Berawal dari baju kotor.

Setelah baju kotor dari anak kos cewek terkumpul, kini giliran Gio pulang, tapi sebelum pulang, dia terkejut kala Cleo meminta nomor ponsel dari Gio.

"Untuk apa?" tanya Gio mulai gemetaran.

Dia terlalu dekat dengan Gio, membuat jantung tidak terkondisikan.

"Kau merasa senang kan dekat denganku?" goda Cleo dengan senyum manisnya yang mampu meluluhkan hatinya yang keras itu.

Gio tidak menjawab, dia terlihat menghindar dan Cleo meminta ponsel Gio.

"Pinjam ponselmu."

"Untuk apa?'

"Pinjam bentar."

Gio ragu untuk memberikan ponsel itu kepada Cleo, tetapi karena Cleo memaksa, akhirnya Gio memberikannya.

Setelah ponsel Gio ada di tangan Cleo, gadis itu terlihat menyimpan nomor ponselnya ke dalam ponsel si Gio.

Gio benar-benar tidak habis pikir dengan apa yang ada di dalam otak si Cleo.

Dia memang ingin mengenal lebih jauh tentang seorang Cleo, tetapi pada akhirnya Gio harus menahan malu seperti ini karena dia tidak bisa pulang lebih cepat.

Justru Gio harus mendapatkan siksaan seperti sekarang ini, dia sangat pusing ketika berada di dekat Cleo.

Meskipun Gio sangat mengangumi Cleo, dia sadar diri akan posisinya.

"Gio, aku sudah menyimpan nomor ponselmu, kau telepon aku ya nanti?"

"Ha?'

Gio seperti orang linglung, saat ponsel ada di tangannya.

"Kau tidak perlu menelponku, aku saja yang menelponmu nanti," ucap Cleo sambil masuk ke dalam kamar kosnya.

Sedangkan Gio masih terbengong-bengong dia sangat tidak paham apa yang terjadi pada dirinya.

"Aku merasa hidup ini penuh dengan sebuah kejutan. Aku bahkan tidak ingin dekat dengannya, justru Tuhan memberikan kesempatan ini, hanya saja aku tidak mau menjadi orang yang akan terlibat permasalahan dengan seorang murid dari sekolah lain itu. Lebih baik aku segera pulang dan memberikan kotak baju kotor ini kepada ibuku. Aku sekalian membantu ibu, mumpung tidak ada tugas," ujar Gio sambil tancap gas meninggalkan kos cewek itu.

Setelah Gio pergi, Cleo terlihat duduk bersama penghuni kos yang lain, kebetulan mereka berlima ada di kamar Cleo.

"Si cupu itu sudah pulang?" tanya Anggi, salah satu penghuni kos yang paling cerewet.

"Jangan bilang cupu dong, kan dia sebenarnya ganteng, hanya saja tertutup kacamata tebal serta gaya rambut dan baju yang sangat kuno. Dia juga baik, lucu dan pemalu," jawab Cleo.

Kelima temannya saling bertatapan, mereka heran dengan selera Cleo, si cantik yang memiliki standard tidak bagus dalam memilih seorang murid yang dia kagumi.

"Kau sudah putus dengan Rasya?" tanya Anggi memastikan.

"Aku dan Rasya tidak pernah ada hubungan, dia hanya main-main saja. Dia mengantungkan hubungan ini, dan tiba-tiba selalu pergi tanpa sebab," jawab Cleo merasa tersiksa dengan sikap Rasya yang demikian.

"Jika tidak suka, kau tinggalkan saja. Kau jadian dengan si cupu itu saja, kutu buku yang sangat culun. Gayanya saja tidak banget," ujar yang lain.

Semua teman Cleo terlihat tidak setuju dengan apa yang dilakukan oleh gadis itu, secara Rasya dan Cleo sudah dekat sejak dulu.

Hubungan dua orang itu juga sangat harmonis, jadi membuat mereka berlima tercengang kala mengetahui fakta yang sebenarnya bahwa seorang Cleo hanya menjalani hubungan tanpa status yang jelas.

"Cleo, tadi dia mengantarmu pulang, dia sangat manis, tapi kau diam saja?" tanya Anggi heran.

"Aku sangat senang dia mengantarku, tetapi semalam dia kepergok jalan dengan gadis lain yang merupakan adik kelasku saat SMP. Ini sangat mengesalkan," jelas Cleo memberikan alasannya.

"Cleo, kau harus tahu satu hal, jika kau tidak suka dengan Gio, tolong jangan permainkan perasaannya, kasihan dia karena tidak tahu apa-apa."

Anggi mencoba memberikan satu hal, nasehat yang akan berguna di kemudian hari.

"Iya, aku paham."

Cleo hanya ingin berteman saja, tidak ada niat lain.

Dia merasa Gio adalah laki-laki yang tulus, jadi dia tertarik untuk mengajak Gio berteman dengannya.

*****

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***