...-Bertemu lagi-...
Tok tok tok
Suara ketukan pintu kamar membuat Ayli bangkit dari meja belajarnya. Ia baru saja selesai bersiap untuk sekolah. Sekilas Ayli menatap jam dinding di kamarnya.
“Masih jam setengah 6 pagi” gumam Ayli.
Ckleck
Ayli membuka pintu kamar dan sudah ada bi Narmi menunggunya.
“Pagi non, maaf ganggu tidur non Ayli” ucap bi Narmi yang merawat Ayli sejak kecil.
“Ayli dah bangun dari tadi kog bi, ada apa?” Ayli terbiasa bangun di jam 2 atau 3 pagi. Katakanlah ia memiliki gangguan dalam tidurnya.
“Non Ayli ditunggu Den Farrel di ruang makan” ucap bi Narmi membuat Ayli tersenyum sumringah tak percaya.
“Beneran bi?” Tanya Ayli dengan semangat..
“Iya non, Aden nunggu di ruang makan sekarang” jawab bi Narmi.
“Pasti kak Farel mau ajak Ayli sarapan bareng bi, akhirnya penantian Ayli gak sia-sia. Kalo gitu Ayli ambil ransel dulu ya bi” ucap Ayli penuh semangat.
“Iya non”
Ia kembali masuk kamar mengambil ranselnya tak lupa menatap pigora foto sang bunda di samping meja riasnya.
“Kak Farel ajak makan Ayli bun, Ayli sekalian pamit ya bun. Dah bunda”
Ayli berlari kecil menuju ruang makan tak lupa menutup pintu kamarnya. Untung saja pagi ini Ayli sudah siap jadi Farel tidak perlu menunggunya lama.
Di ruang makan Ayli melihat punggung sang kakak yang menyantap sarapan. Tidak masalah jika sang kakak sudah memulai sarapan dulu, mungkin dirinya terlalu lama tadi. Pikir Ayli.
Ayli mengambil duduk di sebrang sanv kakak dimana tempat duduk itu dulunya selalu di tempati sang bunda.
“Selamat pagi kak?” Sapa Ayli tersenyum.
Bukannya menjawab sapaan sang adek, Farel malah membanting sendoknya dengan keras menyebabkan dentingan keras. Farel berdiri menatap tajam Ayli dengan kedua tangannya mengepal.
“SIAPA YANG MENYURUH LO BUAT DUDUK DI KURSI ITU, HAH!!!” bentak Farel.
Ayli bangkit melihat kemarahan sang kakak, dirinya lupa akan satu hal itu. Sang kakak akan marah besar saat kursi yang dulunya di tempati sang bunda di tempati orang lain termasuk dirinya.
Sebegitu bencinya kah Farel padanya.
“Ma-maaf kak Ayli lupa” lirih Ayli menunduk menahan tangis.
Inilah Ayli sebenarnya, sisi lain yang orang luar tidak tau. Ia juga punya rasa takut saat dibentak atau pun diperlakukan kasar. Selama ini hanya topeng yang ia pakai saat diluar, menjadi sosok yang terlihat angkuh, cuek, pendiam dan tidak peduli dengan sekitar.
“Maaf? Maaf lo bilang!!! MAAF LO BAHKAN ENGGAK BISA BALIKIN BUNDA GUA!!! LO INGET ITU!!!” Teriak Farel menggema di ruang makan.
Bi Narmi dan pelayan lainnya hanya bisa diam menatap dari jauh. Tidak ada satu pun yang berani membela Ayli.
Ayli diam menunduk menggigit bibir dalamnya menahan air mata yang mati matian akan keluar.
“Dan apa tadi? Lo gak lagi mikir gua ajak sarapan barengkan? Pede bener otak lo?” cibir Farel membuat Ayli semakin bungkam.
“Diam heh? Ck ck ck, gak usah berharap gua mau sarapan bareng sama lo! Gua nyuruh lo kesini karena gua mau bilangin ke lo untuk jangan pulang di jam 3-5 sore nanti. Temen gua mau main ke rumah. NGERTI LO!” Tekan Farel meraih ranselnya, dia ada mata kuliah pagi ini.
“Iya kak, Ayli ngerti” ucap Ayli menatap mata tajam Farel.
Tanpa berkata lagi Farel pergi begitu saja, lalu Ayli? Gadis itu masih terdiam menghela nafas berusaha menenangkan diri agar tidak menangis dan membuat mata nya bengkak.
“Non” panggil bi Narmi dengan khawatir.
“Ayli berangkat bi” singkat Ayli tanpa menghiraukan panggilan bi Narmi.
Dari pintu utama Ayli melihat Farel yang sudah meninggalkan rumah dengan motor sport kesayangannya. Ayli menghela nafas lelah.
“Non Ayli dah mau berangkat? Mang Ucup anter ya neng?” Suara mang Ucup membuyarkan lamunan Ayli.
Mang Ucup ini ditugaskan untuk mengantar kemana pun Ayli pergi saat sang ayah tidak di rumah, tapi Ayli sendiri yang sering jalan kaki atau naik bus. Sesekali Ayli juga mau di antar sopir pribadinya itu.
“Iya” singkat Ayli masuk ke dalam mobil yang sudah siap di pagi hari.
Sampai di depan gerbang sekolah Ayli turun tanpa berucap apa pun dan mang Ucup sudah terbiasa dengan anak majikannya itu.
“Hah kasian non Ayli” gumam mang Ucup sebelum menjalankan mobil.
Ayli memakai earphone nya saat memasuki area sekolah. Moodnya pagi ini sudah hancur jadi ia tidak mau semakin hancur setelah mendengar hinaan mereka.
Berjalan santai dengan wajah angkuhnya seakan tidak terjadi apapun.
Sampai sebuah tarikan menahan lengannya. Sontak Ayli menghempaskan tangan orang itu dengan kasar. Ayli menatap sengit pria yang sialnya membuat ia teringat kejadian kemarin pagi.
“Hay, kita bertemu lagi” sapa pria itu tapi tak terdengar di telinga Ayli yang memakai earphone.
Ayli diam berlalu begitu saja membiarkan pria itu sendiri. Banyak yang melihat kejadian tadi dan itu cukup membuat Ayli tidak nyaman.
Di sisi lain pria yang ternyata Kaivan itu tersenyum menatap punggung gadis yang ia temui kemarin. Kaivan tidak menyangka akan secepat ini bertemu dengan gadis cuek bebek itu.
Kaivan kira salah melihat tapi ternyata tidak, ia pun bergegas ke ruang kepala sekolah. Yaps Kaivan baru saja pindah hari ini, ia akan mengabiskan masa SMA nya di SMA NEGRI RENVARICA ini.
Kaivan mengetuk pintu lalu masuk tanpa menunggu perintah dari dalam.
“Ck, kau telat 10 menit” ketus pria yang tak lain pamannya sendiri, pemilik sekolah ini.
“Maaf paman” senyum Kaivan pada pamannya adik dari sang ayah, paman Sam.
“Baiklah, pak Kamil ini Kaivan yang saya ceritakan tadi. Tolong awasi ponakan saya satu ini ya, hukum saja jika dia berbuat nakal jangan ada kata sungkan atau pun mengistimewakannya” jelas paman Sam pada kepala sekolah.
“Baik pak, kami akan memberikan yang terbaik” jawab pak Kamil.
“Ya sudah, Kaivan kamu masuk aja sana. Di depan sudah ada bu Ika wali kelas kamu. Belajar yang bener ya” ucap paman Sam menepuk bahu Kaivan.
“Siap paman, kalo gitu Kaivan pamit dulu. Permisi”
Kaivan keluar dan benar saja sudah ada wanita seumuran mamanya menunggu. Sedikit perkenalan dengan wali kelasnya, Kaivan mengikuti langkah bu Ika di belakang sambil sesekali bu Ika menjelaskan ruang apa saja yang mereka lewati. Wali kelas yang ramah pikir Kaivan.
Kaivan membaca papan kecil di atas pintu kelas baru nya.
XII IPA 1
Kelas yang tadinya terdengar ramai seketika hening saat menatap bu Ika yang masuk dengan Kaivan dibelakangny.
“Selamat pagi semua” sapa bu Ika.
“Selamat pagi bu” jawab satu kelas.
“Oke, kali ini kita kedatangan teman baru. Silakan perkenalkan namamu” pinta bu Ika.
Kaivan diam sejenak menatap gadis di pojok kelas yang lebih asik melamun menatap keluar cendela.
“Kaivan Rafandra Adhitama, pindahan dari Belanda dan salam kenal semua” ucap Kaivan tersenyum tipis memperkenalkan diri.
Pandangannya tak lepas dari objek yang menurutnya lebih menarik dari yang lain.
Seketika kelas kembali gaduh membuat bu Ika harus menenangkan muridnya.
“Oke tenang semua, lanjutkan perkenalan kalian nanti. Dan Kaivan kamu bisa duduk di bangku yang kosong” ucapan bu Ika.
“Baik bu, terima kasih” ucap Kaivan.
Seketika kelas kembali hening menatap kasian pada Kaivan. Para siswi berdoa agar Kaivan terhindar dari kesialan.
“Hay, kita sekelas juga ya” sapa Kaivan membuat gadis di sampingnya menoleh.
Raut wajah terkejut sangat terlihat di wajah gadis itu, Kaivan tersenyum menatapnya.
...****...
.
.
.
.
...Kaivan & Ayli...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments