naas itu. Dan kamu harus bertanggung jawab dengan dia!" teriak laki-laki itu lagi.
"Aku tidak akan bertanggung jawab untuk apapun yang tidak aku lakukan!" jerit Lyla kesal dan marah, air mata yang keluar kini adalah air mata kekesalan akibat keras kepala laki-laki yang ada di hadapannya ini. Lyla menatap nyalang pada laki-laki tersebut.
"Apakah Anda tahu? Anda telah menangkap orang yang salah, Tuan. Aku jelas tidak mengenal siapa adik Anda. Kami hanya bertemu hari itu dan kebetulan kami saling berbicara."
"Tidak mungkin! Aku kenal siapa adikku! Dia tidak akan berbicara dengan orang asing bahkan sampai tertawa seperti itu!" bentak laki-laki tersebut.
Lyla menatap laki-laki tersebut dengan kesal. Entah harus bagaimana dirinya menjelaskan lagi perihal hari itu. Benar dia tidak mengenal adik dari orang ini. Dia hanya sedang duduk di taman dan terlihat sangat sedih sekali, Lyla hanya menawarkan coklat yang dia punya di dalam tasnya.
"Nyatanya Anda tidak mengenal adik Anda dengan baik! Kami memang tidak saling mengenal. Dan apakah Anda yakin jika dia mati karena aku?" teriak Lyla dengan suaranya yang serak.
Mendengar ucapan Lyla membuat laki-laki tersebut kesal dan juga marah, dia kembali mencengkeram Lyla pada bagian lehernya.
"Sakit!" ucap Lyla dengan suara yang tertahan di tenggorokan, sangat sesak sekali karena laki-laki ini membuat dia tidak bisa bernapas dengan baik.
Pria itu tidak peduli meski wajah Lyla sudah memerah karena perlakuannya. "Kamu bilang aku tidak kenal dengan adikku?" tanya pria itu dengan geram.
Satu tamparan dia layangkan dan mendarat tepat pada pipi Lyla sehingga terciptalah cap lima jari pada pipi putih gadis itu.
"Iya! Kamu tidak kenal dengan dia, Brengs*k!" teriak Lyla geram.
Mendengar umpatan yang diberikan Lyla membuat laki-laki tersebut semakin marah, tanpa berpikir panjang lagi dia menarik Lyla dan menarik kedua sisi pakaian Lyla dengan kasar sehingga kancing berwarna putih itu sebagian menggelinding ke lantai.
Terkejut Lyla dengan perlakuan laki-laki asing ini.
"Apa yang kamu lakukan?" teriak Lyla dengan takut.`
Laki-laki itu tidak menjawab dan semakin beringas menarik pakaian itu sehingga ada bagian kain yang robek. Nampak di balik pakaian kemeja putih tersebut menyembul dada Lyla yang padat dan sangat menggiurkan.
"Lepaskan aku, Bangs*t! Aku tidak tahu apa yang kamu maksud!" Lyla menatap laki-laki yang ada di hadapannya dengan marah, tangannya tidak berhenti bergerak mencoba untuk melepaskan tali yang mengikat pergelangan tangannya.
"Lepaskan? Jangan harap! Kamu harus bertanggung jawab atas kematian adikku!"
Laki-laki itu mendekat dan mendorong tubuh Lyla, menunci pergerakan gadis itu sehingga Lyla tidak bisa bergerak di bawah kungkungan tubuhnya.
"Jangan! Aku mohon!" teriak Lyla mulai menangis saat laki-laki tersebut kini telah mendaratkan bibirnya dan membuat kulit tubuhnya sakit. Laki-laki tersebut tidak mendengarkan, melanjutkan perbuatannya dengan penuh napsu dan juga amarah.
"Akh! Aku mohon. Apa yang kamu lakukan?" teriak Lyla. AKan tetapi, semua itu percuma. Laki-laki yang ada di atas tubuhnya kini bagai serigala kelaparan yang tengah menikmati mangsanya.
Laki-laki tersebut membuka tali yang mengait pada belakang tubuh Lyla dan terbebaslah dua buah gundukan dari tempatnya. Matanya menatap dua buah gundukan yang pada salah satunya telah dia berikan tanda, dengan gerakan cepat laki-laki itu menunduk dan kembali menikmati apa yang ada di hadapannya.
Lyla terus menggeliat di bawah tubuh laki-laki tersebut, tangis dan juga rasa takut membuatnya ingin mati saja daripada dia dilecehkan seperti ini.
"Lebih baik bunuh saja aku!" teriak Lyla dengan marah. Kakinya yang sedari tadi terus bergerak tidak juga membuat laki-laki ini melepaskannya. Laki-laki itu berhenti, menarik tubuhnya dan menatap wajah Lyla yang sudah merah padam, deru napasnya terdengar sangat marah.
"Bunuh? Dan kamu akan terbebas dari semua ini?" Dia mendekat sehingga hangat napasnya yang berbau mint terasa jelas pada hidung Lyla. Laki-laki itu memegang dagu Lyla dengan cukup keras. Senyum devil terlihat sangat mengerikan untuk Lyla. "Ayolah, wanita ****** sepertimu butuh uang yang banyak bukan? Aku akan memberikannya padamu setelah terpuaskan olehmu," ucap laki-laki itu dengan tawa menyeramkan. Mata Lyla membulat, dan dia menggelengkan kepalanya. Namun, semua sia-sia tatkala laki-laki itu semakin beringas dan melakukan hal yang lebih lagi.
"Tidak! Akh. Sakit!" teriak Lyla saat sesuatu mendesak pada inti tubuhnya. Rasa perih akibat dari paksaaan laki-laki itu membuat luka pada diri Lyla, bukan hanya luka fisik, tapi luka psikis yang juga dibuat oleh laki-laki tersebut.
...****************...
Jangan lupa dukungannya ya, like, vote, dan hadiah 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 239 Episodes
Comments
epifania rendo
dasar pria gila
2023-02-22
1
Yantisejati
pengin tahu dendam mslh apa
2023-02-19
0
Mommy QieS
OMG!
2023-01-15
1