BAB 4

"Ibu, Minah minta tolong jangan bilang seperti itu pada Mila. Dia nggak tahu soal itu. Tidak ada anak yang salah, ini kesalahan saya dan Rohim, jadi tolong, Bu. jangan ikut campur urusan rumah tangga saya." mohon Aminah pada ibunya.

"Yang seperti ini gampang di kibulin. Ibu seperti ini juga karena ibu sayang sama kamu. Selama ini ...."

"Selama ini aku yang menjadi kedua bagi mereka. Kalau saja ibu tidak memaksa kak Rohim menikahiku. Kalau saja ..."

"Cukup! ibu tidak mau kamu mengungkit hal itu lagi." Nenek Seruni meninggalkan kediaman putrinya.

Sarah mendengar neneknya menutup pintu sangat keras. Gadis 20 tahun itu menemui ibunya. Tampak Bu Aminah habis menangis.

"Bu," Sarah mendekap ibunya.

"Kakakmu bagaimana, Sarah?"

"Kak Mila tertidur, Bu. Sepertinya dia syok sekali. Sebenarnya, apa benar yang di bilang nenek?"

"Enggak, Sarah. Kalian bertiga anak ibu."

"Maafkan ibu, nak. Ibu belum bisa menceritakan soal kakakmu." batin Bu Aminah.

"Sarah, ibu mau bicara."

"Soal apa, Bu?"

"Soal Anjas dan Rudi." kata Bu Aminah.

Sarah hanya mendengus kecil. Dia juga bingung soal hal itu. Jujur dia juga Jenuh pada hubungannya dengan Rudi. Tapi untuk move on, nggak harus sama kakaknya juga kan? seperti tidak ada lelaki lain saja. Walaupun dulu dia juga sempat suka sama Anjas.

"Bu, sekarang Sarah hanya memikirkan kuliah dulu. Tidak memikirkan soal pernikahan. Rudi tahu kalau kami harus lebih giat lagi kuliahnya. Sarah rasa dia juga belum mau nikahi aku, bu. Rasanya nggak tepat saja kalau nanti Sarah harus menerima Anjas. Sementara kak Mila terluka."

"Walaupun sebenarnya aku juga suka sama kak Anjas." batin Sarah.

"Ibu, senang kamu bisa berpikir positif melihat hal ini. Ibu sudah tidak respek sama keluarga Anjas. Bagaimana dia bicara seperti itu di depan kakakmu dan juga di depan kita keluarganya. Anjas juga tidak membela Mila atau datang lagi menyelesaikan masalah ini."

"Bu, Sarah mau siap-siap. Sebentar lagi mau ke kampus."

Sarah masuk ke kamarnya untuk mengganti baju. Mila sudah tidak ada di kamar adiknya. Sarah tidak terlalu mencari kemana sang kakak. Toh, kakaknya sudah sangat dewasa dan tidak perlu terlalu di cemaskan.

"Kak Mila mana?" tanya Sarah pada Lala yang sedang di dapur.

"Ke tempat kak Eva." jawab Lala sambil menyeruput susu coklat.

"Oh," Sarah langsung pamit pergi ke kuliah.

Sampai di kampus, Sarah langsung turun dari angkot hijau B2. Angkot yang menjurus ke areal kampus universitas Bengkulu di bagian belakang. Untuk area daerah kandang limun memang termasuk ramai.

Kampus induk Universitas Bengkulu (Unib) berlokasi di jalan Kandang Limun. Di lokasi yang akrab di telinga masyarakat setempat sebagai kawasan Unib belakang ini berdiri kokoh dua gerbang. Gerbang masuk bertuliskan huruf Universitas Bengkulu yang sangat besar adalah pintu utama menuju kampus ini. Sementara di sekitar gerbang belakang akan menemukan jejeran kios fotokopi dan tempat makan.

"Kenapa tidak hubungi aku ketika mau ke kampus?" Sarah kaget saat mendengar sapaan dari belakang.

"Ya Allah, Rudi. Kamu bisa nggak nyapa dulu?"

"Aku tadi dah nyapa kamunya diam saja. Mikirin apa? kak Anjas?"

"Apaan, sih kamu?"

"Kamu yang apaan semenjak di lamar kak Anjas kamu jadi jauhi aku."

"Aku nggak dilamar, Rudi. Kak Mila yang ..."

"Tapi ibuku maunya kamu yang jadi mantunya."

"Jadi? kamu maunya apa?"

"Entahlah, aku mau nya kamu menolak mereka. Karena aku sangat mencintaimu. Tapi kalau kamu mau menerima mereka. Kita selesai." Jawab Rudi.

"Oke, kita selesai." Sarah pergi meninggalkan Rudi di gedung belajar dua.

Seminggu kemudian

Selama bumi masih berputar dan kita masih bisa bernapas barangkali tidak ada satu pun dari kita yang siap dengan kehilangan ataupun terbiasa dengan duka. Kehilangan merupakan kata atau sesuatu yang sebisa mungkin kita hindari. Sesuatu yang tidak ingin kita alami.

Tapi apa daya, manusia tidak bisa memilih apa yang akan terjadi pada dirinya. Kehilangan kekasih, kehilangan sahabat ataupun kehilangan keluarga dekat tidak pernah menjadi menyenangkan. Semuanya tetap sama.

Meninggalkan luka yang berbekas di hati dan pikiran.Kematian merupakan salah satu takdir dari Allah yang akan dialami oleh setiap makhluk yang hidup termasuk manusia.

Kehilangan yang pertama tentunya masih bisa kita tolerir. Kita masih bisa melakukan upaya untuk mengembalikan kepada dirinya yang semula. Paling tidak apa yang berubah dari dalam dirinya dapat kita maklumi sedikit demi sedikit.

Tanpa penghakiman tentu saja. Namun bagaimana halnya jika kita harus merasakan kehilangan yang mengharuskan kita menerima kenyataan bahwa kita tidak bisa lagi bertemu, mengobrol, bercerita ataupun mencicipi masakan yang ia buat. Sedih dan duka mendalam. Barangkali tidak ada kata lain.

Kematian adalah takdir seluruh makhluk, manusia ataupun jin, hewan ataupun makhluk-makhluk lain, baik lelaki atau perempuan, tua ataupun muda, baik orang sehat ataupun sakit.

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali Imran : 185).

Bendera kuning sudah berkibar di depan rumah Bu Aminah. Tampak para warga sudah memenuhi kediaman ibu Aminah. Beberapa orang memakai baju putih dan baju hitam. Nenek Seruni terus saja menangis sosok di balik selendang jenasah. Bukan saja nenek Seruni, kedua anak Bu Aminah Lala dan Sarah juga menangisi kepergian ibunya.

Hanya Mila yang mencoba kuat. Dia bisa saja menumpahkan air matanya. Hanya saja Mila berusaha tegar. Di pandangi kedua adiknya yang masih bersedih. Mila duduk di samping jenasah ibunya. Membaca surat-surat ayat suci Al-Qur'an.

"Ini semua gara-gara kamu, Mila. Aminah sudah kuat menerima anak seperti kamu. Tapi kenapa kamu selalu membuat Aminah kesusahan. Kamu memang pembawa sial." batin nenek Seruni.

"Aku janji akan menjaga kedua adikku,bu. Aku janji akan membawa mereka menjadi anak yang sukses dan membanggakan ibu.Mila minta maaf kalau selama ini banyak menyusahkan ibu." kata Mila sambil mengusap kain pembungkus sang ibu.

Setelah berbagai proses akhirnya bu Aminah di makamkan di TPU Merawan. Semua pelayat memenuhi area pemakaman. Mendoakan bu Aminah agar di lapangkan kuburnya. Mila masih duduk di dekat gundukan tanah merah. Air matanya yang tadi tertahan kini dia tumpahkan.

"Kak Mila ayo, kita pulang." ajak Lala.

"Biarkan saja. Kalian pulang sama nenek." Nenek Seruni menarik Lala meninggalkan Mila sendirian di pemakaman.

"Tapi, Nek,"

"Nenek bilang pulang. Mila itu sudah besar, sudah tua umurnya. Mau dia pulang atau tidak itu bukan urusan kita."

"Lala pulang duluan, kakak masih mau disini sama ibu."

*

*

*

Maaf ya part nya masih sedih. Tapi nanti bakal ada kebahagiaan untuk Mila.

Terpopuler

Comments

Luh Somenasih

Luh Somenasih

kasihan mila thor..

2024-04-02

0

ZasNov

ZasNov

Kasian Mila.. Sekarang sudah tidak ada lagi yang membela dan melindunginya dari kebencian sang nenek..

2023-06-06

0

ZasNov

ZasNov

Ya ampun, selalu aja Mila yang disalahin. Ga kasian gitu sama anaknya yang baru meninggal.. 😭😭

2023-06-06

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 BAB 1
3 BAB 2
4 BAB 3
5 BAB 4
6 BAB 5
7 BAB 6
8 BAB 7
9 BAB 8
10 BAB 9
11 BAB 10
12 BAB 11
13 BAB 12
14 BAB 13
15 BAB 14
16 BAB 15
17 BAB 16
18 BAB 17
19 BAB 18
20 BAB 19
21 BAB 20
22 BAB 21
23 BAB 22
24 BAB 23
25 BAB 24
26 BAB 25
27 BAB 26
28 BAB 27
29 BAB 28
30 BAB 29
31 BAB 30
32 BAB 31
33 BAB 32
34 BAB 33
35 BAB 34
36 BAB 35
37 BAB 36
38 BAB 37
39 BAB 38
40 BAB 39
41 BAB 40
42 BAB 41
43 BAB 42
44 BAB 43
45 BAB 44
46 BAB 45
47 BAB 46
48 BAB 47
49 BAB 48
50 BAB 49
51 BAB 50
52 BAB 51
53 BAB 52
54 BAB 53
55 BAB 54
56 BAB 55
57 BAB 56
58 BAB 57
59 BAB 58
60 BAB 59
61 BAB 60
62 BAB 61
63 BAB 62
64 BAB 63
65 BAB 64
66 BAB 65
67 BAB 66
68 BAB 67
69 BAB 68
70 BAB 69
71 BAB 70
72 BAB 71
73 BAB 72
74 BAB 73
75 BAB 74
76 BAB 75
77 BAB 76
78 BAB 77
79 BAB 78
80 BAB 79
81 BAB 80
82 BAB 81
83 BAB 82
84 BAB 83
85 BAB 84
86 BAB 85
87 BAB 86
88 BAB 87
89 BAB 88
90 BAB 89
91 BAB 90
92 BAB 91
93 BAB 92
94 BAB 93
95 BAB 94
96 BAB 95
97 BAB 96
98 BAB 97
99 BAB 98
100 BAB 99
101 BAB 100
102 BAB 101
103 BAB 102
104 BAB 103
105 BAB 104
106 BAB 105
107 BAB 106
108 BAB 107
109 BAB 108
110 BAB 109
111 BAB 110
112 BAB 111
113 BAB 112
114 BAB 113
115 BAB 114
116 BAB 115
117 BAB 116
118 BAB 117
119 BAB 118
120 BAB 119
121 BAB 120
122 BAB 121
123 BAB 122
124 BAB 123
125 BAB 124
126 BAB 125
127 BAB 126
128 BAB 127
129 BAB 128
130 BAB 129
131 AFTER WEDDING (Panji dan Echa)
132 BAB 130
133 BAB 131
134 BAB 132
135 BAB 133
136 BAB 134
137 BAB 135
138 BAB 136
139 BAB 137
140 BAB 138
141 BAB 139
142 BAB 140
143 BAB 141
144 BAB 142
145 PART 143
146 BAB 144
147 BAB 145
148 BAB 146
149 BAB 147
150 BAB 148
151 BAB 149
152 BAB 150
153 BAB 151
154 BAB 152
155 BAB 153
156 BAB 154
157 BAB 155
158 BAB 156
159 BAB 157
160 BAB 158 (Final part)
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Prolog
2
BAB 1
3
BAB 2
4
BAB 3
5
BAB 4
6
BAB 5
7
BAB 6
8
BAB 7
9
BAB 8
10
BAB 9
11
BAB 10
12
BAB 11
13
BAB 12
14
BAB 13
15
BAB 14
16
BAB 15
17
BAB 16
18
BAB 17
19
BAB 18
20
BAB 19
21
BAB 20
22
BAB 21
23
BAB 22
24
BAB 23
25
BAB 24
26
BAB 25
27
BAB 26
28
BAB 27
29
BAB 28
30
BAB 29
31
BAB 30
32
BAB 31
33
BAB 32
34
BAB 33
35
BAB 34
36
BAB 35
37
BAB 36
38
BAB 37
39
BAB 38
40
BAB 39
41
BAB 40
42
BAB 41
43
BAB 42
44
BAB 43
45
BAB 44
46
BAB 45
47
BAB 46
48
BAB 47
49
BAB 48
50
BAB 49
51
BAB 50
52
BAB 51
53
BAB 52
54
BAB 53
55
BAB 54
56
BAB 55
57
BAB 56
58
BAB 57
59
BAB 58
60
BAB 59
61
BAB 60
62
BAB 61
63
BAB 62
64
BAB 63
65
BAB 64
66
BAB 65
67
BAB 66
68
BAB 67
69
BAB 68
70
BAB 69
71
BAB 70
72
BAB 71
73
BAB 72
74
BAB 73
75
BAB 74
76
BAB 75
77
BAB 76
78
BAB 77
79
BAB 78
80
BAB 79
81
BAB 80
82
BAB 81
83
BAB 82
84
BAB 83
85
BAB 84
86
BAB 85
87
BAB 86
88
BAB 87
89
BAB 88
90
BAB 89
91
BAB 90
92
BAB 91
93
BAB 92
94
BAB 93
95
BAB 94
96
BAB 95
97
BAB 96
98
BAB 97
99
BAB 98
100
BAB 99
101
BAB 100
102
BAB 101
103
BAB 102
104
BAB 103
105
BAB 104
106
BAB 105
107
BAB 106
108
BAB 107
109
BAB 108
110
BAB 109
111
BAB 110
112
BAB 111
113
BAB 112
114
BAB 113
115
BAB 114
116
BAB 115
117
BAB 116
118
BAB 117
119
BAB 118
120
BAB 119
121
BAB 120
122
BAB 121
123
BAB 122
124
BAB 123
125
BAB 124
126
BAB 125
127
BAB 126
128
BAB 127
129
BAB 128
130
BAB 129
131
AFTER WEDDING (Panji dan Echa)
132
BAB 130
133
BAB 131
134
BAB 132
135
BAB 133
136
BAB 134
137
BAB 135
138
BAB 136
139
BAB 137
140
BAB 138
141
BAB 139
142
BAB 140
143
BAB 141
144
BAB 142
145
PART 143
146
BAB 144
147
BAB 145
148
BAB 146
149
BAB 147
150
BAB 148
151
BAB 149
152
BAB 150
153
BAB 151
154
BAB 152
155
BAB 153
156
BAB 154
157
BAB 155
158
BAB 156
159
BAB 157
160
BAB 158 (Final part)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!