Lanjut atau sudah?

Selepas dari mengambil baju kotor, Gio merasa aneh dengan perasaannya.

Dia semakin ingin tahu tentang seorang gadis yang sudah memiliki kekasih seperti si Cleo.

"Aku tidak mau menjadi orang yang merebut atau melakukan tindakan kejahatan seperti mencintai atau menyukai gadis yang sudah memiliki kekasih."

Gio masih fokus dnegan jalanan, tetapi dia juga fokus dengan Cleo.

Sepanjang perjalanan menuju rumahnya, dia terlihat sangat pusing dan kalut sebab pertemuan pertama itu sangat mengesankan baginya.

Apalagi Cleo menjadi satu bangku dan satu kelas dengannya.

Ini menjadi satu keberuntungan atau satu hal yang akan membawanya dalam kesusahan.

Sesampainya di rumah ...

Gio turun dari motor dan segera memberikan satu tas besar berisi baju kotor milik anak kos kepada sang ibu.

"Ini bu," ucap Gio.

"Oke, terima kasih ya sayang. Wah kau murung? ada apa sayang?" tanya sang ibu merasa aneh dengan sang putra yang selalu ceria, tetapi tiba-tiba murung.

"Aku tidak apa-apa, hanya saja ada yang aku pikirkan."

Sang putra masuk ke dalam rumah, namun sang ibu mencegahnya.

"Kau mendapatkan godaan dari penghuni kos itu ya?" tanya sang ibu.

"Tidak ibu, aku hanya merasa ada yang salah denganku. Maaf ya bu, aku mau istirahat," jelas sang putra sambil masuk ke dalam rumah dengan perlahan.

Dia yang sangat galak, langsung menelpon salah satu gadis yang ada di tempat kos.

"Hay nak, kenapa anakku murung setelah pulang dari kosan kalian?" tanya sang ibu dengan nada yang cukup garang.

"Tadi Gio datang dan diam saja, kami tidak tahu bu Heni," jawab si Anggi, orang yang ditelpon oleh nyonya Heni.

"Awas ya kalau sampai kalian menggoda Gio,"

Sang ibu seperti preman saja, dia sangat luar biasa dalam melindungi anaknya.

"Iya bu Heni, kami tidak akan macam-macam dengan anakmu."

"Bagus!"

Sang ibu mulai tenang sekarang, dia segera melakukan pekerjaannya.

"Ibu?" panggil sang putra yang kembali lagi.

"Katanya mau istirahat, kok datang lagi? memangnya kau membantu ibu?" ucap sang ibu berharap.

"Aku kemari memang ingin membantu ibu dan tidak akan membiarkan ibu kecapekan."

"Kau sangat baik sayang."

Sang putra tersenyum, dia sangat senang dengan apa yang dilakukan oleh Gio.

Saat Gio membantu ibunya.

Muncul sebuah pertanyaan yang tidak biasa.

"Bu, kalau kita suka dengan seorang gadis yang memiliki kekasih apakah boleh?"

"Kalau belum menikah masih sah-sah saja. Jika sudah menikah ya jangan. Kena tilang sama suaminya nanti."

"Waktu itu aku bertemu dengan seorang gadis yang seumuran denganku. Dia ada di bis yang sama denganku, lalu dia membuat hidupku amburadul karena telah masuk ke dalam relung hati terdalam."

Sang putra sambil membantu menyetrika baju, juga curhat.

"Ih, anak SMA sudah cinta-cinta. Kalau menurut ibu, kau tidak perlu melanjutkan perasaan itu, kau harusnya fokus dengan sekolahmu. Ibu sudah membiarkan kalung dan gelang ibu untuk membayar sekolahmu. Kau akan membuat ibu kesal dan malu?"

Sang ibu memberikan fakta yang sebenarnya agar seorang Gio mau menjadikan dirinya anak yang berbakti kepada seorang ibu.

Ibu yang selama ini telah melahirkan dan merawat Gio sampai sebesar ini.

"Iya, kalau hal itu pasti. Ibu tidak perlu cemas. Namun, aku sedang merasa ada suatu hal yang harus aku selesaikan."

"Kau sudahi saja."

"Ibu!"

"Iya sudahi saja. Sana tidur saja, aku tidak suka kau membantu ibu tapi pikiranmu ada di luar angkasa."

"Astaga ibu, aku ingin membantu bu."

Dua orang anak dan ibu itu terus saja berdebat, mereka tidak tahu ada yang mengintai.

"Ini rumah pelakor itu," ucap seorang wanita dengan gaya elegan tapi sangat mewah.

"Menurut penyelidikan iya, di sini ada nyonya Heni menjadi pengusaha laundry mandiri. Si Gio sekolah di SMA Permata."

"Oh, jadi dia sekolah di dekat sini saja."

Sang wanita merupakan istri kedua yang tidak tahu diri.

Namanya nyonya Debora.

Wanita kaya raya yang dipilih oleh ayah Gio.

"Iya, nyonya. Saya sudah menyelidiki mereka dan hari ini sempat bertemu dengan tuan."

"Apa? suamiku bertemu dengan wanita miskin?"

"Menurut apa yang aku dengar iya nyonya."

"Okelah, jika pelakor itu mau merebut suamiku, silahkan saja. Namun, harta warisan hanya milikku dan anakku! semua perusahaan atas namanya, akan aku ganti kepemilikannya! Huh, awas saja! aku akan membuat mereka semuanya menderita! Jalan pak!"

Nyonya Debora belum ingin menyerang nyonya Heni, dia masih ingin mendapatkan informasi lebih detail lagi karena selama ini sang suami belum mau mengakui mengenai sosok Heni dan anaknya.

...

Kos Cewek ...

"Aku harus menghubungi Gio," ucap sang gadis.

Namun, dia teringat akan ibunya sang pemuda yang galak.

"Tapi bagaimana jika aku mendapatkan masalah? nyonya Heni sangat galak dan garang, bisa di makan aku nanti."

Sang gadis sempat galau, tetapi dia segera melakukan aksi nekat.

"Bodo amat!"

Sang gadis segera menghubungi Gio.

'"Gio?"

"Siapa ini?"

"Aku Cleo."

"C-?"

"Iya ini aku."

"Mau apa?"

"Aku mau berteman denganmu, aku mau tidak?"

"Aku ... Aku ... Aku!"

"Kenapa aku, aku?"

"Tidak ada apa-apa, aku hanya ... hanya."

"Hanya apa?"

Panggilan telepon langsung di tutup begitu saja.

Sang gadis kembali menghubungi nomor sang pemuda, tetapi tidak ada jawaban.

"Huh, apa dia tidak mau berteman denganku?" ucap sang gadis merasa sedih.

Hingga dia melempar ponsel ke atas ranjang, dia duduk di tepinya, dering ponselnya tiba-tiba terdengar nyaring.

Tanpa pikir panjang, sang gadis segera menjawab panggilan itu.

"Halo Gio?" ucap sang gadis.

"Siapa Gio?" jawab sang penelpon yang ternyata bukan Gio.

Cleo menatap ponsel dan ternyata Rasya yang menghubunginya.

"Ada apa?" tanya Cleo kesal.

"Aku yang seharusnya yang bertanya padamu! siapa Gio?"

"Aku tidak mau berdebat, tolong kau jauhi aku."

"Jauhi bagaimana? Aku sudah minta maaf dan dia bukan kekasihku, kami sedang ada urusan dan kebetulan bertemu, Cleo! Aku sayang kau!"

"Sudahlah Ras, aku sudah bosen mendengar kau mengatakan cinta, sayang. Bahkan kau mengantarku pulang juga sebenarnya baru bertemu dengan dia kan?"

Sang gadis segera menutup panggilan telepon itu karena Cleo sudah mulai muak dengan segala kebohongan yang sang pemuda katakan kepadanya.

Cleo menangis, dia meras sakit hati karena sangat sayang Rasya juga, tapi sudah tiga kali dikhianati.

Lelah rasanya.

"Jika kau bisa setia, aku tidak akan pernah kabur kemanapun, aku akan tetap bersamamu dalam satu kesempatan. Aku juga akan sayang denganmu seperti dulu," batin sang gadis sambil menahan rasa sakit di dalam dada.

Dia tidak bisa diam, dia memang harus berani melawan.

*****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!