Di saat yang bersamaan, sang adik terlihat sangat kesal karena kakaknya tidak kunjung kembali.
Restu menanyakan Rasta kepada Rindu.
"Kak? dimana kakakku?" tanya Restu kesal. Dia menggerutu, bibirnya monyong.
"Ada, dia sedang ada di kamar mandi," ujar sang gadis.
"Bohong, pasti kakak pergi kan? Huaaaa!"
Benar ternyata apa yang dikatakan oleh seorang pria menyebalkan bernama Rasta itu.
Sang adik menangis sampai guling-guling di lantai.
"Huaaa ... aku mau ikut kakak! cuma mau kakak!"
Sang adik sangat sayang pada kakaknya, meski keduanya sangat senang bertengkar, tapi kenyataannya kedua orang itu sangat akur dan solid.
"Sayang, jangan nangis ya? kakakmu setelah ke kamar mandi nanti akan beli martabak. Kau suka kan?" ungkap sang gadis.
"Iya Kak Rindu, tapi aku sangat ingin kakak ada di sampingku, aku tidak mau ditinggal! Kakak!!!! Huaaaa!"
Saat adiknya masih saja menangis, Rasta tiba-tiba hadir dengan senyum yang merekah.
Sang adik langsung diam.
"Kak, darimana?" tanya Restu yang masih berada di lantai, dia kesal karena ditinggal pergi oleh kakaknya.
"Aku dari kamar mandi dan langsung beli martabak manis."
Dia sudah mengkode sang gadis agar mengatakan satu kalimat yang sama.
Akhirnya sang gadis merasa sangat senang sebab Restu bisa mendapatkan kebahagiaannya lagi setelag menangis cukup lama.
.
.
.
Taman belakang ...
Restu berpamitan ingin main bersama Alpa setelah beberapa menit lalu bercanda dengan sang kakak dan Rindu sambil makan martabak manis.
"Kak, aku sudah kenyang dan sekarang ingin main bersama Alpa, apakah kakak mengizinkan aku pergi?" tanya Restu dengan wajah yang sangat manis.
Restu terlihat sangat memaksa, sang kakak tidak mau terlalu banyak bicara dikarenakan pasti akan membuat sang adik menangis.
Dia membiarkan Restu untuk bermain dengan Alpa kembali.
Lalu Rasta memanfaatkan keadaan.
"Rindu?" ucap Rasta.
"Ya, ada apa?" jawab Rindu.
"Kau mau kemana?"
"Pergi lah, aku mau ambil minum."
"Boleh minta waktunya bentar, bisa tidak?"
"Untuk apa?"
"Aku merasa ada yang aneh dengan Erin," ucap Rasta yang mencoba untuk membuat bahan pembicaraan.
"Erin tidak aneh, aneh gimana sih?"
"Ini, dia punya teman cowok, dia itu katanya punya nomormu."
"Oh, cowok yang sering ganggu aku itu? padahal juga gak kenal, kepo banget dia, kan jadinya kesel."
Rindu sudah memberikan satu hate komen kepada Rasta, pria itu mencoba untuk menjadi orang lain agar mendapatkan hati Rindu.
Secara Rindu memang tipenya.
"Iya, dia adalah temanku. Aku juga sangat kesal dengan orang itu, selain tidak tahu diri juga membuatku sangat menderita, harusnya aku berada dalam kehidupan yang nyaman, tetapi karena dia, aku harus menutup segala akses pria yang ada di dalam hatiku."
Sang gadis terpaksa mengatakan apa yang ada di hatinya karena selama ini, dia sangat mendesak.
"Kau jangan ember lho, karena aku rasa kau sangat dekat dengan orang yang merasa paling itu, cowok menyebalkan!"
Sang pria memang tidak banyak bicara karena dia juga ahli dalam urusan jahil.
"Aku akan tutup mulut saat kau memberikan aku nomor ponselmu."
"Ye, modus."
"Ya kalau kau tidak mau aku memberitahukan kepadanya, aku pasti diam tapi beri nomot ponselmu biar kita makin akrab saja."
"Terserah kau saja!"
"Tapi nanti saja, aku ingin menikmati taman yang ada di depan kita."
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments