Byan tertawa geli hingga perutnya terasa sakit. Dia hampir syok mendengar permintaan Jasmine yang menyuruhnya untuk menghalalkannya, alias menikahinya. Byan tidak habis pikir, bagaimana mungkin dia menikah sedangkan dia saja lelaki bebas dan sering pindah-pindah tempat sesuka hatinya. Ya, dari segi kekayaan memang Byan mengelola perusahaan cabang di berbagai negara. Makanya dia suka pergi kemana pun dia mau. Ke satu kota ke kota lain, dan sering pulang pergi ke Luar Negeri.
Jasmine tertunduk malu, dia menyesal karena tidak seharusnya meminta pada Byan untuk menikahinya. Itu artinya sama saja dengan Jasmine yang melamar Byan. Ya bagaimana lagi, Jasmine terpaksa melakukannya karena dia tidak ingin melakukan zina seperti yang diinginkan Byan, tidak ada cara lain selain menikah.
Byan memegang bahu Jasmine lalu mendekat ke telinganya dan membisikkan sesuatu.
"Hei, dengarkan gue baik-baik. GUE NGGAK AKAN PERNAH MENIKAH DENGAN WANITA MANAPUN DAN TIDAK ADA ANAK DARI WANITA MANAPUN," jelas Byan menekan kata-kata diakhir kalimatnya.
Byan beralih menatap wajah Jasmine berhadapan.
"Jadi jangan pernah meminta gue untuk nikahi loe," ujar Byan menegaskan.
Jasmine diam seribu bahasa. Dia menyadari jika permintaannya sangat konyol pada Byan. Jasmine benar-benar malu pada dirinya sendiri.
"Ini bukan pertama kalinya wanita seperti loe meminta gue menikahi mereka, ada banyak wanita bahkan dikalangan wanita berkelas yang cantik dan seksi pun gue tolak, jadi loe paham kan maksud gue?" jelas Byan dengan matanya yang menelisik tubuh Jasmine dari atas ke bawah lalu menggelengkan kepalanya.
Tanpa Byan sadari, perkataannya itu ternyata menyinggung perasaan Jasmine.
"Jadi maksud loe ... gue itu nggak berkelas dan nggak seksi? Ya, gue paham ... paham banget malah, loe itu ganteng, kaya dan mungkin hanya seorang bidadari yang mampu loe nikahi, ya kan?" Jasmine cemberut dan merasa dirinya terhina.
Byan tak peduli apa yang dikatakan oleh Jasmine. Byan hanya ingin Jasmine pergi darinya jika wanita itu tak mengizinkan Byan menyentuhnya.
"Ayo, sekarang ke luar dari sini. Biar gue yang bawa tas loe!" Byan menarik tangan Jasmine, dan kali ini Byan benar-benar membawa Jasmine ke luar dari apartemennya.
"Lepasin ... gue mohon tolongin gue. Ini yang terakhir gue minta tolong ke loe, gue janji," pinta Jasmine memohon dengan lirih.
Byan menghela nafasnya, lagi-lagi Byan tak peduli pada permohonan Jasmine. Byan sulit ditaklukan, jadi percuma jika Jasmine memohon bahkan bersujud di kakinya, itu tidak akan mengubah prinsip seorang Byan jika keinginannya tak terpenuhi.
"Gue nggak peduli sekeras apapun loe memohon, loe harus jauh-jauh dari gue!"
Byan tetap membawa Jasmine ke luar dengan paksa hingga sampai depan parkiran mobilnya.
"Loe masuk dan duduk dengan tenang, ok!" titah Byan saat membuka pintu mobil untuk Jasmine.
Jasmine diam mematung, dia memutarkan otaknya merencanakan sesuatu. Jasmine wanita yang cerdas, dia tidak akan menyerah, Jasmine selalu berusaha mencoba kembali jika sesuatu yang diinginkannya gagal dia dapat. Ya, mungkin sama halnya seperti Byan.
Jasmine harus tinggal di apartemen Byan bagaimanapun caranya. Maka Jasmine akan melakukan hal yang aneh atau hal gila sekalipun tetap akan dia coba lakukan walaupun itu memalukan. Semuanya sudah terlanjur.
Dengan cepat Jasmine menarik tangan Byan dan berpura-pura minta tolong pada orang lain, mengikuti adegan di film yang pernah dia tonton. Jasmine mulai membuka sedikit baju di bagian bahu kanannya dan sedikit mengacak-acak rambutnya agar terlihat berantakan.
"Tolong, tolong, tolongggg!" teriak Jasmine yang kali ini berpura-pura memeluk Byan agar terlihat meyakinkan.
"Apa yang kau lakukan Jasmine?" tanya Byan heran dan belum menyadari apa yang dilakukan Jasmine.
Jasmine begitu pandai berakting. Bagaimana tidak, dia jagonya di kelas drama saat sekolah dulu. Dan seperti saat ini, teriakannya membuat sukses semua orang berdatangan ke arah mereka berdua.
"Ada apa?" tanya lelaki berbadan besar tinggi.
"Apa yang terjadi, Nak?" tanya wanita paruh baya yang berjilbab panjang.
"Iya, ada apa dengan kalian?" tanya orang-orang yang telah berkerumun disana secara bergantian.
Jasmine memulai aksinya di hadapan mereka semua dengan drama yang akan dia mainkan.
"Sa-saya telah dinodai oleh lelaki ini. Tolong saya Pak, Bu. Lelaki ini sudah melecehkan saya," ujar Jasmine mengadu sambil menangis terisak dengan aktingnya.
Byan kaget bukan main dengan apa yang telah diucapkan oleh Jasmine.
"Wah, ternyata wanita ini lebih licik dari yang gue bayangkan, shittt!" batin Byan mencoba tenang.
Sementara orang-orang yang berada di sana melihat kondisi Jasmine yang mereka percayai bahwa memang telah terjadi pelecehan, akhirnya membantu Jasmine menengahkan masalahnya yang telah direncanakan dengan matang.
"Ini tidak bisa dibiarkan. Kalau begitu saya laporkan polisi sekarang!" ujar lelaki dengan pakaian kemeja biru.
"Iya, Pak laporkan saja ke polisi," ujar ibu-ibu yang membawa tas Hermes dengan geram.
Byan sangat panik dan wajahnya mulai memerah. Dia berlari pun percuma, dan membela diri pun tak mungkin, karena acting yang Jasmine lakukan begitu membuat orang-orang sekitar percaya padanya. Tapi sebisa mungkin Byan menahan amarahnya. Byan ingin melihat sampai mana Jasmine membuat kekacauan kegilaannya itu.
Bukan keinginan Jasmine memasukkan Byan ke polisi. Jasmine harus bertindak dan angkat bicara secepatnya.
"Jangan Pak, Bu ... kalau melapor polisi prosesnya cukup sulit. Jadi saya hanya ingin lelaki ini menikahi saya secara siri. Tolong bantu saya Bu, Pak!"
Jasmine berusaha menangis dan berharap ada yang membantunya demi persembunyian aman dari kejaran kakak tirinya.
"Benar-benar licik! Lihat saja loe Jasmine, gue akan balas perbuatan loe ini," batin Byan mencoba bersikap tenang.
Ada satu orang wanita paruh baya yang memakai jilbab panjang menghampiri Jasmine.
"Begini saja, kebetulan suami saya seorang penghulu dan sekarang dia ada di rumah. Saya akan meminta pada suami saya untuk menikahkan kalian. Bapak-bapak disini sudah cukup sebagai saksinya. Mari ikut saya, Nak!" ujar ibu paruh baya itu dengan lembut sembari memegang tangan Jasmine.
Deg
Byan panik setengah mati sedangkan Jasmine begitu tenang dan lega.
Jasmine dituntun oleh dua orang wanita sedangkan Byan dituntun oleh tiga orang lelaki yang kebetulan berada di kawasan apartemen yang sama. Byan hanya pasrah dan tidak bisa berbuat macam-macam apalagi lari dari sana.
Sedangkan Jasmine begitu tenang karena setidaknya ada tempat untuk berlindung sekaligus melindungi dirinya sementara waktu.
"Rasain loe, Byan. Loe udah kasih pilihan sulit ke gue. Dan inilah jawabannya," Jasmine bersorak gembira dalam hati sembari melirik Byan yang wajahnya terlihat menahan amarah.
Byan menyadari bahwa apa yang dia rencanakan tidak sesuai harapannya. Niat untuk menjebak Jasmine malah dia sendiri yang dijebak balik oleh Jasmine. Senjata makan tuan. Byan kalah telak. Ternyata Jasmine lebih cerdik dan lihay memainkan perannya dibanding Byan. Byan sangat menyesali itu hingga Byan pun memikirkan siasat untuk membalas dendam pada Jasmine.
"Sial, kenapa jadi gue yang masuk perangkap wanita licik ini? Baiklah, gue turuti permainan loe, Jasmine!" batin Byan mendendam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Happy Love
beneran kancil emang😁
2023-01-30
0
saya dijah
tuh akibat suka ngejebak orang eh malah kebalik ke diri sendiri deh tuh
2022-12-05
1
IpenUpen
buahahahaha....frustasi dong byan
2022-11-30
1